Salin Artikel

Kepsek di Sikka NTT Khawatir Siswa Berhenti Sekolah jika Harus Masuk Pukul 05.00 Pagi

SIKKA, KOMPAS.com - Kebijakan Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat yang mewajibkan jam masuk sekolah pukul 05.00 Wita perlu dikaji kembali.

Hal itu disampaikan Kepala SMA Swasta Katolik St. John Paul II Maumere, RD Fidelis Dua di Maumere, Kabupaten Sikka, Rabu (1/3/2023).

Menurut RD Fidelis, sebelum diberlakukan, kebijakan jam masuk sekolah harus dikaji dengan melibatkan banyak pihak.

"Kebijakan untuk memajukan pendidikan harus melalui studi akademik sebagai dasar pijakannya dan perlu melibatkan banyak pihak untuk berpikir sehingga betul- betul komprehensif," ujar RD Fidelis.

Menurutnya, Pemrov NTT boleh saja beralasan bahwa kebijakan tersebut akan menghasilkan output yang berkualitas dan bisa masuk perguruan tinggi ternama. Namun, jangan sampai kebijakan tersebut terjadi blunder karena menuai polemik.

Apalagi, kata RD Fidelis, saat ini lagi gencar kurikulum merdeka belajar yang spiritnya adalah memberi kebebasan kepada guru dan peserta didik tanpa ada tekanan psikologis.

Khawatirnya, lanjut RD Fidelis, kebijakan tersebut membuat anak berhenti bersekolah.

"Yang saya takutkan jangan sampai anak-anak lari dan tidak mau sekolah. Bayangkan saja sekolah swasta yang menerapkan disiplin tinggi, banyak anak tidak mau sekolah karena mental anak tidak mau diatur," katanya.

Kekhawatiran serupa juga disampaikan Kepala SMA Katolik Frateran Maumere Frater M. Oswaldus.

Oswaldus menyebut, masuk sekolah pukul 05.00 Wita cukup sulit diterapkan di sekolahnya.

"Pukul 05.00 masih terlalu pagi. SMAK Frateran Maumere yang mulai masuk 06.45 dan diawali dengan doa pagi pun masih banyak peserta didik yang terlambat," katanya.

Sebelumnya, kebijakan Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat yang mewajibkan jam masuk sekolah pukul 05.00 Wita viral di media sosial dan menuai polemik.

Dalam video yang beredar, Viktor tampak didampingi oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT Linus Lusi meminta para siswa membiasakan diri bangun pukul 04.00 Wita.

"Ini khusus SMA kalau SMP tidak," kata Viktor di hadapan para Kepala SMA dan SMK se-Kota Kupang, (27/2/2023).

Ia mengatakan, hal ini untuk membangun etos kerja dan agar tak ada tambahan rombongan belajar.

"Perubahan itu memang sakit, tapi harus dimulai, sehingga tidak ada yg persoalkan rombongan belajar terbatas," katanya.

Kepala Dinas Pendidikan Nusa Tenggara Timur (NTT) Linus Lusi mengatakan bahwa kebijakan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) masuk pukul 05.00 Wita masih dalam tahap uji coba.

Menurut Linus, uji coba itu dilakukan pada 10 sekolah di Kota Kupang.

"Kebijakan ini tentunya untuk meningkatkan mutu sekolah hingga masuk 200 besar terbaik di Indonesia," ujar Linus saat memberikan keterangan pers di Kantor Gubernur NTT, Selasa (28/2/2023) petang.

https://regional.kompas.com/read/2023/03/01/155000878/kepsek-di-sikka-ntt-khawatir-siswa-berhenti-sekolah-jika-harus-masuk-pukul

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke