Salin Artikel

Berpakaian Adat Jawa, Sejumlah Umat Non-Muslim di Kabupaten Semarang Ikut Takbir Keliling

Semua anggota, laki-laki dan perempuan yang terdiri dari berbagai usia, membawa obor, kembang mayang, bendera merah putih, dan panji pataka berkeliling dusun. Alat musik yang dimainkan menambah meriah takbir keliling tersebut.

Takbir keliling tersebut ternyata tak hanya diikuti anggota sanggar yang beragama Islam. Beberapa anggota sanggar yang beragama non-muslim turut memeriahkan takbir keliling.

Salah satunya bernama Octiana Sindhu Tio Puspito. Mahasiswi Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga tersebut mengaku senang berpartisipasi dalam takbir keliling Sanggar Budaya Condrowinoto.

"Baru pertama kali ikut takbir keliling, pengalaman yang menyenangkan karena ini bagian dari toleransi," ujarnya, Sabtu (21/4/2023).

Pengelola Sanggar Budaya Condrowinoto Eropeana Puspitasari mengungkapkan energi budaya yang terbangun dengan baik mampu memersatukan umat yang memiliki keyakinan berbeda.

"Kita tidak mencampuradukkan agama, bagimu agamamu dan bagiku agamaku. Tapi ketika ada umat yang memiliki keyakinan lain turut berbahagia dengan perayaan hari besar, tentu kita menyambut sebagai keluarga," katanya. 

Dia menekankan pentingnya saling menghormati dan toleransi dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika.

"Wajah Indonesia yang penuh damai merangkum semua kepercayaan, tapi kita adalah jatidiri Jawa maka takbiran ini memakai pakaian adat jawa," kata Ana.

https://regional.kompas.com/read/2023/04/21/224610578/berpakaian-adat-jawa-sejumlah-umat-non-muslim-di-kabupaten-semarang-ikut

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke