Salin Artikel

Ketika Belasan Warga Binaan Bapas Kelas II Bogor Tempuh Perjalanan 9 Jam demi Belajar Budidaya Anggur di Purworejo

Para warga binaan ini menempuh 9 jam perjalanan untuk sampai di Desa Rejowinangun, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Desa yang terletak di bagian utara Kemiri ini memang terkenal dengan sentra produksi bibit unggul di Purworejo.

Kedatangan mereka juga didampingi sejumlah petinggi PT Beliver Karya Indonesia, sebagai perusahaan pendamping warga binaan. Para warga binaan ini dijadwalkan selama 3 hari di Purworejo.

Kedatangan mereka disambut antusias oleh pihak desa di balai desa setempat. Sebelum diberikan pelatihan budidaya anggur, mereka diajak berjalan-jalan di kebun anggur milik salah satu petani di desa tersebut.

Erfan Maulana Salim, salah satu warga binaan mengaku baru pertama kalinya ikut pelatihan budidaya anggur. Ia mengaku senang bisa mengikuti progam yang digagas oleh Bapas Kelas II Bogor dan PT Beliver Karya Indonesia ini.

"Di sini kita belajar cara membudidayakan tanaman anggur dari cara okulasi, pembibitan hingga panen," kata Erfan saat ditemui di sela-sela kegiatan pada Selasa (14/3/2023) siang.

Erfan menyebut, progam ini sangat baik karena dapat memberikan ilmu baru terhadap warga binaan. Ia berharap bisa menerapkan ilmu yang ia dapatkan kelak saat ia sudah selesai menjalani rehabilitasi.

"Harapannya bisa lebih bermanfaat lagi, pengen jadi pengusaha anggur," kata Erfan.

Belasan warga binaan ini selama 3 hari akan mendapatkan pelatihan dari petani anggur desa setempat. Tak hanya pelatihan, mereka juga akan diajarkan terjun langsung praktik cara membudidaya anggur.

Direktur Utama PT Beliver Karya Indonesia, Betania Eden Thenu mengatakan, Purworejo dipilih menjadi pusat belajar budidaya anggur karena sudah terbukti keberhasilannya. Bahkan di desa ini ratusan jenis bibit buah diproduksi.

Dengan kerja sama antara Bapas Kelas II Bogor, PT Beliver Karya Indonesia, dan petani anggur di Desa Rejowinangun, ia berharap warga binaan dapat berwirausaha dibidang pertanian dan perkebunan.

"Kita senang bisa men-support mereka, apalagi nanti mereka (warga binaan) bisa membuka lapangan kerja dan memberikan perannya di masyarakat," kata Betania.

Betania menyebut, pelatihan-pelatihan kepada warga binaan ini diharapkan dapat menghasilkan warga yang kompeten untuk berwirausaha. Sehingga nantinya warga binaan ini dapat diterima di masyarakat dengan baik.

"Kita adakan pelatihan-pelatihan agar mereka kembali ke masyarakat sudah menjadi tenaga yang punya kualitas dan bisa berdayaguna bagi masyarakat," kata Betania.

Sementara itu Somad, salah satu trainer pelatihan mengatakan, para warga binaan ini akan diajari budidaya anggur dari pembibitan hingga panen. Untuk itu mereka juga memberikan pengetahuan terkait varietas mana saja yang bagus untuk dibudidayakan.

Somad menyebut, budidaya anggur ini sangat menjanjikan, dalam sekali panen ia mampu menghasilkan 110 kg buah anggur segar. Buah sebanyak itu hanya dihasilkan dari luas lahan sekitar 17 X 9 meter saja.

"Saya kira ini usaha yang bagus bagi warga binaan, selain masih jarang yang membudidayakannya, anggur juga lumayan mahal untuk harga jualnya, ditingkat petani saja 1 kg kita jual Rp 100.000," kata Somad

https://regional.kompas.com/read/2023/03/14/221138878/ketika-belasan-warga-binaan-bapas-kelas-ii-bogor-tempuh-perjalanan-9-jam

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke