Salin Artikel

Sejumlah Kecamatan di Purworejo Terserang Campak dan Rubella, Imunisasi Tidak Lengkap Jadi Penyebab

Dinas Kesehatan (Dinkes) Purworejo mencatat, ada 11 kasus Campak dan Rubella (MR) di 2022. Kasus MR di kabupaten tersebar di sejumlah Kecamatan.

Koordinator P3KL Dinkes, Ernaningsih mengatakan, kasus Campak yang kembali muncul di 2022 ditemukan di Kecamatan Purwodadi, Butuh, Loano, Purworejo dan Kutoarjo. Meski demikian Purworejo sempat zero case MR sejak 2018-2021.

Bahkan, sebelumnya pada 2016 ditemukan dua kasus campak, dan 4 kasus campak di 2017. Hal ini tergolong relatif penemuan kasus yang kecil.

"Ya 2022 kami mengirimkan 107 sampel, hasil laboratorium 11 kasus itu tadi yang positif. Masing-masing 6 kasus campak dan 5 kasus rubella," ucapnya pada keterangan resminya yang diterima Kamis (26/1/2023).

Dijelaskan, campak dan rubella adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus yang sangat mudah menular. Penularan bisa melalui udara saat pasien batuk atau bersin.

Campak memiliki gejala klinis demam tinggi, muncul bercak kemerahan pada kulit (rash) disertai dengan batuk, pilek serta mata merah (conjunctivitis).

"Penyakit ini sangat berbahaya bila disertai dengan komplikasi pneumonia, diare, meningitis hingga dapat menyebabkan kematian," jelasnya.

Sementara penyakit rubella, gejala klinisnya nyaris sama, namun beberapa kasus kadang tidak bergejala. Itu yang menyebabkan rubella lebih sulit terdeteksi. Sementara Rubella sangat berbahaya bagi wanita hamil terutama pada kehamilan trimester pertama.

"Rubella bisa mengakibatkan keguguran atau bayi lahir dengan cacat bawaan yang disebut dengan Congenital Rubella Syndrome (CRS)," ujarnya.

Ditambahkan, pihaknya memang cukup konsen dengan penyakit yang berkaitan dengan imunisasi, pengiriman sampel bahkan dilakukan setiap hari, terlebih ketika ada temuan kasus, termasuk untuk polio dan difteri.

Sampel serum dikirim Laboratorium di Jogja. Pemicu utama penyakit ini adalah riwayat imunisasi yang tidak lengkap. Jika ada penyebab lain yakni kurang menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

"Jadi kami imbau lengkapi imunisasi, ketika muncul gejala segera periksa untuk dipastikan apakah itu Campak, Rubella atau Varisela (Cacar), sebab ketiganya memiliki gejalanya yang nyaris, penentunya adalah hasil laboratorium," ucapnya.

Pengelola Program Surveilans Dinkes Purworejo Rohmadi menambahkan, penyakit MR bisa dimungkinkan merupakan kasus impor. Pihaknya juga terus melakukan Penyelidikan Epidemiologis (PE).

Terkat tren kemunculan MR di tahun 2022, dimungkinkan juga terkait erat dengan keriwehan Pandemi Covid-19. Kendati saat fokus vaksinasi Covid-19, imunisasi MR juga tetap jalan.

"Sesuai dengan teori imunisasi, lengkap itu tiga kali yang akan berlaku seumur hidup. Imunisasi Campak juga diberikan sejak balita, baduta (bawah dua tahun) dan usia SD. Pada prinsipnya semua jenis imunisasi atau vaksin sangat penting untuk mencegah dampak yang lebih parah ketika terpapar suatu virus. Meskipun potensi terpapar tetap ada tergantung daya tahan tubuh," katanya.

Dinkes Kabupaten Purworejo mencatat untuk imunisasi MR di tahun 2022 sudah mencapai 106,8 persen.

Upaya pemberian tambahan imunisasi juga terus dilakukan hingga Juni 2022 melalui program Kejar (Imunisasi untuk melengkapi anak-anak di usia 5-12 tahun). Imunisasi MR juga diberikan sejak anak usia 9 bulan hingga 5 tahun.

https://regional.kompas.com/read/2023/01/26/110118278/sejumlah-kecamatan-di-purworejo-terserang-campak-dan-rubella-imunisasi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke