Salin Artikel

Euforia Warga Maluku Saat Piala Dunia dan Fanatisme kepada Timnas Belanda

Sudah menjadi tradisi, setiap kali gelaran Piala Dunia berlangsung, antusiasme warga Maluku dalam menyambut momen empat tahunan itu sangatlah gegap gempta.

Biasanya sehari menjelang Piala Dunia ribuan warga di berbagai daerah di Maluku akan menggelar pawai bersama mengelilingi kota sambil mengenakan atribut dan bendera tim yang mereka dukung.

Selain itu sepekan menjelang Piala Dunia warga di Maluku mulai memasang bendera Negara-negara peserta Piala Dunia. Bendera yang dipasang mulai dari ukuran paling kecil hingga bendera berukuran raksasa.

Warga biasanya memasang bendera-bendera itu di depan rumah-rumah mereka, di atas gedung, pohon-pohon, di jalanan, pangkalan ojek dan gapura. Bahkan ada yang nekat memasang bendera tim yang didukung di atas tower.

Bila kita berada di atas ketinggian, maka kita akan melihat pemandangan warna warni bendera berbagai Negara berkibar dengan begitu indahnya.

Tak hanya itu, saat Piala Dunia dimulai, warga di Maluku biasanya kerap membuat posko yang dicat sesuai warna bendera tim kesayangan. Mereka juga memasang ornamen dan bendera Negara yang didukung. Posko-posko tersebut biasanya dijadikan tempat nonton bareng Piala Dunia.

Saat Piala Dunia 2022 di Qatar, kebiasaan warga di Maluku itu masih terus dipertahankan. Pawai penyambutan, pemasangan bendera di setiap sudut kota hingga membangun posko dan kebiasan begadang untuk nonton bareng masih saja terjadi.

Tradisi Pawai

Bagi masyarakat Maluku, khususnya di kota Ambon, pawai menyambut hari pertandingan tim kesayangan hingga pawai perayaan kemenangan setelah pertandingan usai telah menjadi kebiasaan. Itu juga sudah menjadi tradisi yang sulit dihapus. 

Biasanya beberapa jam sebelum pertandingan dimulai warga yang mendukung sebuah tim akan terlebih dahulu berkumpul di jalan-jalan kemudian menggelar pawai keliling kota. Begitu pun saat tim yang mereka dukung menang, gelombang pawai akan semakin besar.

Di kota Ambon dan di beberapa daerah di Maluku misalnya, saat tim yang didukung menang, ribuan warga dengan mengenakan atribut lengkap dan bendera negara yang didukung seketika langsung turun ke jalan-jalan untuk merayakan kemenangan sambil berkonvoi dan membunyikan klason kendaraannya.

Kebiasaan merayakan kemenangan tim sambil berkonvoi di jalan-jalan itu tidak hanya terjadi di wilayah perkotaan tapi juga menular hingga ke pelosok-pelosok desa di Maluku saat perhelatan Piala Dunia di Qatar.

Seperti yang dilakukan ribuan pendukung timnas Belanda dan pendukung timnas Argentina saat kedua tim berhasil menaklukan lawan-lawannya pada babak 16 besar yang berlangsung Minggu (4/12/2022) dinihari tadi.

Selain menggelar pawai keliling, ribuan pendukung kedua tim juga tumpah ruah di jalan-jalan untuk merayakan kemenangan tim kesayangannya. Warga yang larut dalam kegembiraan ikut menyalakan mercon di jalanan sambil meneriakan yel-yel kemenangan timnya.

Ribuan pendukung timnas Belanda di Ambon secara khusus bahkan menggelar pesta kembang api di desa Galala, kecamatan Sirimau dan beberapa kawasan lainnya di kota Ambon saat tim kesayangannya itu memastikan diri lolos ke perempat final Piala Dunia 2022 di Qatar.

Pawai kemenangan pendukung Belanda dan Argentina di kota Ambon dan sejumlah daerah di Maluku tercatat yang paling meriah karena melibatkan jumlah massa yang relatif besar.

Meski sudah ada larangan dari pihak kepolisian agar warga tidak menggelar pawai, namun pada kenyataannya konvoi dan pawai di jalan untuk merayakan kemenangan tim kesayangan masih ada.

Polisi yang agak kewalahan pun hanya bisa melakukan penyekatan di sejumlah titik agar para pendukung yang menggelar pawai tidak memasuki pusat kota dan membludak di satu tempat.

Penjagaan pun dilakukan aparat bersenjata lengkap di sejumlah kawasan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.

Euforia Piala Dunia di Maluku ini pun sempat diwartakan media asal Belanda dan juga Argentina.

Bahkan Juan Fablo Sorin, kapten timnas Argentina di Piala Dunia 2006 sampai memposting video pawai kemenangan pendukung timnas Argentina di Ambon di akun instagramnya Jpsorin6 dengan menilis keterangan Indonesia Luego De La Victoria @FIFARordCup.

Fanatisme

Bagi setiap pecinta sepak bola di Maluku khususnya kota Ambon, pawai di jalan tidak hanya soal ekspresi meluapkan kegembiraan dan merayakan kemenangan tim kesayangan, tetapi juga soal gengsi dan harga diri.

Sebagian besar pecinta sepak bola di Ambon yang turun ke jalan untuk merayakan kemenangan timnya selalu mengganggap bahwa apa yang dilakukan itu merupakan sebuah bentuk kebanggaan dan wujud rasa kesetiaan dan loyalitas terhadap tim yang didukung.

Mereka juga beranggapan konvoi kemenangan yang dilakukan sebagai bukti tim yang mereka bela pantas untuk menang dan punya kehebatan.

Euforia Piala Dunia di Maluku juga menyebar hingga ke media-media sosial. Banyak pendukung bahkan banyak yang saling ejek satu sama lain hanya demi membela tim yang mereka dukung.

“Jadi semua tim itu begitu, ini soal fanatisme terhadap sebuah tim bukan saja kita pendukung Belanda, tim lain juga begitu, saat tim mereka menang mereka akan turun ke jalan merayakan,” kata Frangky salah satu pendukung timnas Belanda kepada Kompas.com, Minggu.

Bagi Frangky mendukung timnas Belanda untuk menang di Piala Dunia Qatar merupakan sebuah kebanggaan, sama dengan pendukung tim lainnya yang juga meyakini timnya akan menang dan menjadi juara.

Karenanya setiap kali timnas Belanda tampil di Piala Dunia ia selalu setia mendukung tim berjuluk de oranje tersebut.

“Saya sudah dukung tim Belanda sejak tahun 1990, saya sekeluarga sangat mencintai tim ini dan saya sangat bangga sekali bisa terus mendukung tim ini, mendukung timnas Belanda merupakan sebuah kehormatan,” ujarnya.

Ia mengaku sangat optimistis timnas Balanda akan keluar seabagai juara pada Piala Dunia di Qatar jika mampu melewati hadangan timnas Argentina di babak perempat final nanti.

“Kalau soal kans, saya sebagai pendukung setia sangat yakin kali ini timnas Belanda akan keluar sebagai juara apabila mampu melewati Argentina nanti,” ujarnya.

Sementara Nahwan Matdoan, salah satu pendukung setia timnas Argentina mengaku sangat bangga karena Lionel Messi dkk mampu menembus perempat final Piala Dunia Qatar setelah berhasil mengatasi perlawanan timnas Australia dengan skor tipis 2-1.

Menurut Nahwan, para pendukung timnas Argentina di Maluku tidak ragu sedikit pun dengan kemampuan tim berjuluk tango tersebut. Ia dan pendukung lainnya juga tidak merasa khawatir siapa pun lawan yang akan dihadapi tim Argentina.

Baginya pendukung timnas Argentina sudah tak sabar lagi melihat Messi dan kawan-kawan keluar sebagai juara untuk yang ketiga kalinya.

“Saya sangat yakin sekali Argentina akan juara untuk ketiga kalinya, dan sebagai pendukung kami sangat menantikan itu,” ujarnya.

Emosi, sejarah, dan Timnas Belanda

Dukungan luar biasa warga Maluku terhadap timnas Belanda di setiap gelaran Piala Dunia tidak hanya semata soal kesukaan terhadap gaya permainan tim berjuluk de oranje tersebut tapi lebih dari itu soal hubungan emosional dan juga irisan sejarah.

Ronny Samloy, pengamat sepak bola yang juga wartawan senior olahraga di Maluku mengakui fanatisme dan dukungan warga Maluku yang sangat luar biasa terhadap timnas Belanda punya akar sejarah yang sangat kuat.

Menurutnya banyak warga Maluku khususnya kota Ambon memberikan dukungan ke timnas Belanda setiap kali gelaran Piala Dunia karena banyak warga Maluku punya kedekatan emosional dengan Negara Belanda, di mana ada banyak sekali warga keturunan Maluku yang saat ini berada di Balanda.

“Jadi fanatisme sepak bola di Piala Dunia bagi masyarakat di Maluku ini sangat berbeda dengan daerah lain di Indonesia,” katanya kepada Kompas.com.

Ia mengatakan dalam sejarah, pernah terjadi eksodus besar-besaran warga Maluku ke Belanda pada tahun 1950. Orang-orang Maluku yang eksodus ke Belanda itu kemudian melakukan kawin campur dan beranak pinak hingga menjadi komunitas besar di Negara tersebut.

Dalam perjalanan waktu, banyak warga Belanda keturunan Maluku juga masuk ke dalam skuad Timnas Belanda di berbagai edisi Piala Dunia.

“Jadi dukungan warga Maluku ke timnas Belanda ini lebih pada fanatisme sejarah dan genologis,” katanya.

Ia pun mencatat dalam sejarah ada sederet nama pemain timnas Belanda keturunan Maluku yang telah memperkuat tim de oranje di berbagai edisi Piala Dunia. Sejumlah nama pemain Belanda keturunan Maluku itu mulai dari Pierre Van Hooijdonk, Sonny Silooy, Roy Makaay, Demy de Zeew dan Ruud Gullit.

Selain itu ada juga nama Giovanni Van Bronchkost, kapten tim Belanda pada Piala Dunia tahun 2010, Nigel de Jong , Mark Van Boomel, Kevin Diks dan Johnny Heitinga.

Menurut Ronny banyaknya pemain timnas Belanda berdarah Maluku yang memperkuat tim de Oranje membuat begitu kuatnya hubungan emosinal warga Maluku untuk mendukung timnas Belanda di setiap gelaran piala dunia.

Banyaknya nama pemain keturunan Maluku di timnas Belanda juga menjadi kebanggaan tersendiri bagi kebanyakan orang Maluku begitu loyal mendukung timnas Belanda.

“Kalau saja Lois Van Gaal tidak mencoret nama Pascal Struijk dari daftar susunan pemain Timnas Belanda yang akan dibawa ke Piala Dunia Qatar maka ada juga keturnan Maluku di skuad Timnas Belanda,” katanya.

Ronny menambahkan sepak bola merupakan olahraga yang sangat universal dan telah melampaui sekat-sekat perbedaan, namun fanatisme warga Maluku untuk mendukung timnas Belanda punya keunikan yang sangat berbeda karena faktor sejarah dan juga emosional yang kuat.

Bagi Ronny pendukung timnas Belanda di Maluku merupakan pendukung tradisional yang sangat loyal, namun seiring perjalanan waktu banyak dari pendukung timnas Belanda yang beralih duklungan untuk mendukung tim lainnnya sepreti Jerman, Brasil, Argentina Portugal, Italia, Spanyol dan tim lainnya.

“Jadi perlu dicatat fanatisme orang Ambon terhadap sepak bola khususnya tim Belanda ini karena itu tadi ada faktor sejarah dan juga hubungan emosional yang kuat, dari timnnas Belanda ini kemudian mengalir lagi dukungan ke tim lainnya,” ungkapnya.

Ronny menambahkan dukungan warga Maluku terhadap timnas Belanda tidak harus dimaknai bahwa orang Maluku tidak punya nasionalisme terhadap NKRI. Baginya sepak bola hanyalah sebuah olahraga yang syarat dengan hiburan.

“Tadi saya katakan sepak bola merupakan olahraga yang sangat universal dia melampaui sekat-sekat Negara dan politik, dan orang Maluku yang mendukung timnas Belanda itu tetap mencintai NKRI,” katanya.

Potensi Besar

Ronny mengungkapkan demam Piala Dunia di Maluku yang begitu kuat menunjukkan bahwa Maluku punya potensi besar di bidang sepak bola. Sayangnya potensi yang ada itu belum dapat dimanfaatkan dengan maksimal untuk mengembangkan sepak bola di Maluku.

Menurut Rony kecintaan warga Maluku terhadap sepak bola harus dapat dibaca sebagai semangat warga Maluku untuk memajukan dunia sepak bola di Maluku dan hal itu harus dapat sikapi oleh pemerintah daerah.

“Jadi pemerintah daerah tidak boleh menutup mata karena eforia sepak bola di Maluku ini harus dimaknai secara positif untuk pemerintah daerah bisa membangkitkan sepak bola sebagai sebuah industri di Maluku,” ungkapnya.

Rony juga menyarakan agar konvoi yang selalu dilakukan warga dapat diatur dengan baik oleh pihak berwenang karena hal tersebut merupakan hiburan sehingga tidak perlu dilarang.

Menurutnya tidak hanya warga biasa, banyak pejabat di Maluku yang juga ikut dalam merayakan eforia sepak bola.

“Konvoi-konvoi itu harus dimaknai secara positif dan diatur dengan baik, ada banyak pejabat juga yang merayakan eforia Piala Dunia jadi yang paling penting harus dijaga jangan sampai berujung anarkis itu saja,” ungkapnya.

https://regional.kompas.com/read/2022/12/04/181254378/euforia-warga-maluku-saat-piala-dunia-dan-fanatisme-kepada-timnas-belanda

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke