Salin Artikel

Hasil Bumi Kabupaten Banyuasin Genjot Pertumbuhan Ekonomi dan Berdayakan Masyarakat

KOMPAS.com - Banyuasin memang baru menjadi kabupaten mandiri sejak 2002. Namun, berkat hasil panen dan kekayaan alamnya, Kabupaten Banyuasin kini menjadi salah satu daerah yang potensial di Sumatera Selatan.

Setiap jengkal perairan dan daratan Kabupaten Banyuasin memiliki hasil bumi yang bernilai.

Dengan potensi tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuasin berupaya memaksimal kekayaan alam agar bisa memberikan manfaat bagi masyarakat, khususnya dalam memajukan perekonomian.

"Kami menganalisis potensi setiap wilayah yang bisa dioptimalkan. Banyuasin (memiliki) banyak hasil panen, mulai dari ikan, sayur-sayuran, telur, hingga pangan lainnya. (Seluruh potensi dan kekayaan alam itu) kami kembangkan secara merata," kata Bupati Banyuasin Askolani Jasi ketika mengunjungi kantor Kompas.com di Jakarta, Jumat (17/2/2023).

Di antara kekayaan alam itu, kata Askolani, ada dua produk yang menjadi kebanggan Pemkab Banyuasin.

Pertama, beras yang dipanen oleh petani modern yang telah dibina dan dilatih oleh Pemkab Banyuasin melalui serangkaian program.

Sebagai informasi, beras menjadi salah satu komoditas unggulan di Kabupaten Banyuasin.

Askolani mengatakan, total produksi beras di Kabupaten Banyuasin nomor satu di Pulau Sumatera.

Sementara dalam skala nasional, beras dari Kabupaten Banyuasin menempati urutan keempat.

"Sekitar 30 persen kebutuhan beras di Sumatera Selatan (dipenuhi) dari (hasil panen beras di) Kabupaten Banyuasin. Untuk itu, kami mengadakan pelatihan dan pembinaan kepada petani (agar) panen bisa terus melimpah. Targetnya, kami ingin agar Kabupaten Banyuasin bisa menjadi lumbung padi di Pulau Sumatera,” sambungnya.

Selain beras, produk yang juga dibanggakan adalah air mineral kemasan yang diberi merek "Betuah".

Air minum ini berasal dari mata air yang ada di Kabupaten Banyuasin.

Askolani mengajak masyarakat dan jajarannya untuk bisa memaksimalkan air kemasan itu.

Dalam waktu dua bulan saja, Pemkab Banyuasin telah mendirikan dua pabrik serta mendapatkan sertifikat dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) untuk Betuah.

"Kehadiran Betuah memberikan manfaat untuk masyarakat. Kami bangga bisa menghasilkan produk lokal yang berkualitas,” ucap Askolani.

Dengan memaksimalkan kekayaan alam Kabupaten Banyuasin yang memiliki nilai jual, Askolani menyebut banyak masyarakat yang jadi berdaya.

Mereka mampu membuka lapangan kerja dan turut meningkatkan pendapatan daerah.

“Berkat masyarakat yang mau bergotong-royong, Kabupaten Banyuasin punya ketahanan pangan sendiri. Capaian ini harus bisa dimaksimalkan dan kalau bisa diikuti oleh daerah lain,” jelas Askolani.

Program yang pro rakyat

Sejak menjabat pada 2018, Askolani bersama Wakil Bupati Banyuasin Slamet merancang program dengan pendekatan masyarakat.

Program-program ini kemudian diberi nama Banyuasin Bangkit, Adil, dan Sejahtera.

Total, ada tujug program pokok dalam Banyuasin Bangkit Adil dan Sejahtera.

Ketujuh program tersebut adalah Banyuasin Prima, Banyuasin Cerdas, Banyuasin Sehat, Petani Bangkit, Pemerintah Terbuka, Banyuasin Religius, dan Infrastruktur Bagus.

Selain itu, Pemkab Banyuasin juga menjalankan 11 program Gerakan Bersama Masyarakat Banyuasin.

Beberapa di antaranya adalah Gerakan Tanam Sayur (Gertas), Gerakan Pengembangan Tanaman Obat, Rempah, dan Umbi (Gerbang Tobaru), Gerakan Memelihara Unggas (Gemar Tugas), Gerakan Pengembangan Perikanan Rakyat (Gerbang Perak), dan Kebun Buah (Pulawan Bueh).

Askolani mengatakan, semua program Banyuasin Bangkit, Adil, dan Sejahtera telah berjalan dengan baik.

Salah satu penyebabnya karena gerakan ini dimulai dan dilakukan oleh warga di setiap kecamatan yang ada di Kabupaten Banyuasin.

"Di Banyuasin, semua orang terlibat dalam membangun daerah. Kami menjalankan program dengan asas gotong royong dan melibatkan semua pihak yang berinisiatif untuk memajukan daerah ini," ucap Askolani.

Selain melibatkan masyarakat, Pemkab Banyuasin juga menunjukkan kepedulian untuk warga tidak mampu dengan program-program Bedah Rumah Tak Layak Huni (RTLH) yang dijalankan mulai 2019.

Program itu menggunakan dana yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD), aspirasi dari dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD), dana desa, dan kontribusi dari Badan Amal dan Zakat Nasional (Baznas), serta pihak swasta melalui program tanggung jawab sosial.

"Kami menggandeng berbagai pihak untuk pengumpulan dana. Beberapa pejabat di Kabupaten Banyuasin juga turut menyumbang dengan dana pribadi untuk program bedah rumah," ujar Askolani.

Hingga saat ini, total ada 19.000 rumah yang telah diperbaiki dari target 40.000 rumah.

Askolani menargetkan akan menyelesaikan 10.000 rumah lagi hingga akhir 2023.

“Kami minta dinas terkait untuk menentukan skema, termasuk jenis renovasi dan pendanaan yang dibutuhkan. Upaya ini diharapkan dapat memberikan masyarakat tempat tinggal yang layak sehingga kehidupan mereka juga akan lebih baik,” tambah Askolani.

Kejar pembangunan infrastruktur

Pemkab Banyuasin tengah mengejar pengerjaan infrastruktur, seperti pembangunan jembatan dan jalan, untuk memudahkan akses dari satu wilayah ke wilayah lain.

Menurut Askolani, pembangunan ini layaknya “urat nadi” bagi kehidupan masyarakat.

"Kami sedang mengupayakan agar semua wilayah bisa terhubung dan terintegrasi. Dengan begitu, masyarakat akan lebih mudah untuk bepergian dan membawa hasil panen dari satu wilayah ke wilayah lain," kata Askolani.

Pemaksimalan infrastruktur juga akan mendorong kemudahan transportasi dari Kabupaten Banyuasin ke luar wilayah ataupun sebaliknya.

"Dengan pembangunan jalan dan jembatan, masyarakat akan lebih mudah melakukan kegiatan ekonomi. Hal ini juga akan berpengaruh pada harga produk yang biasanya mahal untuk ongkos jalan," kata Askolani.

Selain kemudahan akses, infrastruktur juga akan memudahkan Pemkab Banyuasin untuk mengelola beberapa obyek wisata yang memiliki potensi.

Tentunya hal ini akan menjadi daya tarik untuk mendongkrak Kabupaten Banyuasin sebagai destinasi wisata.

Askolani mengatakan, ada beberapa lokasi yang sangat potensial untuk dijadikan destinasi wisata, seperti desa nlayan dan tempat migrasi burung dari Siberia yang hanya terjadi setahun sekali.

"Kami ingin mengembangkan potensi wisata di Kabupaten Banyuasin yang masih sangat orisinal. Banyak satwa langka dan keindahan alam yang memukau. Semoga ke depannya Kabupaten Banyuasin juga bisa menjadi tujuan wisata yang layak dikunjungi,” ujar Askolani.

Dengan pertumbuhan ekonomi dan rencana pembangunan infrastruktur, Askolani berharap program dan rencana kerja untuk Kabupaten Banyuasin bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat, mengentaskan kemiskinan, dan turut mengatasi masalah stunting di daerah itu.

Dia juga berharap agar Kabupaten Banyuasin bisa menjadi daerah yang makin maju dengan segala kekayaan alam dan pangan yang dimiliki.

“Sesuai dengan visi dan misi yang kami pegang teguh, yaitu untuk mewujudkan Kabupaten Banyuasin yang berdaya saing, aman, dan nyaman dengan masyarakatnya yang guyub dan kreatif berdasarkan keimanan serta ketakwaan (untuk) menuju keadilan serta kesejahteraan untuk semua masyarakatnya,” kata Askolani.

https://regional.kompas.com/read/2023/02/18/173324678/hasil-bumi-kabupaten-banyuasin-genjot-pertumbuhan-ekonomi-dan-berdayakan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke