Salin Artikel

Titik Banjir, Longsor, dan Pergerakan Tanah di Banten Selatan

SERANG, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten mencatat, terdapat sejumlah titik wilayah Banten Selatan yakni Kabupaten Pandeglang dan Lebak dilanda musibah bencana alam.

Berdasarkan data dari BPBD Banten, untuk di Kabupaten Lebak, terdapat beberapa titik yang terjadi bencana alam, seperti bencana longsor di Kampung Palendeng, Desa Sindangwangi, Kecamatan Muncang.

Kemudian di Cibeunyer Hilir, Desa Parakan Beusi, Kecamatan Bojongmanik dan di Desa Parahiang, Kecamatan Leuwidamar.

Selanjutnya untuk bencana banjir di Kabupaten Lebak terjadi di Desa Kesik, Desa Cidahu, dan Desa Ciruji, Kecamatan Banjarsari.

Desa Gunung Anten, Desa Girimukti, Desa Inten Jaya, dan Desa Jayasari, Kecamatan Cimarga dan Desa Kalanganyar, Kecamatan Kalanganyar.

Selain itu ada juga bencana pergeseran tanah di Kampung Pajagan Desa Cimayang, Kecamatan Bojongmanik dan di Desa Kujangsari, Kecamatan Cileles, serta pohon tumbang di Desa Cimarga, Kecamatan Cimarga dan di blok Curahem ruas jalan Rangkasbitung-Malingping, Kecamatan Gunung Kencana.

Sedangkan untuk di Kabupaten Pandeglang, berdasarkan laporan sementara BPBD terjadi bencana longsor di 2 kecamatan.  Yakni Kecamatan Sindangresmi yang meliputi Desa Ciodeng dan Desa Pasirtenjo. Serta di Desa Cimanggu, Kecamatan Cimanggu.

Lalu 1 unit rumah roboh yang diakibatkan hujan lebat di Kampung Rancawalang, Desa Manglid, Kecamatan Cibitung.

Banjir akibat hujan deras di Kampung Sukamaju, Kampung Renghas, Kampung Karet, Kampung Jalupang Desa Citeureup dan kampung Sawah, Desa Tanjung Jaya, Kecamatan Panimbang, ketinggian air sekitar 50 sampai 80 cm.

Selain itu banjir juga meredam sejumlah rumah di Desa Karyasari Kecamatan Sukaresmi. Kampung Cibintarok, Desa Pangkalan Kecamatan Sobang. Kemudian di Desa Tarumanegara Kecamatan Cigeulis.

Selanjutnya, di Kampung Cimoyan, Desa Ciherang yang diakibatkan intensitas hujan yang tinggi sehingga air sungai meluap ke pemukiman, dan di Kampung Cilamis, Desa Sukasaba yang diakibatkan intensitas hujan yang tinggi sehingga air sungai meluap ke pemukiman.

“Saat ini kami masih melakukan assessment terhadap jumlah kerusakan dan korban dari bencana alam itu,” kata Kepala Pelaksana BPBD Banten Nana Suryana melalui keterangannya. Kamis (5/1/2023).

Saat ini, sambung Nana, BPBD Banten telah menerjunkan tim sebanyak 12 orang dilengkapi sejumlah peralatan evakuasi seperti perahu karet dan lainnya.

Selain itu, tim dari PUPR Banten telah diterjunkan beserta alat berat untuk membuka akses jalan pada titik terjadinya bencana tanah longsor dan pergerakan tanah.

“Tidak hanya dari BPBD provinsi, kita juga berkolaborasi dengan personel BPBD Kabupaten Lebak, Pandeglang, relawan kebencanaan termasuk juga TNI dan Polri. Kita sudah buka posko di sana,” ujar Nana.

Perbaiki Tanah Amblas

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Banten, Arlan Marzan mengatakan, saat ini jalan amblas di Jalan Picung-Munjul, Pandeglang sudah bisa dilalui kendaraan setelah  mengerahkan tim cepat tanggap dan sejumlah alat berat.

"Di jalan Picung-Muncul itu ada 4 titik. Progres penanganannya satu titik yang kerusakan paling berat sudah kita ratakan dan arus lalu lintas sudah normal. Sedangkan 3 titik lagi baru satu badan jalan yang bisa lalui kendaraan," ujar Arlan dihubungi Kompas.com. Kamis.

Saat ini, sebanyak 40 personel dan 6 alat berat masih bekerja untuk menyelesaikan jalan amblas dan tanah longsor di sejumlah titik.

"Agar akses jalan yang terputus segera kembali normal sehingga masyarakat segera bisa beraktifitas kembali," ujarnya.

https://regional.kompas.com/read/2023/01/05/165705878/titik-banjir-longsor-dan-pergerakan-tanah-di-banten-selatan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke