Salin Artikel

Ratusan Nelayan di Semarang Tak Bisa Melaut karena Gelombang Tinggi, Hadi: Kami Cari Kerja Sampingan

Ketua Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Kota Semarang, Slamet Arie Nugroho mengatakan, cuaca ekstrem sudah terjadi sejak Selasa (22/12/2022).

"Ini ada 733 anggota KNTI Semarang yang terpaksa libur," jelasnya saat dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu (24/12/2022).

Karena cuaca ekstrem, KNTI Kota Semarang juga sudah mengimbau para anggota agar tidak mencari ikan ke laut sejak Selasa kemarin.

"Semua sejak kemarin karena ombak, kami mengimbau agar tak melaut," ujarnya.

Dia menjelaskan, cuaca ekstrem membuat gelombang laut menjadi lebih besar dibandingkan hari biasanya. Gelombang tinggi juga masuk hingga Dermaga Tambak Lorok.

"Makannya kami minta agar segera dibangun sabuk pantai karena pemukiman juga sudah tergerus," paparnya.

Salah satu nelayan Semarang, Hadi mengaku tak bisa mencari ikan di laut sejak dua hari yang lalu karena cuaca ekstrem. Hal itu membuatnya harus berhemat.

"Kalau tidak mencari ikan tak dapat penghasilan. Jadi harus hemat," ujarnya.

Untuk mencukupi kebutuhan keluarga, Hadi terpaksa harus menggunakan uang tabungan sambil mencari pekerjaan sampingan lain.

"Kalau tidak mencari pekerjaan sampingan tak bisa dapat uang," imbuhnya.

Dia berharap, pemerintah segera membuat sabuk laut agar ombak yang sampai ke Dermaga Tambak Lorok Semarang tidak terlalu besar.

"Kalau seperti ini juga bisa membuat perahu rusak," ungkapnya.

https://regional.kompas.com/read/2022/12/24/115833078/ratusan-nelayan-di-semarang-tak-bisa-melaut-karena-gelombang-tinggi-hadi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke