Salin Artikel

Distribusi Lancar, Harga Beras di Bangka Belitung Lebih Murah dari Sumbar

BANGKA, KOMPAS.com - Sebagai daerah yang menggantungkan hidup dari pasokan kebutuhan pokok dari luar daerah, harga beras di Kepulauan Bangka Belitung justru lebih murah dibandingkan daerah lain.

Proses distribusi yang baik dianggap sebagai pendukung terjaganya harga pangan.

"Ini salah satu yang menarik kami temukan, bahan pokok sebagai penyumbang inflasi di Bangka Belitung. Tapi kalau kita bandingkan daerah lain, harga beras misalnya, kita tidak terlalu mahal, menengah mungkin," kata Plt Kepala Perwakilan Bank Indonesia Bangka Belitung Agus Taufik saat laporan fiskal DJPB Kemenkeu, Jumat (28/10/2022).

Agus mencontohkan, harga beras medium di Bangka Belitung berkisar di harga Rp 11.000 per kilogram. Ini lebih murah dibandingkan Sumatera Barat yang mencapai Rp 15.000 per kilogram.

Namun, bila dibandingkan dengan daerah di Sulawesi dengan harga beras Rp 9.000-an per kilogram, harga di Bangka Belitung memang terlihat tinggi.

Harga beras yang cenderung terkendali, kata Agus, karena distribusi dan pasokan yang lancar.

Selama ini beras di Bangka Belitung yang salah satunya didatangkan dari Pasar Induk, Jakarta, berjalan dengan baik.

Sehingga harga tidak berbeda jauh dengan daerah penyuplai.

Di samping itu, dalam upaya pengendalian inflasi, pemerintah juga melibatkan distributor untuk menjaga pasokan kebutuhan pokok.

"Kita tahu kalau pasokan lancar dan kebutuhan pokok tersedia, harga tidak akan naik," ujar Agus.

Menurut Agus, hal ini sedikit berbeda dengan daerah Sumatera Barat yang notabene sebagai daerah produsen, menggantungkan pasokan dari lokal.

"Ini mungkin karena di sana dipasok dari lokal dan masih masa tanam ya. Berbeda dengan Bangka Belitung kita bersama distributor gencarkan pasokan dari mana-mana untuk menekan inflasi," ujar Agus.

Kerja sama dengan distributor, kata Agus merupakan langkah cepat untuk pengendalian inflasi daerah.

Dalam waktu bersamaan juga digiatkan kemandirian pangan dengan budidaya kebutuhan pokok seperti cabai dan bawang.

"Kalau kemandirian pangan ini kan kita harus menunggu panen, jadi ini untuk jangka menengah dan jangka panjang," jelas Agus.

Sementara, Kepala DJPB Kemenkeu Bangka Belitung Edih Mulyadi mengatakan, hingga 30 September 2022, total pendapatan Rp 2,93 triliun, sedangkan total belanja Rp6,85 triliun.

Sehingga menghasilkan defisit regional Bangka Belitung Rp 3,91 triliun.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Bangka Belitung Toto Haryanto Silitonga mengatakan, pendapatan domestik regional bruto (PDRB) Bangka Belitung ditopang industri pengolahan, perdagangan, pertanian dan tambang.

https://regional.kompas.com/read/2022/11/02/200344178/distribusi-lancar-harga-beras-di-bangka-belitung-lebih-murah-dari-sumbar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke