Salin Artikel

Dampak Kenaikan BBM, Usaha Tahu Tempe Rumahan di Polewali Mandar Makin Buntung

Para pengusaha tempe rumahan di Desa Sumberjo, Kecamatan Wonomulyo, mengeluhkan bagaimana pendapatan mereka semakin turun karena harga kedelai juga ikut naik.

Kedelai impor merek Bola dari Amerika Serikat (AS), misalnya, awalnya Rp 1,3 juta per kuintal, kini menjadi Rp 1,4 juta per kuintal dalam tiga hari ini.

Para pelaku usaha tempe dan tahu di Polewali Mandar mengaku kesulitan menyiasati biaya produksi maupun jual.

Seperti Ibu Marsi, produsen di Desa Sumberjo. Dirinya mengungkapkan selama puluhan tahun beroperasi untuk menopang kebutuhan ekonomi keluarga kecilnya.

Namun kali ini, dirinya sangat terpukul akibat kenaikan harga BBM. Bahan baku seperti kedelai maupun ragi fermentasi melonjak dan membuatnya terseok-seok.

Belum lagi biaya produksi yang makin tinggi. Setiap hari, pada pukul 01.30 Wita Marsi harus membawa dagangannya ke Pasar Wonomulyo.

“Untungnya makin tipis. Dulu bisa dapat Rp 100.000 per hari, kini malah turun hingga Rp 60.000 per hari. Hampir semea bahan baku tahu tempe naik termasuk kedelai yang sudah beberapa kali melonjak,” jelas Marsi.

Marsi pun berharap Presiden Jokowi bisa lebih memerhatikan kelangsungan hidup dari usaha rumahan yang dia dan warga lainnya tekuni.

https://regional.kompas.com/read/2022/09/23/202746678/dampak-kenaikan-bbm-usaha-tahu-tempe-rumahan-di-polewali-mandar-makin

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke