Salin Artikel

Tari Maengket: Sejarah, Properti, dan Musik Pengiring

KOMPAS.com - Tari Maengket berasal dari Minahasa, Sulawesi Utara.

Tari Maengket secara garis besar berarti seni bernyanyi sambil menari dengan mengungkapkan sastra daerah yang dilakukan oleh sekelompok orang.

Awalnya, fungsi Tari Maengket sebagai ucapan terima kasih kerpa Tuhan Yang Maha Esa atas panen yang baik.

Pada perkembangannya, tarian ini tidak hanya ditarikan usai panen melainkan juga di acara pernikahan, festival seni tari, dan lainnya.

Tari Maengket

Sejarah Tari Maengket

Belum ada keterangan pasti mengenai kemunculan Tari Maengket, namun sejarah maengket telah ada sejak abad ke-7.

Pendapat yang berkembang menerangkan bahwa suatu upacara ritual/sakral yang lahir dari suatu tradisi budaya gotong royong masyarakat di Minahasa, dalam kegiatan agraris yakni bercocok tanam.

Budaya gotong-royong ini dikenal dengan istilah Mapalus.

Pendapat lain menyebutkan bahwa Tari Maengket lahir dari ritual purba suku Malesung.

Umumnya, masyarakat purba yang hidup primitif yang memiliki kebiasaan menyanyi sambil menari yang dipimpin oleh seseorang.

Sejak zaman dahulu, suku Malesung yang kemudian berganti nama Minaesa dan menjadi Minahasa ini terkenal dengan mata pencaharian bercocok tanam.

Salah satu kebiasaan suku Minahasa dalam mengerjakan suatu pekerjaan selalu dikerjakan secara bersama-sama secara bergiliran, mulai memetik padi, membuat rumah, maupun dalam kerja Mapalus.

Mereka bekerja sambil bernyanyi (untuk membangun semangat kerja) sambil berbalas-balasan.

Lagu yang dinyanyikan diikuti dengan gerakan-gerakan sederhana.

Versi lain menyebutkan bahwa awalnya Maengket bukan suatu tarian seperti yang dikenal saat ini. Maengket merupakan seni yang terdiri dari musik, vokal, dan tari (gerakan).

Maengket baru dikenal sebagai tarian pada awal abad ke-20.

Pada masa lalu para leluhur tidak menyebut maengket sebagai tari tetapi Maengket saja. Maengket berasal dari Tombulu dan dapat dikatakan sebagai pelopor Maengket.

Hal ini sesuai dengan fungsi Maengket dalam tradisi budaya agraris masyarakat zaman dahulu untuk panen padi ladang (bukan sawah).

Pada perkembangannya Maengket banyak diminati oleh etnis Minahasa subetnis Tombulu.

Bentuk dan jenis Tari Maengket masuk dalam kategori tari tradisional yang ditarikan secara berpasangan, pria dan wanita dengan seorang kapel (pemimpin tari).

Properti Tari Maengket

Busana penari Maengket terdapat dua jenis, yaitu busana penari wanita dan pria (termasuk penabuh alat musik).

Penari wanita menggunakan busana kebaya putih yang dihiasi dengan hiasan rendah sebagai atasan, sedangkan bawahannya menggunakan kain sarung yang dilingkarkan dengan motif berkepala (bisa batik atau gambar utama pada bagian depan).

Penari pria menggunakan model baniang untuk atasannya lengkap dengan kancing di bagian depan, lengan panjang, dan bagian dada dihiasi dengan motif bunga atau pita.

Bagian bawahnya menggunakan celana panjang, ikan pinggang, dan ikat kepala bermotif gunung.

Busana kapel berbeda dengan penari wanita, namun busana berbentuk kebaya dengan rok panjang berwarna senada.

Dalam pementasan, para penari Maengket tidak menggunakan alas kaki termasuk juga kapel dan pemain musik.

Aksesori Tari Maengket

Penari wanita menggunakan sanggul pingkan (ada dua konde) dan bunga ros (sejenisnya) yang diletakkan di sebelah kiri kepala dekat telinga.

Penari pria menggunakan ikat kepala dan ikan pinggang yang terbuat dari kain.

Perlengkapan penari wanita dan pria, yaitu keduanya menggunakan lenso yang dikaitkan pada jari kelingking di kiri dan kanan.

Musik Pengiring Tari Maengket

Tari Maengket diiringingi dengan alat musik antara lain tambor, tetengkoren (alat komunikasi suku Minahasa zaman dahulu), dan gong (terbuat dari besi kuningan).

Bunyi alat tersebut sebagai pembawa irama dan memberikan aba-aba.

Tari Maengket juga diiringi dengan nyanyian oleh para penari. Syairnya mengungkapkan situasi panen padi (Makamberu), naik rumah baru (Marambak), dan pergaulan muda-mudi(Lumaya)

Ketiga tema lagu tersebut menyatu dalam satu paket tarian Maengket sesuai dengan judul masing-masing tema, yaitu Makamberu, Maramba' dan Lalaya'en. (Editor: Serafica Gischa)

Sumber:

kebudayaan.kemdikbud.go.id

www.kompas.com

https://regional.kompas.com/read/2022/11/29/070000078/tari-maengket--sejarah-properti-dan-musik-pengiring

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke