Salin Artikel

Inflasi di Jambi Tembus 8 Persen, Pemkot Gelontorkan Rp 4,4 Miliar untuk Subsidi Cabai

JAMBI,KOMPAS.com - Inflasi Jambi pada September 2022, tembus ke angka 8,55 persen. Menurut Walikota Jambi Syarif Fasha, ini disebabkan oleh pasokan cabai dan bawang yang kurang di pasaran.

Untuk mengatasi hal tersebut, Pemkot Jambi melakukan gerakan menanam cabai dan menggelontorkan dana sebesar Rp 4,4 miliar untuk mengintervensi pasar.

"Inflasi ini dampaknya sangat serius. Kita melihat Inggris dan Turki yang inflasinya sampai 80 persen itu mereka mengalami krisis. Bahkan Srilanka negaranya bangkrut. Kita lakukan upaya dini, untuk mengendalikan inflasi," kata Fasha di rumah dinas kepada Kompas.com, Sabtu (15/10/2022).

Fasha mengaku, dirinya dipanggil Presiden Joko Widodo ke istana negara, pasca Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi di Jambi menempati peringkat tertinggi di Indonesia, dua bulan lalu.

"Respons Pak Presiden sangat cepat ya, dia memperingatkan kita di daerah agar segera berbenah untuk mengendalikan inflasi," kata Fasha.

Setelah pulang dari istana, Fasha pun bergerak cepat. Dia menganalisis data BPS dan mengetahui bahwa penyebab inflasi adalah pasokan cabai hanya terpusat di Jawa.

Dengan demikian, hampir seluruh daerah di Sumatera "rebutan" cabai dari Jawa. Hal ini membuat harga di pasaran meningkat, selain disebabkan biaya transportasi juga adanya kelangkaan pasokan.

Untuk menstabilkan harga cabai di pasar, Pemkot Jambi menggelontorkan dana sebesar Rp 4,4 miliar.

Dana itu, untuk mensubsidi biaya transportasi dan menggaransi keuntungan para distributor cabai dari Jawa.

"Sampai ke pengecer di pasar, kita subsidi. Artinya mereka jual cabai dengan harga modal. Dengan begitu harga cabai yang awalnya berada di angka Rp80.000/kilogram turun menjadi Rp30.000/kilogram," kata Fasha.

Sebelum langkah ini, Wali Kota Fasha telah membentuk satuan tugas khusus dan Tim Percepatan Pengendalian Inflansi Daerah (TPID) Kota Jambi yang memiliki konsentrasi tugas yang lebih fokus untuk mengatasi beberapa aspek di bidang Yustisi/Penindakan Hukum, bidang pemantauan Supply dan Demand, serta bidang khusus Mitigasi Dampak, telah dilaksanakan pula pemantauan dan pengawasan pasokan Volatile Foods (VF), terutama cabai dan bawang di Pasar Induk Talang Gulo, Pasar Angso Duo dan pasar tradisional maupun modern lainnya.

"Jika masih ada yang tetap menjual dari harga yang dipatok, maka Satgas Pangan yang terdiri dari Polri, TNI, Kejaksaan dan Pemkot akan turun tangan,” ujar Fasha.

Selain itu, Fasha menginisiasi gerakan menanam cabai yang menyasar kelompok rentan yakni 10.000 keluarga penerima manfaat PKH di Kota Jambi.

"Setiap kepala keluarga akan menerima 3 batang pohon cabai dalam polybag dan 2 batang bawang merah dalam polybag," kata Fasha.

Mereka tidak mendapatkan benih cabai berupa biji, tetapi sudah batang yang cukup besar.

Dengan demikian, setelah ditanam tidak sampai dua bulan, cabai sudah mengeluarkan buah dan dapat dikonsumsi keluarga PKH, tanpa harus membeli cabai di pasar.

Sehingga permintaan terhadap cabai dapat dikurangi secara signifikan.

Untuk mengurangi dampak kenaikan BBM, Fasha juga memberikan bantuan sosial kepada sopir angkot sebanyak 100 unit armada selama 3 bulan, untuk pembelian BBM pertalite.

Lebih lanjut Fasha juga mendorong agar BPS melakukan pemodrenan dalam menghitung inflasi. Agar data BPS relevan dengan kondisi di lapangan.

Ia mencontohkan daya beli masyarakat saat inflasi 8,55 persen cenderung stabil, bahkan meningkat.

"Memang kalau yang belanja di pasar tradisional itu sedikit. Karena sekarang sudah ada belanja online. Semua barang-barang ada di online. Termasuk sayuran, cabai dan bawang itu pun sudah dijual online," kata Fasha.

Dia menyarankan agar BPS membuat platform untuk menghitung belanja online ke dalam salah satu indikator perhitungan inflasi.

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi pada Agustus lalu melaporkan dua daerah yang menjadi penyumbang inflasi tertinggi nasional. Keduanya ialah Kota Jambi dan Kota Muara Bungo.

Dari 37 provinsi di Indonesia, Jambi mncatatkan inflasi yang paling tinggi, yakni mencapai 8,55 persen.

https://regional.kompas.com/read/2022/10/17/084831178/inflasi-di-jambi-tembus-8-persen-pemkot-gelontorkan-rp-44-miliar-untuk

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke