Salin Artikel

Tari Cakalele: Asal, Cerita, Fungsi, dan Kostum

KOMPAS.com - Tari Cakalele yang berasal dari desa-desa di Kecamatan Banda, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku.

Tari Cakalele juga terdapat di wilayah lain di seluruh Maluku.

Keberadaan tari Cakalele memiliki kaitan erat dengan desa adat di Maluku. Hanya desa adat yang memiliki Tari Cakalele.

Ada delapan desa adat yang memiliki tari Cakalele di Kepulauan Banda, dari 12 desa ada yang terdapat di wilayah itu.

Tari Cakalele

Cerita Tari Cakalele

Cerita Tari Cakalele adalah peperangan yang dilakukan masyarakat adat desa setempat.

Tari Cakalele merupakan representatif sejarah masyarakat Banda dalam melawan panjajah.

Pada zaman dahulu, desa-desa di Kepulauan Banda mengalami peperangan dengan penjajah dari luar desa .

Para penjajah yang berupaya mengganggu tatan adat dan budaya masyarakat setempat.

Tarian ini menggambarkan keberanian kegigihan dan semangat patriotik untuk mengusir penjajah dari tanah adat Banda.

Semangat kegigihan dalam menjaga wilayah ini dipupuk melalui tarian Cakalele.

Fungsi Tari Cakalele

Tari Cakalele berfungsi untuk menerima tamu-tamu terhormat yang datang ke desa-desa di Kepulauan Banda.

Tari Cakalele merupakan tarian sakral yang tidak dapat sembarangan di pentaskan oleh orang luar di desa-desa adat Kepulauan Banda.

Tarian tersebut hanya dapat ditarikan oleh anak-anak desa adat setempat.

Pertunjukan tari Cakalele tidak dapat dilakukan setiap saat.

Hal tersebut karena pementasan tari Cakalele membutuhkan biaya yang cukup besar, yaitu jutaan rupiah.

Alasan lainnya berupa tari Cakalele berhubungan dengan tradisi adat buka kampong (desa) dan tutup kampong, dimana dalam proses adatnya membutuhkan waktu yang panjang dan biaya yang sangat banyak.

Jumlah penari Cakalele tergantung dengan pengelompokan kampong secara adat.

Kampong yang termasuk dalam adat orlia memiliki jumlah penari sebanyak lima orang. Adapun, kampung yang termasuk dalam Orisia memiliki jumlah penari sebanyak sembilan.

Selain penari, ada penabuh gendang, pemegang umbul-umbul, pemuluk gong, serta pemuka adat yang merupakan pasangan suami istri.

Peran para pemain tersebut secara adat tidak dapat diubah atau diganti oleh personil lainnya.

Hal ini disebabakam, tari Cakalele adalah sebuah keutuhan adat yang sarat dengan ritual dan mistik.

Kostum Tari Cakalele

Kostum tari Cakalele dibedakan berdasarkan tari Cakalele yang terdapat di Kepulauan Banda dan di daerah lain di Maluku.

Kostum tari Cakalele di Kepulauan Banda berupa khas bangsawan Banda, termasuk gerak dan lagunya.

Sedangkan, tari Cakalele dari daerah lain menggunakan gerak dan lagu serta kostum perang.

Pakaiannya berwarna-warni dengan penutup kepala atau topi yang terbuat dari alumunium yang dilengkapi dengan senjata tombak dan salawaku.

Penari akan tampil sesuai dengan gerak dan lagu sebagai perwujudan jiwa patriotisme dan semangat pahlawan.

Ikat kepala yang digunakan oleh penari Cakalele berwarna putih yang berbeda dari daerah lain.

Kostum kapitan atau master dalam tarian ini menggunakan pakaian berwarna yang berbeda dengan personil lainnya. Kapitan akan mendominasi dalam semua atraksi Cakalele.

Tari Cakalele dari Kapulauan Banda memiliki kelebihan yang sangat khas dari segi artistik, mitos, dan mistik dibalik penampilan Cakalle.

Sehingga , tari Cakalele merupakan tarian elit di Kepulauan Banda yang digunakan untuk menerima tamu-tamu terhormat di kepulauan Banda.

Sumber:

warisanbudaya.kemdikbud.go.id

jadesta.kemenparekraf.go.id

https://regional.kompas.com/read/2022/11/05/150927078/tari-cakalele-asal-cerita-fungsi-dan-kostum

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke