Salin Artikel

Alasan Keamanan, Pebalap WSBK Tak Jadi Tunggangi Jaran Kamput Saat Karnaval Budaya

Sebelumnya, Kepala Dinas Pariwisata NTB Jamaluddin Malady mengungkapkan, para pebalap akan menaiki jaran kamput saat Karnaval Budaya Mandalika. Namun, para pebalap tak jadi menaiki jaran kamput karena alasan keamanan. 

"Para rider (pebalap) tidak jadi naik jaran kamput, karena takut, kendaraannya digoyang-goyang. Tidak bisa kita paksakan kalau mereka tidak mau," kata Jamal saat dikonfirmasi, Rabu.

Menurut Jamal, jaran kamput memang tak bisa dinaiki sembarang orang. Para pebalap harus belajar terlebih dulu sebelum menaiki jaran kamput yang dipukul sejumlah orang dengan iringan musik tradisional.

"Mereka butuh belajar menaiki jaran kamput, jadi gak langsung kaget seperti ini, kita tidak bisa paksakan," kata Jamal.

Meski begitu, para pebalap tetap mengikuti karnaval bersama warga dengan didampingi para finalis Putri Mandalika.

Sebelumnya, ribuan masyarakat Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), memeriahkan Karnaval Budaya Mandalika.

Dalam kegiatan festival tersebut, sejumlah aktraksi kebudayaan ditampilkan, di antaranya arakan pengantin, musik tradisional seperti gendang beleq, jaran kamput, gamelan, khadrah, dan sejumlah aktraksi lainnnya.

Sebanyak delapan pebalap ikut dalam festival tersebut. Mereka mengikuti karnaval dengan berjalan kaki menuju Pantai Kuta.

Para pebalap yang mengikuti festival budaya itu yakni, Phillip Oettl dari tim Ducati, Axel Bassani dari tim Ducati, Hafizh dari tim Honda, Lorenzo Baldassarri tim Yamaha, Nicholas Spinelli dari tim Yamaha, Bahattin Sofuoglu dari tim MV Agusta Wo, Adam Norrodin dari tim Honda, dan Can Oncu dari Kawasaki.

https://regional.kompas.com/read/2023/03/01/211447078/alasan-keamanan-pebalap-wsbk-tak-jadi-tunggangi-jaran-kamput-saat-karnaval

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke