Salin Artikel

Sempat Bohong, Anak Kandung yang Bunuh Satu Keluarga di Magelang Ternyata Penganggur

Sebelumnya, DDS mengaku pernah bekerja di sebuah perusahaan milik negara di Yogyakarta.

Namun, setelah polisi mengonfirmasi, tidak ada data atau riwayat DDS pernah bekerja di perusahaan tersebut.

"Pelaku ini memang tidak memiliki pekerjaan, karena sempat yang bersangkutan (mengaku) memiliki pekerjaan di salah satu perusahaan milik negara di tahun 2018-2021. Tapi, setelah kita kroscek ternyata tidak ada data yang bersangkutan bekerja di sana," terang Sajarod di Mapolresta Magelang, Jawa Tengah, Rabu (30/11/2022).

Sajarod menyebutkan, DDS telah memberikan keterangan bohong.

Saat ini, pihaknya masih fokus pada penyidikan aksi DDS yang menghilangkan nyawa tiga keluarga sekaligus.

Meski begitu, tidak menutup kemungkinan polisi akan memeriksa kejiwaan tersangka, juga konsekuensi hukum jika tersangka memberikan keterangan palsu.

"Kami fokus ke penyidikan terlebih dahulu, kalau untuk memeriksa kejiwaan itu hanya tambahan. Nanti, akan kami koordinasikan dengan pihak jaksa, perlu tidaknya," imbuh Sajarod.

Selama pemeriksaan di Mapolresta Magelang, DDS berkomunikasi dengan baik dan lancar. Bahkan, dia menceritakan kronologi hingga detail kepada polisi.

"Saat kami wawancara, intrograsi dan pemeriksaan, yang bersangkutan lancar dalam hal memberikan jawaban, menerangkan kronologis secara detail sehingga dengan gambaran seperti itu mengambarkan yang bersangkutan memiliki ketahanan jiwa yang bagus," ucap Sajarod.


Selain itu, tersangka juga tidak menunjukkan rasa sedih atau rasa bersalah.

"Tersangka ya pastinya kehilangan kedua orangtua, kakak kandung, apalagi keluarga terdekat pastinya sedih ya. Namun, mungkin ada juga orang yang tidak mengekspresikan," imbuh Sajarod.

Sebagaimana diketahui, DDS nekat meracuni tiga anggota keluarga kandungnya hingga tewas di rumahnya sendiri di Jalan Sudiro, Gang Durian, Dusun Prajenan, Desa Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Senin (28/11/2022).

Para korban adalah ayah tersangka, Abas Ashari (58); ibu tersangka, Heri Riyani (54) dan kakak perempuan, Dea Khairunisa (25). Mereka tergeletak di 3 kamar mandi di dalam rumahnya.

Mereka meregang nyawa tak lama setelah menenggak teh dan koopi yang sudah dicampur racun sianida.

Sebelumnya pada Rabu (23/11/2022) tersangka sempat menecoba membunuh para korban dengan modus yang sama.

Kepada polisi, kata Sajarod, DDS mengaku membunuh keluarganya karena tidak terima diminta membiayai seluruh kebutuhan keluarga.

Dia sakit hati karena kakaknya tidak dibebankan hal yang sama.

https://regional.kompas.com/read/2022/11/30/173028178/sempat-bohong-anak-kandung-yang-bunuh-satu-keluarga-di-magelang-ternyata

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke