Salin Artikel

Oknum Polisi Diduga Aniaya Guru di Merauke, Awang: Lepas Tembakan ke Tanah, Saya Bilang "Ampun, Pak"

Video penganiayaan guru SD Inpres di Merauke itu juga beredar di media sosial.

Sempat lepas tembakan

Seorang guru honorer bernama Awang Kristian Irawan mengaku dia dan rekannya sempat dianiaya oleh oknum petugas Polsek Jagebob pada 7 Maret 2023.

"Saya dan Pak Guru Herman baru tiba di rumah Pak Sukiman tidak lama kemudian datang tiga orang anggota polisi berpakaian preman, tanpa bertanya salah satu diantaranya langsung memukul saya secara berulang-ulang," kata Awang, Minggu (2/4/2023).

Salah satu oknum polisi berinisial M, bahkan disebut sempat melepaskan tembakan ke tanah sebanyak tiga kali. Beruntung peluru tidak mengenai korban.

"(Oknum polisi) Melepaskan tembakan ke arah tanah tepatnya di depan posisi saya yang saat itu karena takut saya langsung tunduk dan katakan 'saya minta ampun Pak'," terang Awang.

Persoalan jual beli sapi

Awang menjelaskan, kejadian ini diduga berawal dari salah paham mengenai jual beli sapi.

Seorang warga bernama Sukiman mengaku sebagai pemilik sapi. Dia mengira sapinya telah dicuri dan dijual kepada Awang.

Kejadian itu pun lalu dilaporkan ke Polsek Jagebob.

"Hari Senin (6/3/2023), kami semua yang terlibat dipanggil ke Polsek untuk dimintai keterangan namun kami mengambil keputusan untuk diselesaikan secara kekeluargaan akhirnya kami semua dipulangkan," terangnya.

Namun pada Selasa (7/3/2023) sekitar pukul 13.30 WIT, setelah pulang mengajar datang dua anggota polisi ke rumah Awang dan meminta agar dirinya bersama sang ayah mertua untuk kembali ke Polsek Jagebob.

"Sampai di Polsek, kami hanya dimintai KTP tanpa memberikan keterangan kenapa kami dipanggil dan oknum petugas polisi meminta kami untuk tidak pulang melainkan menginap di salah satu ruangan yang ada di Polsek tersebut," jelasnya.

Diduga dianiaya

Dia menjelaskan, selanjutnya teman Awang yang merupakan sesama guru bernama Herman menjenguk dan mengajak dirinya kembali ke rumah orang yang menyebut dirinya pemilik sapi.

Tujuannya agar persoalan itu bisa diselesaikan secara kekeluargaan.

Namun, lanjutnya, sesampainya di rumah orang tersebut, mereka mengaku didatangi oleh tiga oknum anggota polisi yang langsung melakukan aksi kekerasan kepada Awang dan temannya.

Herman mengaku melihat oknum polisi berinisial M memukuli Awang namun dirinya tidak dapat melakukan pembelaan karena takut dengan sang oknum anggota polisi yang saat itu memegang senjata api.

"Saya melihat teman saya dipukuli dan diinjak namun saya tidak bisa melerai karena takut oknum polisi saat itu memegang pistol," ungkap Herman.

Keluarga Awang akan membawa masalah ini ke ranah hukum dan telah meminta bantuan dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) di Merauke.

Perihal sapi tersebut, menurut Awang, adalah kesalahpahaman.

Warga yang mengaku pemilik sapi mengira hewan ternak tersebut adalah miliknya. Padahal hewan itu ialah milik seorang warga bernama Budi. Masalah kepemilikan sapi pun telah diselesaikan secara kekeluargaan.

3 orang diperiksa

Kapolres Merauke AKBP Sandi Sultan mengatakan, tiga orang polisi telah diperiksa buntut dugaan penganiayaan tersebut.

"Tiga orang anggota polisi telah diperiksa oleh Paminal dan sang guru juga telah menjalani pemeriksaan nanti hasilnya akan saya sampaikan," kata Kapolres Merauke.

Dia pun menyelidiki motif di balik dugaan penganiayaan tersebut.

"Kalau guru ini betul melakukan tindakan kriminal di luar dari pekerjaannya akan saya tindak lanjuti, namun jika tidak berarti ada hal-hal yang perlu saya tindak lanjuti terkait dengan anggota yang melakukan tindakan di luar prosedur," tandas dia.

https://regional.kompas.com/read/2023/04/03/080708478/oknum-polisi-diduga-aniaya-guru-di-merauke-awang-lepas-tembakan-ke-tanah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke