Salin Artikel

Saat Aremania dan Bonek Berkumpul di Riau, Doakan Semua Korban Tragedi Kanjuruhan

Doa bersama digelar di Jalan Gajah Mada, Kota Pekanbaru, Riau.

Kegiatan doa bersama yang dimulai pukul 20.00 WIB tersebut digelar dengan penuh hikmat meski diguyur hujan.

Acara dibuka dengan kata sambutan oleh Kapolda Riau Irjen Muhammad Iqbal. Selanjutnya, pembacaan doa oleh Ustaz Hendri Rais.

Usai doa bersama, Kapolda Riau menaruh bunga di atas meja yang dihiasi dengan nyala lilin. Selanjutnya, peletakan bunga diikuti oleh para pejabat, para tokoh, dan suporter.

Di bawah rintik hujan yang cukup deras, Kapolda Riau Irjen Muhammad Iqbal mengajak para suporter berdiri sambil menyalakan lampu dari ponsel.

Lantunan shalawat menggema. Setelah itu, mereka yang datang kemudian menyanyikan lagu "Indonesia Pusaka".

Suasana haru begitu terasa, mengingat tragedi Kanjuruhan yang menelan seratusan korban jiwa.

Iqbal mengungkapkan, doa bersama ini digelar sebagai bentuk dukacita masyarakat Provinsi Riau terhadap para korban tragedi Kanjuruhan.

"Kita ini adalah mahkluk yang lemah. Jadi, malam ini kita bermunajat kepada Allah, agar saudara-saudara kita yang menjadi korban meninggal dunia diterima di sisi Allah. Keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan. Kemudian, kepada yang sakit diberikan kesembuhan. Sesama warga negara, sesama umat, kita wajib mendoakan apabila sesama kita yang berduka," ungkap Iqbal saat diwawancarai wartawan usai doa bersama, Selasa malam.

Berkaca dari tragedi Kanjuruhan, Iqbal mengimbau para suporter bola yang ada di Riau untuk tidak melakukan tindakan anarkistis.

Dia juga mengajak para suporter untuk disiplin serta berpegang teguh pada peraturan.

"Fanatis terhadap tim sepak bola kesayangan, silakan. Tapi, jangan sampai anarkis, harus tetap jaga disiplin dan patuhi aturan. Karena kalau dilanggar akan mengakibatkan kecelakaan," kata Iqbal.

Iqbal menyinggung kejadian suporter PSPS Riau yang sempat melakukan tindakan anarkistis  usai tim yang didukungnya kalah dari PSMS Medan.

Kejadian itu terjadi sepekan sebelumnya tragedi Kanjuruhan, Malang.

"Kemarin ada juga insiden di Stadion Utama Riau. Tetapi, setelah kita berikan imbauan, mereka paham dan berjanji tidak akan melakukan anarkis," sebut Iqbal.

Sementara itu, salah seorang Aremania Pekanbaru, Sulistiyono, berharap kejadian di Kanjuruhan merupakan yang pertama dan terakhir.

"Kami dan semua pihak mana pun tidak menginginkan peristiwa ini terjadi. Tanggal 1 Oktober 2022 itu adalah tragedi yang luar biasa," ucap Sulistyono saat diwawancarai Kompas.com, Selasa malam.

Ia mengatakan, Aremania Pekanbaru sangat berduka atas tragedi Kanjuruhan yang menelan banyak nyawa.

"Kita doakan para korban meninggal dunia diberikan tempat yang terbaik di sisi-Nya dan yang sakit segera pulih, sehingga bisa berkumpul kembali dengan keluarganya. Jadi, kami menyampaikan terima kasih kepada Bapak Kapolda Riau dan elemen masyarakat Riau yang telah mengadakan acara doa bersama untuk korban tragedi Kanjuruhan ini," ujar Sulistiyo.

Sebelumnya diberitakan, polisi memperbarui jumlah data korban Tragedi Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.

Total ada 592 korban dalam insiden itu.

"Untuk jumlah korban meninggal dunia masih tetap 125 orang sampai dengan hari ini ya. Kemudian untuk jumlah korban luka ada 467 orang," kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo di Malang, Jawa Timur, Selasa (4/10/2022).

Dedi menuturkan, data itu sudah dikoordinasikan dengan Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) dan Biddokkes Polda Jawa Timur serta command center di Malang.

Dari jumlah tersebut, terdapat korban luka ringan sebanyak 406 orang, 30 orang luka sedang, dan 29 orang luka berat.

Sementara itu, data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, Jawa Timur, merilis jumlah korban tewas. Hingga Selasa (4/10/2022) pukul 10.00 WIB, tercatat ada 131 korban tewas.

https://regional.kompas.com/read/2022/10/05/082857878/saat-aremania-dan-bonek-berkumpul-di-riau-doakan-semua-korban-tragedi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke