Salin Artikel

Perjuangan Nelayan Kepri Bertahan 6 Hari di Laut China Selatan Sendirian, Sempat 2 Kali Tenggelam

KEPRI, KOMPAS.com - Berjuang selama 6 hari di antara laut Natuna dan Laut China Selatan membuat Raden Bambang Firman Alamsyah alias Iman (18) trauma.

Setelah berhasil selamat dan kembali ke Kabupaten Karimun, Provinsi kepulauan Riau (Kepri), Iman mengaku tidak akan kembali bekerja sebagai nelayan.

"Saya trauma. Saya nyari kerja di darat saja," ungkap Iman saat diwawancarai di Kabupaten Karimun.

Iman bercerita, peristiwa naas yang ia alami terjadi ketika bertugas sebagai juru masak di kapal tangkap ikan KM Bahagia Natuna.

Awalnya, Iman bersama 7 kru KM Bahagia Natuna berangkat dari Pelabuhan Kangkung Baran, Kabupaten Karimun, 28 Desember 2023. Rencananya, mereka akan ke perairan Natuna untuk menangkap ikan menggunakan jaring rawai.

Di tanggal 6 Januari 2023 malam, KM Bahagia Natuna lego jangkar dan tebar jaring di Perairan Natuna, tepatnya di koordinat 04 35 000 U-109 55 000 T.

Pada 7 Januari 2023 sekitar pukul 01.00 WIB, nasib naas menimpa Iman. Saat itu, ketika seluruh kru KM Natuna tidur beristirahat, Iman terbangun dan pergi buang air kecil.

Tiba-tiba sebuah kapal nelayan pukat merapat ke KM Natuna Bahagia. Menurut Iman, ukuran kapal tersebut lebih besar dibanding KM Bahagia Natuna.

"Kapalnya macam kapal pukat. Lebih besar dibanding kapal kami," cerita Iman.

Tiga orang dari atas kapal yang merapat naik ke KM Bahagia Natuna. Saat itu Iman merasa dirinya seperti terhipnotis. Ketiga orang itu menangkap dan membawa Iman ke kapal mereka.

Iman mengaku melihat sekitar 12 orang di kapal tersebut. Namun mereka berkomunikasi dengan bahasa yang tidak Iman mengerti. Dia menduga mereka berbicara menggunakan bahasa Thailand.

"Tahunya (mereka) orang asing dari bahasanya," ungkap Iman.

Kru kapal yang menangkap Iman sempat memukul iman di bagian wajah. Setelahnya, badan Iman diikat ke sebuah rakit kayu, yang juga diberi pelampung di sebelah kiri dan kanannya.

Selanjutnya Iman dilemparkan ke laut bersama dengan rakit tersebut. Diperkirakan Iman, dirinya dibuang ke laut sekira pukul 03.00 WIB.

Sejak saat itu Iman terombang-ambing di lautan lepas. Selama di laut hanya berdoa agar bisa selamat di tengah ganasnya perairan Natuna dan Laut China Selatan.

Untuk bertahan hidup Iman memakan sampah-sampah laut yang ia temui.

2 Kali Tenggelam

Rakit kayu Iman juga pecah sebanyak dua kali dan dia berusaha kembali memperbaikinya. Selain itu dia juga dihantam gelombang besar dan dua kali tenggelam.

Pada hari ketiga, rakit yang menopang Iman untuk bisa mengapung pun hancur. Iman dapat bertahan setelah menemukan kayu yang bisa membuatnya tetap mengapung.

"Hari ketiga rakit saya hancur. Ada serpihan-serpihan kayu, di situlah saya bertahan," ujarnya.

Di hari keenam, tepatnya tanggal 16 Januari 2023, Iman dalam kondisi tubuh yang sangat lemas ditemukan selamat di perairan Vietnam oleh kapal nelayan setempat.

Setelah pihak negara Vietnam berkoordinasi dengan KBRI di Kota Hanoi, Iman akhirnya dipulangkan ke Indonesia dan tiba di Kabupaten Karimun pada Senin (23/01/2021) malam.

Setelah Iman hilang, KM Bahagia Natuna beserta kru yang tersisa berlabuh di Kabupaten Natuna.

Hingga saat ini dikabarkan KM Bahagia Natuna masih berada di Natuna dan belum kembali ke Karimun.

Selain itu dari informasi yang diperoleh, tidak ada barang-barang dari KM Bahagia Natuna yang hilang. Kru KM Bahagia juga tidak mengetahui adanya kapal asing yang merapat di malam Iman hilang.

https://regional.kompas.com/read/2023/01/23/172230678/perjuangan-nelayan-kepri-bertahan-6-hari-di-laut-china-selatan-sendirian

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke