Salin Artikel

Jokowi: Indonesia Terbuka, tetapi Jangan Paksa Ekspor Bahan Mentah

BALIKPAPAN, KOMPAS.com- Presiden Joko Widodo menegaskan, Indonesia tidak akan lagi mengekspor bahan mentah.

Jokowi menyebut Indonesia tidak akan mundur meskipun mendapat gugatan akan keputusan itu.

"Kalau kita digugat kemudian mundur, belok kanan, enggak jadi, jangan berharap sampai kapan pun negara ini menjadi negara maju," ucap Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada pembukaan Muktamar XVIII PP Muhammadiyah di Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu (22/2/2023).

Pemerintah Indonesia menghentikan ekspor nikel tahun 2020 dan ekspor bauksit pada Juni 2023. Jokowi menyebut pemerintah juga akan menghentikan ekspor timah dan tembaga.

"Setelah nikel stop, bauksit stop, tembaga stop, timah stop, mau tidak mau perusahaan besar nanti akan investasi di sini. Saya sampaikan waktu bertemu Uni Eropa, Indonesia ini tidak menutup diri, kita terbuka, tapi jangan paksa kita untuk mengekspor bahan mentah, sudah enggak mau kita," kata Jokowi lagi.

Namun, kata Presiden, Indonesia terbuka bagi industri dari luar negeri, baik bekerja sama dengan perusahaan Indonesia, BUMN, ataukan mendirikan perusahaan sendiri. Asalkan, industri dan pabriknya ada di Indonesia.

"Karena dari situ kita akan dapat manfaat besar, kesempatan kerja seluas-luasnya bagi rakyat kita. Larinya ke sana," ujar Presiden lagi.

Jokowi pun mencontohkan nilai tambah dari kebijakan menyetop ekspor bauksit. Sebelumnya Indonesia pengekspor bauksit nomor 3 di dunia tetapi eksportir nomor 31 panel surya. Sementara, China eksportir bauksit nomor 18 dunia tetapi eksportir nomor 1 panel surya.

"Barang kita 90 persen bauksit kita ekspor ke RRT dan dia sekarang jadi eksportir no 1 di dunia, mau kita terus-teruskan? Mau kita terus-teruskan?" kata Jokowi berulang-ulang.

Menurut Jokowi, dengan kebijakan menyetop ekspor bahan mentah, Indonesia akan mendapat hasil berkali-kali lipat dibanding sebelumnya.

Presiden memberi gambaran, sebelumnya saat ekspor nikel, nilainya hanya Rp 17 triliun, namun setelah dibuat menjadi komponen-komponen untuk sejumlah produk seperti laptop, prekursor, dan besi baja nilainya naik menjadi Rp 450 triliun.

"Dari Rp 17 triliun menjadi Rp 450 triliun, negara akan mendapat berlipat-lipat dari pajak perusahaan, karyawan, royalti, PNBP, bea ekspor. Konsep besarnya seperti itu," ujar Presiden.

Dia juga mencontohkan beberapa peluang hilirisasi industri. Setelah jadi EV baterai, nilai tambahnya jadi 67 kali, bauksit setelah diolah jadi panel surya nilai tambahnya bisa 194 kali. 

"Gas alam jadi pupuk bisa 4 kali. Belum kelautan, perkebunan
Mau terus-terus ekspor bahan mentah?ndak, stop. Ini nanti yang akan rakyat dapat kesempatan kerja," tegas Presiden.

https://regional.kompas.com/read/2023/02/22/155633278/jokowi-indonesia-terbuka-tetapi-jangan-paksa-ekspor-bahan-mentah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke