Istri Bupati Manggarai NTT Jalani Pemeriksaan Terkait Dugaan Suap Proyek APBD

Dia datang untuk memenuhi panggilan polisi dan memberikan keterangan dalam kasus dugaan suap proyek APBD di Manggarai, yang melibatkan oknum Tenaga Harian Lepas (THL) di Dinas PUPR Manggarai dan kontraktor lokal.

Dari pantauan Kompas.com, ia tiba di Polres Manggarai pada pukul 10.06 Wita dengan didampingi dua orang yang diduga kuasa hukumnya.

Istri bupati datang menggunakan baju warna pink bercampur dengan dengan warna merah dengan motif songke Manggarai.

Ketua PKK Kabupaten Manggarai tersebut datang dengan memakai mobil Kijang Inova warna biru.

Istri Bupati Manggarai, Meldi Hagur mengungkapkan, dirinya hadir menjawab panggilan penyidik Polres Manggarai. Hal tersebut merupakan tanggung jawab sebagai warga negara yang taat hukum.

“Sebagai warga negara yang taat hukum, saya hadir memenuhi undangan klarifikasi, dan untuk menyelesaikan persoalan. Selanjutnya kepada kuasa hukum saya," ujar dia usai menjalani pemeriksaan di Polres Manggarai, Kamis sore.

Dirinya berharap, dengan adanya klarifikasi, persoalan tersebut segera selesai.

Sementara itu, kuasa hukum Meldy Hagur, Gabriel Kou, menyampaikan bahwa semua yang disampaikan kontraktor atas nama Ardianus Fridus di media tidak benar.

Ia menerangkan, pada tanggal 28 Juli, Meldi dan Bupati menjalani kegiatan di Jakarta dan pulang tanggal 29 Juli.

"Semua bukti pembelian tiket ada. Jadi semua yang disampaikan Anus itu tidak benar,” jelasnya.

Kasus dugaan suap proyek APBD Kabupaten Manggarai, NTT, menyeret nama istri bupati Manggarai, Meldy Hagur Nabit.

Meldy Hagur Nabit diduga menggunakan kata sandi 50 kilogram kemiri untuk meminta fee proyek APBD tahun 2022 kepada seorang kontraktor asal Kecamatan Lelak, Adrianus Fridus melalui THL Dinas PUPR Manggarai, Rio Senta.

Adrianus mengaku, dirinya telah menyetorkan uang fee proyek APBD Manggarai sebesar Rp 50 juta ke Toko Monas melalui seorang pelayan.