Salin Artikel

Kisah Sedih Perempuan Disabilitas Ganda yang Diperkosa dan Melahirkan Dua Kali di Blora

Perempuan asal Kecamatan Jepon, itu bahkan sudah dua kali melahirkan bayi yang sampai saat ini tidak diketahui siapa pemerkosa tersebut.

Peristiwa ini menjadi atensi yang besar bagi kepemimpinan Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Fahrurozi sebagai pucuk tertinggi di Polres Blora.

"Kita tetap profesional dan itu atensi kita, mohon dukungannya," ucap Fahrurozi saat konferensi pers di Mapolres Blora, Jumat (13/1/2023).

Konferensi pers tersebut juga dihadiri oleh Bupati Blora, Arief Rohman, Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos PPPA), guru sekolah luar biasa (SLB), hingga bidan desa.

Selama konferensi pers tersebut, para pihak terkait juga memberikan pemaparannya mengenai peristiwa menyedihkan yang dialami oleh perempuan disabilitas ganda tersebut.

Awal mula pemerkosaan

Berdasarkan pemaparan yang disampaikan dalam konferensi pers tersebut, pemerkosaan bermula dari adanya informasi yang didapatkan oleh Dinsos PPPA Kabupaten Blora sekitar Oktober 2020.

Dalam informasi yang didapatkan tersebut, perempuan berinisial FS telah menjadi korban kekerasan seksual untuk pertama kalinya.

Setelah itu, Dinsos PPPA melakukan pendampingan dan mengantarkan korban dan keluarganya untuk membuat laporan ke kantor polisi.

Berbagai upaya telah dilakukan oleh Dinsos PPPA Blora untuk menangani kondisi kehamilan dari korban rudapaksa tersebut.

Di antaranya berkoordinasi dengan Balai Besar Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Intelektual yang ada di Kabupaten Temanggung, serta berkoordinasi dengan Kementerian Sosial RI melalui Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental (BRSPDM) "Margo Laras" yang ada di Pati, Jawa Tengah.

Selanjutnya Dinsos PPPA Blora juga telah mengecek dan memastikan bahwa korban masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

Kemudian pada Februari 2021, korban melahirkan anak perempuan di RSUD Kabupaten Blora.

Namun, karena mengalami kelainan pada organ jantungnya, tiga bulan kemudian bayi yang baru lahir itu meninggal dunia.

Hamil untuk kedua kalinya

Pada Juni 2022, Dinsos PPPA Blora kembali mendapatkan informasi bahwa FS yang diketahui sebagai tuna wicara, tuna rungu, dan tuna grahita itu mengandung anak kedua.

Selanjutnya, Dinsos PPPA Blora mendatangi Polres dan berharap ada tindaklanjut dari aparat penegak hukum terkait peristiwa yang kembali terjadi pada perempuan disabilitas ganda itu.

Sejumlah pihak pun telah diperiksa terkait dengan hal tersebut, antara lain keluarga korban, kepala desa, guru SLB hingga korban sendiri.

Kemudian pada 9 Januari 2023, korban akhirnya melahirkan anak keduanya yang berjenis kelamin perempuan. Sampai saat ini, korban dan bayinya masih dalam kondisi sehat.

Pemerkosa belum tertangkap

Meskipun telah dua kali menjadi korban pemerkosaan dan telah melaporkan peristiwa tersebut ke kantor polisi, namun pelaku yang tega berbuat bejat itu belum juga tertangkap.

Kapolres Blora, AKBP Fahrurozi memastikan dalam waktu dekat pihaknya akan segera menangkap pelaku yang tega memerkosa perempuan penyandang disabilitas itu.

Cara-cara pendekatan telah dilakukan untuk menguak tabir yang sekitar tiga tahun ini tidak terkuak.

Selain itu, pihaknya juga akan melakukan scientific identification dengan tes DNA terhadap para terduga pelaku rudapaksa itu.

"Harapan saya jangan sampai terulang ketiga kali dan ini sudah sangat-sangat buruk. Mudah-mudahan Insya Allah dalam waktu dekat untuk dapat diungkap pelakunya," terang dia.

https://regional.kompas.com/read/2023/01/13/175630178/kisah-sedih-perempuan-disabilitas-ganda-yang-diperkosa-dan-melahirkan-dua

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke