Salin Artikel

Warga Golo Mori Tolak "Venue" Asean Summit Disebut di Tana Mori

Belakangan, Pemerintah menyebut nama tempat pelaksanaan ASEAN Sumit di Tana Mori. Warga Golo Mori minta pemerintah tetap menyebut bahwa pelaksanaan ASEAN Summit adalah di Golo Mori.

Hasanuddin, tokoh masyarakat Golo Mori menolak dan mengecam pihak yang mengganti nama Golo Mori menjadi Tana Mori tanpa meminta persetujuan masyarakat adat setempat.

"Sebagai putra asli Golo Mori tentu saya menolak perubahan nama Golo Mori menjadi Tana Mori. Mengubah Nama Golo Mori menjadi Tana Mori adalah pengkhianatan," tegas Hasanuddin saat ditemui di Labuan Bajo, Rabu siang.

la menjelaskan, Golo Mori adalah nama asli yang diberikan masyarakat adat lokal terhadap kawasan itu.

"Oknum yang mengubah nama Golo Mori menjadi Tana Mori belum meminta restu kepada kami," sambung dia.

Ia mengatakan, masyarakat setempat sebenarnya tidak alergi dengan kemajuan, tetapi paling tidak harus mematuhi dan menaati adat istiadat masyarakat adat setempat.

"Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Itu hukum adatnya. Jangan abaikan ini," tegas Hasanuddin.

Sementara itu, Kepala Desa Golo Mori, Samaila mengatakan, Pemerintah Desa dan masyarakat setempat menolak keras perubahan nama Golo Mori menjadi Tana Mori.

Apalagi, lanjut dia, perubahan nama itu tak ada pembicaraan dengan pemerintah dan masyarakat Golo Mori.

"Terkait nama Golo Mori itu, saya sebagai kepala desa maupun warga umumnya tidak pernah mengubah nama itu. Belakangan muncul nama Tana Mori kami tidak tahu asal usulnya," kata Samaila di Labuan Bajo Rabu.

la mengaku sudah menyampaikan persoalan perubahan nama itu kepada sejumlah pejabat negara yang mengunjungi Golo Mori.

"Kami pernah sampaikan kepada orang yang berkunjung ke Golo Mori terutama dari pusat bahwa Golo Mori, bukan Tana Mori. Semoga suara kami didengar," ujar dia.

Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi mengatakan, perubahan nama menjadi Tana Mori itu bukan keputusan pemerintah pusat atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) yang mengelola kawasan itu.

Nama Tana Mori, mulanya adalah brand yang digunakan oleh pengembang (developer) di Golo Mori, sebelum diserahkan kepada ITDC.

Mereka, lanjut dia, tidak tahu sejarah nama itu.

"Jadi itu bukan inisiasi atau keputusan ITDC menamakan itu Tana Mori. Kami sudah usul kembali ke historinya yaitu Golo Mori," kata Edistasius di Labuan Bajo Rabu siang.

Ia menyebutkan, sudah menyampaikan ke Pemerintah Pusat terkait pergantian nama agar diubah kembali menjadi Golo Mori, bukan Tana Mori.

"Ini sedang didiskusikan. Mudah-mudahan dalam waktu tidak terlalu lama itu sudah kembali ke nama aslinya yaitu Golo Mori," ujar dia.

Dirinya mengaku, Pemerintah pusat menyambut baik permintaan masyarakat setempat untuk mengembalikan nama kawasan itu dari Tana Mori menjadi Golo Mori.

"Jadi pemerintah pusat ini tidak keberatan. Mereka juga tidak mau gara-gara terkait dengan nama lalu situasi itu menjadi tidak kondusif. Mereka sangat senang masukan yang disampaikan baik oleh masyarakat maupun pemerintah daerah," katanya.

Ia menambahkan, proses mengganti nama Tana Mori kembali menjadi Golo Mori belum bisa dilakukan dalam waktu dekat, karena event Asean Summit sudah di depan mata.

"Mungkin untuk jangka pendek karena event di depan mata itu belum terwujud, tapi setelah itu pasti akan diubah. Ini sebenarnya hanya proses administrasi saja," imbuh dia.

https://regional.kompas.com/read/2023/02/02/102855178/warga-golo-mori-tolak-venue-asean-summit-disebut-di-tana-mori

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke