Salin Artikel

Polisi Belum Bisa Ungkap Kasus Pembunuhan Iwan Boedi, Keluarga Minta Perhatian dan Ketegasan Panglima TNI

KOMPAS.com - Sudah lebih dari satu bulan sejak Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bertugas di Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Semarang, Iwan Boedi Prasetijo, ditemukan tewas di Kawasan Pantai Marina, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng).

Akan tetapi, pihak kepolisian belum juga menemukan titik terang atas kasus kematian Iwan Boedi.

Iwan Boedi dinyatakan menghilang sehari sebelum dia memberikan kesaksian di Kepolisian Daerah (Polda) Jateng terkait kasus dugaan korupsi hibah tanah di Kota Semarang.

Oleh sebab itu, kasus pembunuhan Iwan Boedi diduga berkaitan dengan dugaan kasus korupsi yang melibatkannya sebagai saksi.

Belum menemukan unsur pidana korupsi

Sementara itu, Direktur Reserse Kriminal Khusus (Direskrimsus) Polda Jateng, Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Dwi Subagio, mengatakan bahwa pihaknya belum menemukan unsur pidana korupsi pada program hibah tanah di Kota Semarang.

"Kita juga belum menemukan kasus tindak pidana korupsinya sampai saat ini," kata Dwi kepada Kompas.com, Jumat (4/11/2022).

Dwi menjelaskan, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang menyediakan anggaran sebesar Rp 3,5 miliar untuk sertifikasi alih lahan di Kecamatan Mijen.

"Dari anggaran Rp 3,5 miliar, yang terserap itu hanya Rp 400 Juta," ujar Dwi.

Dana anggaran sebesar Rp 400 juta itu digunakan untuk pembelian alat tulis kantor (ATK), sedangkan sisanya telah dikembalikan ke kas negara.

"Jadi (sisa dana anggaran) tidak terserap dan kembali ke negara, penyebabnya tidak diserap. Kalau dari "atas" gitu," ucap Dwi.

Meski begitu, dia mengaku, pihaknya hingga kini masih terus melakukan penyelidikan untuk bisa mengungkap kasus pembunuhan Iwan Boedi.

"Kita tetap lakukan penyelidikan," tegasnya.

Surat untuk Presiden dan Panglima TNI

Sebelumnya, anak sulung Iwan Boedi, Theresia Alfita Saraswati, mengirim surat kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI), Jenderal Andika Perkasa.

Dia mengatakan, surat untuk presiden dan Panglima TNI sengaja dia tulis dengan isi yang berbeda.

"Untuk Panglima TNI ada surat sendiri," kata Alfita, di Gereja Santo Iganius Loyola Banjardowo Genuk, Kota Semarang, Kamis (3/11/2022).

Kuasa Hukum Keluarga Iwan Boedi, Yunantyo Adi Setyawan menambahkan, pihaknya belum tahu kapan surat untuk Panglima TNI akan dikirim.

"Untuk panglima belum tahu namun secepatnya," ujar Yunantyo.

Terkait alasan perbedaan isi surat untuk Jokowi dan Andika Perkasa, Yunantyo menjelaskan, pihak keluarga hendak menyampaikan pesan khusus untuk panglima.

Dia melanjutkan, pihak keluarga menilai, Jenderal Andika Perkasa perlu turun tangan mengingat muncul dugaan keterlibatan personel TNI dalam kasus pembunuhan Iwan Boedi.

"Panglima sendiri yang menyatakan kepada pers kalau ada anggotanya yang diperiksa terkait meninggalnya Iwan Boedi," papar Yunantyo.

"Ini kami memerlukan atensi khusus (dari Panglima TNI) supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan di bawah-bawahnya," imbuhnya.

Selain itu, Yunantyo menuturkan, pihak keluarga mendesak agar Panglima TNI bersikap tegas bila ada anggotanya yang diduga terlibat dalam kasus pembunuhan Iwan Boedi.

"Kita perlu ketegasan dari panglima," tegasnya.

Dia menilai, kasus pembunuhan Iwan Boedi akan sulit dibongkar bila Panglima TNI tidak memberikan perhatian serta ketegasannya.

"Tanpa ada atensi dari panglima, sementara ini kami meyakini (pengungkapan kasus) ini sulit berjalan," pungkasnya.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Semarang, Muchamad Dafi Yusuf | Editor: Ardi Priyatno Utomo, Khairina)

https://regional.kompas.com/read/2022/11/04/153002078/polisi-belum-bisa-ungkap-kasus-pembunuhan-iwan-boedi-keluarga-minta

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke