Salin Artikel

Menengok Keseruan Penta K Labs, Ketika Seniman Merespons Persoalan Pesisir di Tambakrejo Semarang

Sejumlah dinding rumah warga dilukis ciamik dengan beraneka ragam warna, berdiri pula majalah dinding, seni mural, intalasi karya lukis, stand potong rambut, dan masih banyak lagi.

Para seniman tersebut berasal dari kelompok seni lintas disipliner. Di antaranya, Sudut Kalisat, Serbuk Kayu, Perempuan Pengkaji Seni, Asri Kolaj, Ruang Arka, Srkm Squad, Uwit Artspace, Demak Komunal, Gothak Gathuk, Garwaseni, Cristiana Rodriguez, Semarang Sketchwalk, Rudy Murdrock, dan lain sebagainya.

Dalam hal ini, mereka berkolaborasi bersama untuk merespon dan memotret persoalan perubahan iklim, kebijakan pesisir, hingga kondisi masyarakat pesisir yang hidup dengan ketidakpastian.

Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Penta K Labs, Pujo Nugroho. Dirinya menyebut, sejak tanggal 9 hingga 16 Desember, para seniman itu datang ke Tambakrejo untuk tinggal, melakukan riset, hingga berkarya bersama warga pesisir.

Kegiatan dua tahunan yang diinisiasi Kolektif Hysteria ini, imbuh Pupung, sapaan akrabnya, bertujuan ingin memunculkan kampung kembali sebagai ruang yang hidup.

“Hari ini, kampung di daerah pesisir itu dikenal sebagai kampung yang kumuh, kotor, jadi langganan rob. Nah kami berupaya untuk menampakkan potensi kampung Tambakrejo ini dengan melihat kebudayaannya, kelestariannya, sampai bagaimana cara warga menghadapi rob. Jadi kami mengundang para seniman untuk memotret kampung, sehingga kampung bisa dilihat dari banyak sisi dan memunculkan banyak perspektif," jelas Pupung kepada Kompas.com, Minggu (18/12/2022).

Tidak hanya itu, Pupung menambahkan, Penta K Labs yang menemukan beberapa stakeholders (kamu, kalian, kita–kelas, kampus, kampung–kota) ini juga melibatkan akademisi dan pihak terkait untuk melakukan simposium membahas adaptasi mitigasi kawasan pesisir, human dan non human agency, hingga seni dan teknologi rekayasa di kawasan pesisir.

Dengan diskusi semacam itulah, Pupung berharap, warga Kampung Nelayan Tambakrejo nantinya bisa lebih peka dengan potensi-potensi yang dimiliki.

“Adanya Penta K Labs ini bisa jadi penanda bahwa warga akhirnya bisa memahami ada identitas lain yang bisa dimunculkan, pengetahuan mereka bisa terdistribusi. Yang secara tidak langsung, ada manfaat lain yang menular di masyarakat,” tutur dia.

Memotret dengan karya

Puluhan seniman yang berpartisipasi dalam Penta K Labs ini kemudian dibebaskan untuk merespon, memilih lokasi, maupun jenis karya apa yang dibuat.

Salah satu karya yang paling ekstrim dalam pemilihan lokasi yaitu lukisan mural yang dikreasikan oleh komunitas Brebes ArtDictive. Mereka memilih satu rumah kosong yang terendam air di tengah lautan untuk berkarya.

Salah satu anggota Brebes ArtDictive, Arif Mujahidin menerangkan, mural gambar dua tangan tersebut termasuk mural petanda tentang situasi maupun keadaan sebenarnya di pesisir utara.

"Judul karyanya ini 'Sapa Dari Utara'. Mural ini seperti gambar orang melambaikan tangan, yang satu masih kelihatan dan satu lagi tenggelam. Nah itu pilihan kita, mau menolong atau membiarkan mereka tenggalam. Biar pilihan kita yang merespon keadaan di sini," jelas Arif.

Berbeda dengan Brebes ArtDictive, Semarang Sketchwalk (SSW) merespon dengan cara membuat 23 lukisan beralaskan karton bekas yang menceritakan kehidupan masyarakat Tambakrejo.

Dalam hal ini, SSW juga mengajak para warga, dari anak-anak hingga orang dewasa dalam pembuatan karya.

“Tentunya disini banyak cerita-cerita tragis, suka maupun duka. Kami juga mengajak masyarakat untuk berekspresi dalam lukisan kardus-kardus ini dan mengenalkan kegembiraan dalam berkarya. Supaya mereka tetap punya harapan, bahwasannya kehidupan tidak tentang masa lalu dan sekarang, tapi juga masa depan,” tutur Agus.

Sementara itu, salah satu warga Tambakrejo, Edi Riyanto, sangat mengapresiasi adanya kegiatan yang diinisiasi oleh Kolektif Hysteria ini.

Adanya Penta K Labs ini, Edi menyebut, dapat menumbuhkan lagi semangat para warga untuk berjuang dalam hidup dan lebih termotivasi membangun kampung.

“Bagus sekali. Senang juga karena rumah saya termasuk salah satu yang dilukis. Pastinya bermanfaat untuk kita. Yang pasti, kampung kami jadi lebih ramai dan semoga bisa lebih dikenal,” pungkas dia.

https://regional.kompas.com/read/2022/12/19/083021378/menengok-keseruan-penta-k-labs-ketika-seniman-merespons-persoalan-pesisir

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke