Salin Artikel

Mengenal Komodo, Karakteristik hingga Perkembangbiakan

Komodi sering disebut-sebut sebagai kadal terbesar di dunia dan memiliki bobot mencapai 80 kilogram. Habitat komodo berada di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Satwa ini memiliki sebaran yang terbatas atau endemik dan hidup di beberapa tempat saja, seperti di Pulau Komodo, Rinca, Padar, Nusa Kode dan Gili Motang. Lima Pulau ini masuk dalam kawasan Taman Nasional Komodo.

"Selain berada di Taman Nasional Komodo, satwa komodo juga ditemukan di beberapa wilayah pesisir barat dan utara Pulau Flores," ujar peneliti komodo dari Yayasan Komodo Survival Program yang merupakan mitra Balai Taman Nasional Komodo, Achmad Ariefiandy, Selasa (7/2/2023).

Pemakan daging

Komodo merupakan karnivora atau pemakan daging. Komodo bisa memakan mangsa dengan berbagai ukuran, mulai dari serangga, telur, reptil, burung, babi hutan, rusa, kuda hingga kerbau.

"Bahkan terkadang juga, komodo memangsa komodo yang lain atau kanibalisme. Jadi enam persen mangsa komodo adalah reptil, termasuk komodo itu sendiri," kata dia.

Komodo dewasa, berburu dengan strategi menunggu di balik semak-semak, dan menyergap di saat mangsa melintas.

Bila gagal, mangsa yang sempat digigit komodo, dalam hitungan hari bisa mati akibat luka dan infeksi dari bakteri yang terkandung dari air liur komodo.

Komodo dapat berlari hingga 18 kilometer per jam untuk mengejar mangsanya.

"Buruan besar seperti kerbau, biasanya dimakan oleh beberapa komodo hingga habis tak tersisa," ungkapnya.

Bagian tubuh komodo

Seperti reptil pada umumnya, kulit komodo memiliki sisik. Namun, pada komodo tiap sisiknya memiliki jaringan tulang di bawahnya yang disebut osteoderm.

Komodo dewasa di Taman Nasional Komodo berwarna cokelat gelap. Sedangkan komodo dewasa di bagian utara Pulau Flores, berwarna lebih cerah, dengan aksen kekuningan, terutama di bagian leher dan wajahnya.

Rahang komodo yang dilengkapi dengan 60 gigi tajam berbentuk pipih, melengkung dan runcing dengan bagian dalam yang bergerigi.

Gigi dapat tumbuh hingga dua sentimeter yang berfungsi mencengkeram dan mengoyak mangsa.

Kemudian, air liur komodo mengandung beberapa jenis mikroba bakteri. Komodo juga mempunyai kelenjar bisa.

Indra penciuman komodo sangat tajam berkat adanya organ Jacobson di bagian langit-langit rongga mulut.

Organ ini merupakan sensor syaraf, yang berfungsi mendeteksi partikel kimia atau aroma yang ditangkap oleh ujung lidah dari udara, maupun permukaan tanah, untuk selanjutnya diinformasikan ke otak.

Kadal raksasa ini memiliki dua jenis kelopak mata.

Kelopak mata bagian luar berfungsi untuk menutup mata, sedangkan kelopak bagian dalam berupa lapisan kartilago, yang secara rutin menyapu permukaan mata dari arah samping.

Selanjutnya, komodo memiliki empat kaki. Masing-masing dilengkapi lima jari dengan cakar runcing yang melengkung tajam.

Cakar runcing tersebut berfungsi untuk mencengkeram mangsa, menggali sarang, dan pada komodo anakan, berfungsi untuk memanjat pohon.

"Komodo pandai berenang, tapi tidak suka berenang," ujar dia.

Arief yang sudah 18 tahun meneliti tentang komodo menjelaskan mengenai cara komodo berkembang biak.

Mulai dari komodo betina yang bekerja ekstra menggali lubang sedalam dua hingga tiga meter untuk menyimpan telurnya.

Menurutnya, rata-rata komodo bisa bertelur hingga 21 telur dalam satu sarang. Sedangkan, maksimal bisa mencapai 38 telur.

Setelah itu, telurnya menetas di penghujung musim hujan, antara bulan Februari hingga April.

"Untuk jenis kelamin anakan komodo, tidak ditentukan oleh suhu, selama masa inkubasi," ungkap Arief.

Anakan komodo lanjut dia, berwarna cerah dengan panjang sekitar 40 sentimeter dan bobot tubuh kurang dari 100 gram.

Untuk makan, kata Arief, anakan komodo hanya memakan serangga, tokek, kadal kecil dan telur burung.

Memasuki usia setahun, warna kulit makin kegelapan dan mulai hidup di darat. Komodo mulai memangsa mamalia kecil, telur burung, dan ular.

Hewan itu pun aktif mencari mangsa. Kemudian, memasuki usia 8-9 tahun, komodo mulai kawin.

Komodo dewasa yang memiliki berat sekitar 20 kilogram, mulai berburu hewan ungulata (hewan berkuku).

"Mangsa utamanya rusa, kerbau dan babi hutan. Pada usia dewasa, komodo juga memiliki mekanisme kanibalisme," ungkap Arief.

Kemudian, setelah kawin komodo betina mulai menggali sarang yakni di bulan Juli. Komodo bertelur sekitar bulan Agustus hingga September.

"Kemudian, komodo menjaga sarangnya hingga Bulan Desember," ungkap Arief, yang sudah menerbitkan 25 jurnal internasional tentang komodo.

Arief menjelaskan, usia atau harapan hidup antara komodo jantan dan betina tidak sama.

"Dari estimasi kita, rata-rata usia komodo itu 30 sampai 40 tahun. Bahkan hingga 50 tahun. itu untuk jantan. Sedangkan komodo betina usianya lebih pendek, yakni antara 20 sampai 30 tahun," ungkap dia.

Menurut Arief, usia komodo betina lebih pendek karena upaya hidupnya lebih berat dibandingkan jantan.

"Ketika musim kawin dia harus gali sarang sedalam dua sampai tiga meter buat lubang. Setelah itu dia jaga sarang dan akhirnya harus puasa makan hingga berbulan-bulan," ujar dia.

"Mungkin sebulan sekali baru makan karena harus jaga sarang, hingga kondisi tubuh sangat kurus. Begitu anaknya sudah mau menetas, maka dia akan cari makan lagi. Memang hidupnya lebih berat," sambung Arief.

Sementara itu, komodo jantan, hanya mencari makan, kawin dan kadang bertarung dengan komodo lain.

https://regional.kompas.com/read/2023/02/08/051500878/mengenal-komodo-karakteristik-hingga-perkembangbiakan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke