Salin Artikel

Pionir Komunitas Lari Semarang Runners Rangkul Pegiat Lari di Semarang, dari Pelajar hingga Atikoh Ganjar Pranowo

Mulai dari pelajar, mahasiswa, pekerja, atlet, hingga kalangan pejabat ikut bergabung dan berlari bersama. Baik saat latihan rutin maupun event running.

“Bu Atikoh (istri Ganjar Pranowo) beberapa kali ikut event kami sejak 2019 sampai sekarang. Bahkan kemarin ikutan New Year Run 2022 dan berbagi takjil ramadan,” ungkap Victorio Kharismayana, Digital Stategic Planner Semarang Runners kepada Kompas.com, Senin (31/10/2022).

Rio menceritakan, awalnya SR diinisiasi oleh sekelompok pekerja perantau yang mencari kesibukan positif dengan berolahraga bersama.

“Ya buat sarana release stress sama nambah relasi pertemanan lah,” katanya.

Hampir semua anggotanya merupakan pendatang dari luar daerah. Sebagian besar berdomisili di Semarang untuk menempuh studi maupun menekuni karier.

“Makanya dulu kita latihan rutin sore sama malam, karena kebanyakan kita bisa lari bareng habis pulang kerja,” terangnya.

Saat ini, latihan rutin digelar 3 kali dalam seminggu, yakni Rabu sore, Kamis malam, dan Sabtu pagi. Titik kumpul di Kota Lama Semarang dan SR memiliki beberapa rute utama yang nyaman untuk berlari bersama.

Seiring tren lari semakin digemari banyak orang, SR semakin dikenal dan diakui. Rio menyebutkan 2016 menjadi puncak kejayaan komunitasnya.

Anggotanya terus bertambah dan tawaran sponsor terus bermunculan. Undangan demi undangan mulai berdatangan membanjiri komunitas itu untuk event lari maupun kegiatan sosial.

“Akhirnya 2019 kita buatkan website resmi, dan tercatat kami punya 1.600 anggota di data base sejak awal berdiri,” bebernya.

Kini SR sendiri memiliki empat kegiatan organik yang sudah berjalan rutin setiap tahun. Yakni New Year Run, event running half marathon 21 kilometer di sebagai pembuka tahun baru.

Kemudian event LebaRUN, dengan berbagi takjil atau sahur di acara Sajadah Ramadan. Lalu Running Camp, untuk mempererat keakraban anggota.

“Selanjutnya, ada Mini Race yang baru kami adakan 11 September kemarin,” imbuh pegiat lari yang bergabung di SR sejak 2016 itu.

Antusiasme loyalis SR terlihat dari pegiat lari yang bergabung benar-benar dari semua lini usia. Salah satu anak 7 tahun bahkan pernah menjadi finisher perempuan pertama dalam event yang dihelat SR.

“Pensiunan usia sekitar 65 tahun juga ada yang aktif ikut latihan rutin,” katanya.

Pasalnya lari marathon bukan kompetisi yang berfokus mengejar juara. Namun membangun ketahanan tubuh atau endurance dengan menyesuaikan kemampuan masing-masing individu.

Di samping kegiatan utama dan latihan rutin, SR juga menginisiasi banyak hal. Seperti edukasi lintasan di GOR Tri Lomba Juang, coaching clinic, training lari, dan menginformasikan berbagai info running melalui website dan media sosial.

Akun Instagram SR yang memiliki hampir 14 ribu pengikut itu juga banyak diisi dengan konten edukasi seputar kesehatan dan tips lari.

Sementara itu, komunitas SR turut ambil bagian dalam event lari paling bergengsi di Semarang, yakni Semarang 10k Bersama Harian Kompas dan Isoplus.

Biasanya pegiat lari dari berbagai daerah rela datang menjadi peserta di acara ini. Kesempatan itu juga digunakan untuk menghelat gathering ribuan pegiat lari di Semarang. Khususnya mereka yang pernah aktif di SR.

“Wali Kota Bogor, Bima Arya, mantan wali kota Semarang Pak Hendi (Hendrar Prihadi) juga pernah gathering sama kita,” imbuhnya.

Pada 2021, SR mendapat penghargaan juara 2 sebagai komunitas terkokoh di tingkat provinsi. SR menjadi satu-satunya komunitas olahraga yang masuk nominasi kala itu. Beberapa penghargaan juga telah diperoleh sebelumnya.

Aditya Artha, Community Development Analyst SR yang telah bergabung sejak 2014 membagikan suka duka dan tantangan membesarkan komunitas itu.

“Tantangannya itu di pergantian SDM atau regenerasi, karena kita para pendatang enggak selamanya tinggal di Semarang, kadang ada yang pindah dinas,” terang Adit.

Dengan membagi tugas dalam 5 divisi, Adit dan rekan pengurus SR terus membangun komunitas itu dengan ragam kegiatan positif. Tak terkecuali mengembangkan akun medsos SR yang cukup menyita waktu.

Keseriusannya dibuktikan dengan mendaftarkan komunitas secara legal pada 2021, sehingga SR dan semua kegiatannya memiliki payung hukum.

Rencananya, memasuki satu dekade di 2023 mendatang, SR mampu menginisiasi kegiatan sosial sebagai bentuk pengabdian masyarakat.

“Kita udah sering gabung di charity run seperti Run to Care, Nusantarun, tapi belum punya kegiatan sendiri, jadi arahnya nanti ke sana,” imbuhnya.

Sementara itu, untuk pegiat lari, Adit berpesan untuk mengutamakan keamanan dan kenyamanan saat berlatih lari.

“Gampang-gampang susah buat bisa pintar ngatur nafas dan kecepatan, kalau di komunitas kita bisa saling ngingetin lari yang benar, tapi kalau lari sendiri kadang lupa pemanasan, dan seterusnya,” tuturnya.

Kemudian untuk pemula, menghindari lari kencang karena kecepatan dibangun secara bertahap. Lalu memastikan untuk menggunakan sepatu olahraga lari, dan kaos yang mudah kering dan nyaman.

Sampai saat ini, sekitar 100 anggota SR masih aktif mengikuti berbagai event lari. Mulai event kecil lari berjarak 5k hingga full marathon tingkat nasional di Jakarta, Magelang, dan Bali.

https://regional.kompas.com/read/2022/10/31/134732078/pionir-komunitas-lari-semarang-runners-rangkul-pegiat-lari-di-semarang-dari

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke