Salin Artikel

Kepsek SD di Maluku 5 Kali Perkosa Siswinya Sendiri, TKP di Rumah Dinas hingga Bangunan Kosong

Korban yang masih duduk di bangku kelas empat SD diperkosa berulang kali oleh kepala sekolah dengan modus iming-iming mendapat nilai ulangan yang tinggi.

Kasus tersebut terungkap setelah RH menceritakan perilaku sang kepala sekolah kepada ibunya, YH.

Setelah mendengar cerita anaknya, YH langsung mendatangi kantor polisi untuk melaporkan RH pada Sabtu (8/10/2022).

Kapolres Buru Selatan, AKBP M. Agung Gumilar mengatakan pemerkosaan berawal saat terduga pelaku mengirim pesan ke korban untuk datang ke rumah dinas pelaku.

“Korban ini usianya 13 tahun tapi dia baru duduk di SD kelas empat. Jadi korban ini awalnya dihubungi terduga pelaku melalui aplikasi perpesanan untuk datang ke rumah dinas pelaku,” kata Agung kepada wartawan, Senin (10/10/2022).

Menurut Agung, setelah tiba di rumah dinas, korban langsung disuruh masuk ke dalam kamar oleh pelaku. Saat itu lah pelaku memperkosa korban.

“Tiba di rumah terlapor, korban lalu dibawa masuk ke dalam kamar, setelah itu pelaku langsung menyetubuhi korban. Usai menyetubuhi korban, terlapor kemudian meminta korban pulang ke rumahnya,” katanya.

Dengan berjalannya waktu, korban mengaku diperkosa sebanyak lima kali oleh pelaku. Pemerkosaan tak hanya dilakukan di di rumah dinas, tapi juga dilakukan di rumah kosong dan rumah warga.

“Modus operandi yang dilakukan pelaku yaitu membujuk rayu korban apabila korban memiliki nilai buruk maka akan diberikan nilai tinggi tapi syaratnya korban harus mau berhubungan badan dengan pelaku,” ungkap Agung.

Setelah menerima laporan dari ibu korban, polisi langsung mendatangi rumah dinas RH dan menangkapnya.

Ia kemudian ditetapkan sebagai tersangka dan langsung ditahan di Polres Buru Selatan.

Komentar pemerhati pendidikan

Pemerkosaan yang dilakukan RH dikecam aktivis perempuan dan juga pemerhati pendidikan di Maluku.

“Kepala sekolah mencabuli siswinya yang masih berusia anak di bawah umur itu sebuah tindakan paling keji dan sangat memalukan,” kata pemerhati pendidikan di Maluku, Dr Rachmawati Patty kepada Kompas.com, Selasa (11/10/2022).

Ia mengatakan tindakan RH tak hanya berdampak kepada korban, namun seluruh siswi yang ada di sekolah tersebut.

“Saya juga minta polisi dan para guru bisa mengecek ke para siswa lainnya karena dikhawatirkan ada korban lainnya tapi mereka tidak mau bicara karena takut, mungkin kalau masih ada mereka ini harus dilindungi,” ungkapnya.

Dia pun meminta pihak berwenang membantu memulihkan kondisi korban pemerkosaan.

“Perlu ada pemulihan terhadap kejiwaan korban, karena pasti korban sangat trauma saat ini dan peristiwa itu akan selalu ada di memorinya,” katanya.

Tak ada penyelesaikan adat

Kapolres Buru Selatan mengatakan kasus pemerkosaan terhadap anak di bawah umur cukup menonjol di wilayah hukum Polres Buru Selatan selama ini.

Saat Polres Buru Selatan belum terbentuk, banyak terjadi kasus kekerasan seksual terhadap anak. Sebagian besar kasus itu diselesaikan secara adat.

“Saat Polres Buru Selatan belum terbentuk ada banyak kasus kekerasan seksual terhadap anak kerap diselesaikan secara adat oleh pihak pelaku dan korban. Sehingga tidak ada efek jera bagi pelaku secara langsung, dan kasus serupa ini kerap terjadi,” ungkap dia.

Polres Buru Selatan baru terbentuk bersama Polres Maluku Tenggara pada 2022.

Agung menegaskan, tak akan ada lagi kasus kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak yang diselesaikan secara adat.

Polres Buru Selatan akan mengambil langkah tegas sesuai hukum yang berlaku.

“Tidak akan ada lagi penyelesaian secara adat bagi kasus kekerasan seksual terhadap anak dan perempuan,” tegasnya.

Polisi akan menyosialisasikan hal tersebut agar masyarakat bisa memahami.

“Kami juga akan terus memberikan sosialisasi sekaligus memberikan pemahaman kepada masyarakat yang masih kurang paham terhadap hukum terkait dampak kejahatan anak dibawah umur dan perempuan serta tindak pidana lainnya,” pungkasnya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Rahmat Rahman Patty | Editor : Pythag Kurniati, Dheri Agriesta)

https://regional.kompas.com/read/2022/10/11/202100778/kepsek-sd-di-maluku-5-kali-perkosa-siswinya-sendiri-tkp-di-rumah-dinas

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke