Salin Artikel

[POPULER NUSANTARA] Anak Perwira Polisi Diduga Aniaya Mahasiswa | Guru Dipecat Usai Kritik Unggahan Ridwan Kamil

Shehan adalah mahasiswa kedokteran Universita Islam Sumarera Utara. Sementara terduga pelaku asalah anak seorang perwiar polisi di Polresta Deli Serdang.

Setelah penganiayaan terjadi, terduga pelaku menawarkan uang R[ 15 juta sebagai tanda damai.

Sementara di Cirebon, seorang guru honorer asal Cirebon, Jawa Barat dipecat dari dua sekolah tempat ia mengajar usai mengkritik unggahan Instagram Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.

Sabil mengatakan, setelah komentarnya di-pin Ridwan Kamil, banyak netizen yang mengirimkannya pesan cacian.

Dua berita tersebut menjadi perhatian pembaca Kompas.com dan berikut lima populer Nusantara selengkapnya:

1. Anak perwira polisi diduga aniaya mahasiswa

Seorang Taruna Akademi Militer (Akmil) berinisial MZH dilaporkan ke Polrestabes Medan dan Polisi Militer Medan, Sumatera Utara, usai diduga menganiaya mahasiswa kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara (UISU), Teuku Shehan Arifa Pasha.

Paman Shehan, Teuku Yose Mahmudin Akbar mengatakan, setelah menganiaya Shehan, MZH yang diduga anak perwira polisi di Polresta Deli Serdang itu, sempat menawarkan uang Rp 15 juta sebagai tanda damai.

Namun, tawaran tersebut ditolak keluarga Shehan karena uang itu tidak sepadan dengan biaya pengobatan korban yang mengalami luka cukup parah

"Tapi bukan itu, anaknya telah memukul anak kami. Kami mau memaafkan anaknya supaya enggak ribet-ribet, tapi caranya begitu, terkesan menghina. Nawarin Rp 10 juta, dinaikan Rp 15 juta, ada mediator yang nawarin," sebutnya.

Ia juga menyampaikan, karena tidak ada itikad baik dari pelaku dan kondisi korban yang semakin memburuk, keluarga korban memutuskan untuk melaporkan kejadian itu.

Sabil berkomentar dalam unggahan terbaru Ridwan Kamil yang memberi apresiasi siswa di Tasikmalaya karena patungan membeli sepatu kepada teman sekelasnya, Selasa (14/3/2023).

Saat dikonfirmasi, Sabil mengatakan, setelah komentarnya di-pin Ridwan Kamil, banyak netizen yang mengirimkannya pesan cacian.

"Banyaklah komen netizen pada nyerang, baik di-postingan RK (Ridwan Kamil). Bahkan postingan IG aku. Sampai menandai lembaga tempat aku bekerja dengan kalimat kasar," kata Sabil saat dikonfirmasi lewat pesan singkat, Rabu (15/3/2023).

Tak hanya itu, Sabil yang tercatat sebagai guru di dua SMK di Cirebon, menjalani dua kali sidang dengan keputusan diberhentikan dari dua sekolah tersebut.

"Alhamduliallah, per hari ini saya sudah dikeluarkan," ucap Sabil.

Emil juga mengatakan tidak melakukan apa pun terhadap Sabil.

"Saya tidak melakukan apa-apa ya. Mungkin ada yang melaporkan atau gimana. Pada dasarnya kritik mah boleh-boleh aja. Saya kan selalu menjawab, kalau mengkritik boleh, kalau tidak sopan ya harus sopan, gitu aja. Bahwa sekolahnya melakukan sebuah tindakan, kan di luar kewenangan saya," ujar Emil saat ditemui di Kuningan, Jawa Barat, Rabu (15/3/2023).

Terkait alasan komentar Sabil di-pin atau disematkan di bagian paling atas profil IG, Emil menyebut hal itu untuk mengedukasi.

"Oh gini, Kang, kalau saya nge-pin, itu saya sedang mengedukasi kepada orang-orang yang kadang komennya enggak pakai fakta. Saya klarifikasi, sebenarnya itu," kata Emil.

Emil kemudian membalikan pertanyaan, terkait bolehkah berkomentar atau menyampaikan kata kasar.

"Jadi pertanyaan, saya tanya ke akang, kita mengizinkan enggak orang berbicara kasar? Kan enggak. Nanti ditiru, makanya diedukasi," ujar Emil.

4. Taruna AKMIL dilaporkan ke polisi

MZH, seorang Taruna Akademi Militer (Akmi) dilaporkan ke Polrestabes Medan dan Polisi Militer Medan usai diduga menganiaya mahasiswa kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara (UISU), Teuku Shehan Arifa Pasha.

Shehan didampingi pamannya melapor ke Denpon I/5 Medan. Ia tampak berjalan dengan pelan akibat dari penganiayaan tersebut.

Shehan mengatakan, penganiayaan yang dialaminya bermula saat dia bersama dengan dua teman wanitanya menaiki mobil keluar dari Kompleks Tasbih I menuju Jalan Setia Budi Medan, Sabtu (18/2/2023).

Tiba-tiba mobilnya diadang mobil lainnya. Dua orang keluar dari dalam mobil yaitu Taruna Akmil MZH dan adiknya berinisial Z.

Korban bertanya kepada MZH yang ternyata dikenalnya saat masa sekolah alasan memberhentikannya. Taruna Akmil itu menjawab bahwa ada yang hendak dibicarakan.

Shehan keluar, tapi tiba-tiba korban langsung dihajar oleh MZH dan Z hingga babak belur. Shehan mengalami luka dan mendapatkan empat jahitan di pelipis mata dan kepalanya mengalami cidera akibat pukulan.

Pihaknya kemudian berusaha meminta bantuan dari pemerintah pusat agar problematika mengenai infrastruktur jalan dapat segera tertangani.

"Tidak dimungkiri pembangunan jalan di Kabupaten Blora memang belum semuanya tuntas. Kami sangat berharap pemerintah pusat bisa ikut membantu pembangunan infrastruktur daerah," ucap Arief kepada wartawan, Selasa (14/3/2023).

Arief menjelaskan, jalan kabupaten yang diusulkan dapat anggaran Inpres Jalan dari Kementerian PUPR antara lain Jalan Randublatung-Getas diusulkan Rp 75 miliar, Getas-batas Ngawi diusulkan Rp 20 miliar, Sumber-Mojorembun diusulkan Rp 7 miliar, Temulus-Sumber diusulkan Rp 22 miliar, dan kelanjutan Wulung-Klathak diusulkan Rp 25 miliar.

Sedangkan jalan provinsi yang ada di Kabupaten Blora, yang diusulkan bersama Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Jateng agar mendapatkan Inpres Jalan dari Kementerian PUPR, antara lain Jalan Purwodadi-Wirosari-Blora total usulan sekitar Rp 240 miliar dan Jalan Singget Doplang-Randublatung-Cepu diusulkan sekitar Rp 60 miliar.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Muhamad Syahri Romdhon, Aria Rusta Yuli Pradana | Editor : David Oliver Purba, Khairina)

https://regional.kompas.com/read/2023/03/16/055500278/-populer-nusantara-anak-perwira-polisi-diduga-aniaya-mahasiswa-guru-dipecat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke