Salin Artikel

Atraksi Budaya Pasola di Sumba Barat Berujung Ricuh, 2 Warga Terluka

Akibatnya, dua warga setempat terluka akibat terkena lemparan batu.

"Kejadiannya kemarin siang sekitar pukul 11.30 Wita," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah NTT Komisaris Besar Ariasandy, kepada Kompas.com, Selasa (14/3/2023).

Ariasandy menjelaskan, permainan ketangkasan saling melempar lembing kayu dari atas kuda itu mulai digelar pada Senin pukul 04.00 Wita.

Acara diawali dengan ritual pemanggilan nyale (cacing laut) di Pantai Pahiwi oleh Rato atau tokoh adat di Sumba Barat.

Selanjutnya dilaksanakan Pasola Pantai sebagai simbol dimulainya atraksi Pasola. Pelaksanaan Pasola Pantai, berlangsung sekitar pukul 09.00 Wita.

Rato bersama peserta atraksi Pasola, kemudian bergerak menuju Lapangan Kamara Dena Lahihagalang tempat dilaksanakannya atraksi Pasola.

Sekitar Pukul 10.00 Wita, Rato bersama peserta atraksi Pasola tiba di lokasi kegiatan.

Kegiatan atraksi pasola itu kemudian dibuka Wakil Bupati Sumba Barat Jhon Lado Bhora Kabba. Wakil Bupati menyampaikan pesan keamanan dan ketertiban masyarakat kepada seluruh peserta atraksi dan juga penonton yang hadir.

Ritual adat kembali digelar di lapangan Pasola oleh Para Rato dengan saling berbalas syair adat.

"Usai pelaksanaan ritual adat pembuka, atraksi Pasola pun dimulai," kata Ariasandy.

Awalnya, pelaksanaan atraksi Pasola berjalan aman dan lancar. Kedua kelompok saling beradu ketangkasan dengan menunggang kuda dan saling melempar tombak yang terbuat dari ranting kayu maupun rotan, hingga pukul 11.30 Wita.


Namun, pelaksanaan atraksi Pasola dihentikan akibat kericuhan antardua kelompok peserta atraksi dan para pendukung masing-masing kelompok.

"Kericuhan tersebut dipicu karena adanya aksi provokasi dari salah satu peserta atraksi kelompok Wanukaka Bawah," ungkap Ariasandy.

Ariasandy menyebut, Kapolres Sumba Barat bersama seluruh personel pengamanan yang terlibat segera melokalisasi dan menghalau peserta aksi, melalui tindakan preemtif.

Kapolres, lanjut dia, juga mengimbau kedua kelompok untuk tetap tenang dan kembali ke posisi masing-masing.

"Atas kejadian tersebut terdapat dua orang penonton mengalami luka pada bagian kepala dan segera dilakukan tindakan medis, diduga akibat terkena lemparan batu," kata Ariasandy.

Selanjutnya Rato bersama Pemerintah Daerah Sumba Barat, menghentikan dan mengakhiri pelaksanaan atraksi Pasola, untuk mengantisipasi kericuhan yang lebih besar.

"Kapolres mengimbau kepada seluruh masyarakat yang hadir untuk kembali ke rumah masing-masing," ujar Ariasandy.

Sebelumnya, kericuhan serupa juga terjadi pada Februari 2023 lalu.

Pasola yang dihadiri ribuan warga dan peserta di Lapangan Hobakala, Desa Patila Bawa, Kecamatan Lamboya, Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (16/2/2023), berujung ricuh.

Budaya Pasola adalah permainan ketangkasan saling melempar lembing kayu dari atas kuda yang merupakan bagian dari upacara ritual Marapu.

"Atraksi Pasola dimulai pukul 08.30 Wita dan ricuh pukul 10.20 Wita," ungkap Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah NTT Komisaris Besar Polisi Ariasandy, kepada Kompas.com, Jumat (17/2/2023).

https://regional.kompas.com/read/2023/03/14/132554278/atraksi-budaya-pasola-di-sumba-barat-berujung-ricuh-2-warga-terluka

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke