Salin Artikel

Kasus Perundungan Siswi SMK di Batam Belum Temukan Titik Terang hingga Berlanjut Saling Lapor Polisi

KOMPAS.com - Kasus dugaan perundungan atau bulling yang menimpa SI (17) siswi SMK di Batam, Kepulauan Riau (Kepri) menemukan titik terang.

Kini kasus perundungan yang diduga dilakukan oleh dua guru di sekolah tersebut berlanjut dilaporkan orangtua murid ke pihak kepolisian.

Namun, guru yang dilaporkan orangtua murid itu justru melaporkan balik karena merasa ada intimidasi.

Kasus perundungan

Orangtua murid, Indra Juniarti, melaporkan kasus tersebut ke polisi karena merasa anaknya dirundung oleh dua gurunya yakni AH dan S.

"Laporan kepolisian sudah kami lakukan tepat satu minggu yang lalu ke Polresta Barelang. Yang dilaporkan dua oknum guru bekas sekolah anak saya, yakni oknum guru berinisial AH dan S," kata Juniarti, Senin.

Indra merasa harus melaporkan dua guru tersebut karena ada tindak kekerasan yang dialami anaknya.

"Awal laporan memang kita lakukan terhadap dua oknum guru. Namun, hal ini tidak menutup kemungkinan ada terduga lain yang turut terlibat," jelas dia.

Menurut dia, sekolah sempat melakukan upaya mediasi dengan guru yang diduga merundung.

Namun, hingga saat ini, mediasi tersebut tidak mendapat titik terang.

"Awal kami buat laporan, pihak sekolah sempat berusaha menemui kami. Namun, tidak ada titik terang juga," terang Indra.

Akibat perundungan yang terjadi di sekolah, anaknya sampai harus menjalani sesi terapi dengan psikiater.

"Saat ini anak saya masih terapi, walau sudah pindah sekolah dia masih merasa takut apabila ada di keramaian," pungkas dia.

Ada intimidasi

Sementara itu, guru yang dilaporkan orangtua murid terduga korban perundungan melakukan laporan balik karena merasa ada intimidasi.

Diketahui dua guru tersebut mengajar di SMK Satu Bangsa Harmoni, Bengkong, Batam.

Kuasa hukum AH dan S, Suherman mengatakan, pihaknya mewakili para guru melaporkan tindakan intimidasi yang dilakukan orangtua murid.

"Saya selaku kuasa hukum para guru dan bukan mewakili pihak sekolah, datang dan melapor tindakan intimidasi wali murid ke pihak Propam Polda Kepri. Kenapa ke sana, karena beliau adalah seorang anggota Polri aktif," kata dia, Selasa.

Mediasi bawa senpi

Dia menyebut, tindakan intimidasi dan dugaan pelanggaran kode etik yang dilaporkan akibat wali murid yang membawa senjata api saat mediasi berlangsung sebanyak lima kali di lingkungan sekolah.

Mediasi yang dimaksud terkait adanya dugaan perundungan yang disebut dilakukan oleh oknum guru di sekolah tersebut.

"Dari lima kali mediasi yang telah dilakukan. Dia dua kali datang ke dalam sekolah dengan berseragam lengkap dan membawa senjata api. Itu maksudnya apa?" jelas dia.

Suherman menambahkan, wali murid mantan siswi ini juga telah menyebutkan meminta ganti rugi kepada kliennya.

"Dia juga kerap menyebut minta ganti rugi, yang belum disebutkan angkanya. Namun, hal ini menyulitkan klien saya karena, sebagai guru, penghasilan mereka tidak banyak," ucap dia.

Akun medsos dilaporkan

Selain itu, pihaknya juga akan melaporkan sebuah akun Instagram Faleymc_99 karena mengunggah sebuah video yang terkesan mengintimidasi para guru di SMK Satu Bangsa Harmoni Batam.

Unggahan itu merupakan sebuah video yang memperlihatkan aksi penembakan terhadap satu kelompok.

"Aku dan teman-teman yang sedang menyerbu sekolah SMK Harmoni Batam karena ada korban bullying oleh murid dan guru di sana," tulis akun tersebut.

Pihaknya juga meminta kepada Dinas Pendidikan Kepulauan Riau agar memberikan perhatian lebih terhadap nasib kliennya.

"Saya juga meminta agar Disdik Kepri maupun Pak Presiden untuk memberikan perhatian lebih ke klien saya. Mereka tenaga pendidik yang kini tertekan karena kasus ini," harapnya.

2 orang diperiksa

Sementara itu, melalui telepon, Kanit PPA Polresta Barelang Ipda Dwi Dea Angraini mengatakan, pemeriksaan terhadap kasus perundungan tersebut sudah dua orang yang diperiksa

"Kemarin sudah kami lakukan periksa ibu oleh penyidik," kata Dea, Selasa.

Dea menambahkan, kasus perundungan terhadap anak tersebut kini masih dalam tahap penyelidikan

"Masih kami lidik dan untuk terlapor masih belum kami panggil dan periksa," pungkas dia.

Sebelumnya, kasus tersebut mencuat setelah orangtua murid melaporkan peristiwa tersebut kepada pihak sekolah.

Pihak sekolah sudah melakukan upaya mediasi beberapa kali, akan tetapi belum menemukan titik terang.

Sehingga orangtua murid terpaksa memilih memindahkan sekolah anaknya lantaran merasa tertekan hingga membutuhkan bantuan psikiater.

Sumber: Kompas.com (Penulis Kontributor Batam, Hadi Maulana | Editor Teuku Muhammad Valdy Arief)

https://regional.kompas.com/read/2023/01/18/192700578/kasus-perundungan-siswi-smk-di-batam-belum-temukan-titik-terang-hingga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke