Salin Artikel

Kisah Aipda Frederik, Ajarkan Baca Tulis pada Ibu-ibu dan Anak-anak di Papua

Baginya menyalurkan ilmu adalah panggilan hati nurani. Sebab, kebanyakan warga di Kampung Tolandan belum bisa membaca, menghitung dan menulis.

“Tergerak hati nurani untuk mengajar mama-mama dan anak-anak yang notabene merupakan orang asli Papua di Kampung Tolanda," kata Frederik, Senin (17/10/2022) sore.

Ibu-ibu dan anak-anak yang diajar oleh Aipda Frederik mayoritas berasal dari daerah pegunungan Papua yang tinggal dan menetap di Toladan Sentani.

“Mama-mama dan anak-anak yang saya ajarkan calistung ini semua merupakan orang asli Papua (OAP). Hanya ada satu yang dari luar Papua, tetapi suaminya adalah orang Papua. Mereka (mama-mama) ini sehari-hari bekerja di kebun dan menjual di pasar,” ungkapnya kepada Kompas.com.

Karena kesibukannya sebagai anggota polisi dengan jabatan Panit 3 Unit Binmas Polsek Sentani Kota Polres Jayapura dan Bhabinkamtibmas di Toladan, maka Fredrik selalu mencari waktu yang tepat agar bisa mengajar.

Tak hanya itu, dia juga harus bisa menyesuaikan dengan kesibukan ibu-ibu yang sehari-hari berkebun dan berjualan di pasar.

“Dalam seminggu biasanya dua kali saya memanfaatkan waktu untuk mengajari calitung kepada mama-mama dan anak-anak. Inilah hal mendasar yang harus diketahui oleh mama-mama dan anak-anak, sehingga ketika berjualan mereka bisa menghitung tentang untung dan rugi ketika berjualan di pasar,” ucapnya.


Untuk mengajar mama-mama dan anak-anak, polisi kelahiran Abepura 13 Juli 1979 ini tak perlu harus mencari tempat yang bagus dan di dalam ruangan.

Aktivitas pembelajaran bahkan sering dilakukan di alam terbuka.

“Saya menjadikan alam sebagai tempat untuk mengajar mama-mama dan anak-anak selama di Toladan,” kata Fredrik.

Selain itu, Fredrik juga memanfaatkan taman baca atau ruang kelas yang ada di Toladan untuk mengajar ibu-ibu dan anak-anak.

Hal sederhana yang diajarkan adalah mengenal huruf serta angka.

“Kita gunakan juga ruang kanak-kanak atau taman atau ruang kelas untuk mengajari mama-mama dengan memperkenalkan huruf, mengajari membaca dan menghitung,” katanya.

Sebelum menjadi Bhabinkamtibmas di Toladan, Fredrik bertugas di Polsek Kemtuk Gresi sejak 2018.

Selama di sana ia fokus mengurusi pertanian bersama warga. Ketika lepas piket atau cuti dari Kemtuk Gresik ke Sentani, dia mengajar ibu-ibu dan anak-anak.

“Waktu itu saya masih bertugas di Polsek Kemtuk Gresi sebagai Bhabinkamtibmas, tetapi aktivitas saya untuk mengajar mama-mama dan anak-nak di Toladan tetap berjalan sejak 2019 hingga saat ini,” katanya.

Setelah itu, pada tahun 2021, Fredrik dimutasi dari Polsek Kemtuk Gresi sebagai  Bhabinkamtibmas di Toladan.

Dengan begitu aktivitas mengajar ke ibu-ibu dan anak-anak akan semakin rutin lantaran lokasi lebih dekat.

“Sejak 2021 hingga saat ini saya sudah di Polsek Sentani Kota dan menjadi Bhabinkamtibmas di Toladan. Dengan begitu saya akan lebih mudah melanjutkan aktivitas saya mengajar mama-mama dan anak-anak yang ada di Toladan,” ujarnya.

“Dengan mengajar mama-mama dan anak-anak calistung teryata terbukti. Bahkan ada sekitar 4 anak yang kita urus dan ikutkan untuk ujian paket A setingkat SD di Sentani,” ungkap Fredik.

Gunakan pola khusus

Menurut Fredrik, sejak empat tahun kegiatan belajar ini berjalan, ibu-ibu dan anak-anak di Toladan antusias.

Mereka tetap bersemangat menimba ilmu meski di tengah kesibukan sebagai petani yang berkebun dan berjualan di pasar.

“Antusias dan sangat senang sekali, karena mereka butuh pendidikan nonformal dalam mengajari mereka tentang caslitung. Inilah yang saya lakukan selama kurang lebih 4 tahun ini,” tuturnya.

Fredrik melakukan pendekatan karakter dalam mengajari mama-mama dan anak-anak yang ada di Toladan.

“Saya mengajar dengan pola kasih sayang. Kita harus menyesuaikan dengan karakter mereka. Kita harus ajar pelan supaya mereka cepat mengerti dan memhami,” ungkapnya.

Fredrik memandang bahwa ibu-ibu dan anak-anak di Toladan adalah bagian dari warga masyarakat yang harus diberikan perhatian yang sama dengan warga masyarakat pada umumnya.

Apalagi dirinya sebagai anggota polisi merasa memiliki tanggung jawab untuk memanfaatkan kelebihan dalam diri untuk mengajari mereka.

“Mama-mama dan anak-anak di Toladan ini adalah bagian dari kita dan saya harus berikan apa yang saya bisa. Salah satunya selama saya bertugas sebagai anggota Bhabinkamtibmas saya mengajar calistung buat mereka,” ujarnya.

https://regional.kompas.com/read/2022/10/18/084131078/kisah-aipda-frederik-ajarkan-baca-tulis-pada-ibu-ibu-dan-anak-anak-di-papua

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke