Hal itu diungkapkan oleh Penjabat Wali Kota Sorong George Yarangga.
"Dari data yang ada, terdapat sebanyak 700 anak di Kota Sorong mengalami stunting pada 2022 lalu," kata Yarangga di Sorong, Kamis (23/2/2023).
Kasus naik
George Yarangga mengemukakan, kasus stunting di Papua Barat Daya memang mengalami kenaikan sejak tahun 2021 hingga 2022.
Tahun 2021, kasus stunting mencapai 26,2 persen. Sedangkan tahun 2022, kasus stunting naik 3,8 persen hingga di angka 30 persen.
"Ada lima daerah dengan kondisi stunting mengalami kenaikan termasuk Kota Sorong," ujarnya.
Di Kota Sorong, kata George Yaranggga, kasus stunting pada tahun 2021 yakni 27,2 persen,
Kemudian meningkat 7,3 persen pada tahun 2022 atau mencapai 700 anak.
Strategi pemerintah
Menindaklanjuti hal tersebut, Pemerintah Kota Sorong menyiapkan strategi khusus dalam menangani stunting.
Pemkot Sorong melakukan jemput bola dan berkoordinasi dengan distrik hingga kelurahan.
"Kami akan terus berkoordinasi dengan pihak terkait agar masalah stunting bisa di tangani dengan cepat sejalan dengan kebijakan pemerintah pusat," kata dia.
Dinas terkait didesak membuat program yang menyasar masyarakat, khususnya yang memiliki balita stunting.
"Dari 10 distrik yang tercatat mengalami kasus stunting akan dibuat program orangtua asuh yang diwajibkan setiap dinas akan menyiapkan dana sebesar Rp 1 hingga Rp 2 juta. Dikerahkan tim untuk turun ke lapangan dalam rangka penanganan kasus stunting dengan memberikan asupan bergizi bagi anak," kata dia.
https://regional.kompas.com/read/2023/02/23/155002078/700-anak-di-sorong-papua-barat-daya-alami-stunting
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.