Salin Artikel

Kisah Pilu Para Ayah Menunggu Anaknya Pulang dari Stadion Kanjuruhan...

KOMPAS.com - Edi Hermanto (50), warga Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang, terus berharap anaknya, Bellanis Faidatul Agustin (16), yang dirawat di Ruang IGD Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang, agar segera bangun dari komanya.

Belannis sendiri adalah salah satu dari koban luka tragedi Stadion Kanjuruhan Malang pada Sabtu (1/10/2022) malam.

Edi mengaku anaknya pamit dari rumah untuk berangkat ke Stadion Kanjuruhan bersama 15 orang temannya.

"Anak saya dan para temannya itu pamit ke saya mau nonton di Stadion Kanjuruhan. Berangkat dari rumah itu sekitar pukul 18.30 WIB," katanya dilansir dari Tribunjatim.com di IGD RSAA Malang, Minggu (2/10/2022).

Setelah pertandingan Arema VS Persebaya berakhir, Edi menunggu anaknya pulang. Namun ditunggu hingga pukul 24.00, Belannis belum pulang juga.

Biasanya, kata Edi, anaknya itu langsung pulang setelah pertandingan beres.

"Anak saya itu sering lihat Arema FC tanding di Stadion Kanjuruhan. Dan biasanya kalau sudah selesai, langsung pulang ke rumah," kata Edi.

Edi pun berinisiatif untuk menelepon anaknya via ponsel. Namun yang menjawab adalah teman anaknya yang menyebutkan bahwa terjadi kericuhan di Stadion Kanjuruhan.

Sebelum masuk ke stadion, ternyata Belannis menitipkan ponsel dan kunci ke temannya.

Edi langsung bergegas menuju Stadion Kanjuruhan untuk mencari anaknya. Namn saat dicari di sekeliling stadion, Belannis tak kunjung ditemukan.

Saya langsung mencari ke lima rumah sakit yang ada di wilayah Kabupaten Malang. Tetapi, anak saya itu tidak ada. Kemudian, perawat di RS Wava Husada menyarankan saya, untuk mencari di rumah sakit di Kota Malang," terangnya.

Edi kemudian mendatangi IGD RSAA Malang. Ternyata anaknya sudah terbaring di kasur dalam keadaan koma. Tubuh anaknya sudah dipasang ventilator.

Ia pun berharap Belannis segera bangun dari koma dan pulih kembali.

"Tadi, Ibu Khofifah (Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa) sudah datang menjenguk ke sini. Dan Khofifah sudah mengatakan, jangan khawatir dengan biaya pengobatan karena telah ditanggung semua," pungkasnya.

Di bagian lain, Ruslan, ayah Hendrik Gunawan, tak menyangka anaknya adalah salah satu korban tewas dalam tragedi Stadion Kanjuruhan. Kala itu ia juga menunggu anaknya pulang. Ternyata Hendrik pulang dibawa dengan ambulans dan dalam keadaan sudah meninggal.

"Pamitnya nonton Arema lawan Persebaya. Dia memang sering nonton Arema saat main di Malang. Tadi jam 4 subuh dapat kabar kalau anak saya tewas," katanya.

Sugianto, warga Pasuruan, tak henti-hentinya menangis sambil menunjukkan foto wajah anaknya, M Nizamudin (15), yang tewas dalam tragedi Stadion Malang, dalam selembar kerta HVS berukuran A4.

"Ya Allah, Le," ucap Sugianto saat duduk di kursi area tunggu depan lorong utama Kamar Mayat Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang, dihampiri Gubernur Jawa Timur Kofifah Indar Parawansa.

Sambil terus menangis, Sugianto mengatakan anaknya masih bersekolah di SMP.

Ia menceritakan, anaknya, M Nizamudin pamit untuk menonton pertandingan Arema FC vs Pesebaya di Stadion Kanjuruhan Malang bersama sejumlah teman sekolahnya pada Sabtu (1/10/2022).

Sugianto mengaku sebenarnya merasa berat untuk mengizinkan anaknya pergi menonton. Namun demikian, ia akhirnya mengizinkan Nizamudin menonton karena tak ingin melihat anaknya murung karena dilarang.

Selanjutnya, Sugianto mendengar kabar tak mengenakan dari teman-teman anaknya bahwa Nizamudin hilang dalam kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang.

Saya tahu dari teman-temannya yang ngajak pada Sabtu sore itu. Banyak temannya sekitar 10 orang, datang ke rumah," ungkapnya.

Akhirnya, Sugianto diberi tahu bahwa anaknya menjadi korban tewas dalam kerusuhan tersebut.

Ia mengatakan terakhir komunikasi dengan anaknya sekitar pukul 18.00 WIB. Ia menelepon ponsel sang anak namun tak direspons. Tak lama kemudian anaknya mengirim pesan WA dan itu menjadi kalimat terakhir Nizamudin.

"Terakhir komunikasi waktu pertandingan, hampir pertandingan. Sempat saya telepon, tapi enggak angkat. Cuma dia WA 'ada apa pak?' Setelah itu gak ada kontak lagi, sampai pagi tadi jadi mayat," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Pilu Ayah Korban Tragedi Arema vs Persebaya di Kanjuruhan, Beberkan Chat WA Terakhir: Ya Allah Le; Beberapa Remaja Pasuruan Tewas dalam Tragedi Kanjuruhan, Berikut Identitasnya; Ayah di Malang Tak Henti-hentinya Berharap Anaknya Bangun dari Koma Usai Tragedi Arema vs Persebaya

https://regional.kompas.com/read/2022/10/03/080359578/kisah-pilu-para-ayah-menunggu-anaknya-pulang-dari-stadion-kanjuruhan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke