Salin Artikel

Menyambangi Kampus di Semarang, Kenali Istilah Unik "Juras" hingga "DPR"

Konon, lahirnya istilah-istilah tersebut merupakan hasil kreativitas mahasiswa dan bertahan secara turun temurun.

Di Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, misalnya. Terdapat jalan memanjang yang menghubungkan antara gedung Kampus 3 dan Kampus 2, Juras (Jurang Asmara) namanya.

Di Juras itulah, mahasiswa UIN Walisongo Semarang sering menghabiskan waktu dan menikmati sore sembari melihat pemandangan laut dari kejauhan.

Pemimpin Umum Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) MISSI UIN Walisongo Semarang, Elly Masfufah, menuturkan, dirinya tidak tahu betul sejak kapan kata "Juras" menjadi istilah jalan penghubung di kampusnya.

Lebih jelas Elly mengatakan, biasanya Juras digunakan sebagai tempat berdiskusi, nongkrong, bahkan berpacaran para mahasiswa.

"Biasanya buat nongkrong anak-anak organisasi, kadang juga buat sekedar kumpul sambil cerita-cerita. Nah karena namanya jurang asmara, tidak sedikit juga orang yang berduaan," tutur Elly saat ditemui Kompas.com, Senin (24/10/2022).

Uniknya, imbuh Elly, di pinggiran jalan yang memanjang itu pula para mahasiswa bisa melihat pemandangan laut, perumahan, hingga lanskap Kota Semarang.

"Apalagi kalo sore, pemandangan senjanya bagus. Kadang ke situ dibuat foto-foto ala anak senja juga," jelas Elly.

Tidak hanya itu, di Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Walisongo Semarang ada juga sebutan Tamda (taman dakwah), DPR (Di bawah Pohon Ringin), Mandalika (jalan menuju parkiran gedung ISDB).

"Sejak gedung baru ISDB, temen-temen sering sebut itu jalan Mandalika," tutur M. Irfan Habibi, mahasiswa FDK.

Sementara itu, di Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang pun memiliki akronim unik serupa.

Beberapa di antaranya seperti UGM (Udinus Gedung Mburi), DPR (Di Bawah Pohon Rindang), Mangga Dua (parkiran motor yang diapit dua pohon mangga), hingga Dinasti (Gedung F Pusat Kegiatan Organisasi Mahasiswa).

Hal tersebut disampaikan oleh mahasiswa jurusan Manajemen, Mashari. Menurut dia, tidak semua mahasiswa Udinus mengerti akronim-akronim tersebut.

Alasannya, karena Udinus memiliki banyak gedung, sedangkan aktivitas mahasiswa tidak terpusat.

"Kalau kami, karena kampusnya di belakang. Jadi anak fakultas ekonomi, kesehatan, dan teknik itu tidak pernah ngampus di kampus depan. Makanya kalau ditanya, kuliah dimana? Kita kuliah di UGM, Udinus Mburi Gedung," tutur Mashari.

Menurut salah satu anggota Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Udinus, Ahmad Nur Widianto, istilah unik di kampusnya itu bisa berubah dan berkembang seiring berpindahnya waktu.

Salah satunya, sebutan DPR (Dibawah Pohon Rindang), tempat nongkrong mahasiswa di dalam Gedung F Udinus.

"Itu buat nongkrong, ngerjain tugas, ya seperti itu. Kalau mahasiswa semester tua nyebutnya DPR, kalau anak-anak sekarang pakai Jaba, meja batu," tutur Ahmad.

Istilah unik di kampus-kampus negeri seperti Universitas Diponegoro (Undip) dan Universitas Negeri Semarang (Unnes) juga ada beberapa. Hanya saja, tidak sebanyak dan seeksis di kampus lain.

Seperti Undip memiliki bus kampus yang dinamai Budi (Bus Dipo) atau Dipyo (Undip Tayo). Sedangkan di Unnes, ada Pintu Doraemon (jalan keluar Gedung FIS belakang), ataupun Musrek (Musholla Rektorat).

"Itu yang anak-anak baru juga belum familiar. Di sini jarang ada istilah-istilah begitu," ungkap Afa, mahasiswa Teknologi Pendidikan Unnes.

https://regional.kompas.com/read/2022/10/27/175425078/menyambangi-kampus-di-semarang-kenali-istilah-unik-juras-hingga-dpr

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke