Salin Artikel

Tari Caci, Tarian Tradisional Simbol Persaudaran Masyarakat NTT

KOMPAS.com - Tari caci di Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah warisan tradisi turun temurun dari nenek moyang masyarakat Manggarai.

Dilansir dari situs kemdikbud.go.id, Tari Caci adalah tarian yang dimainkan dua orang pria yang bertarung menggunakan pecut atau cambuk (larik).

Kedua penari tersebut juga membawa tameng atau perisai (nggiting).

Tarian ini biasanya dimainkan dalam upacara-upacara adat resmi atau syukuran, antara lain upacara perkawinan (tae kawing), syukuran membuka ladang baru dan hasil panen, pentahbisan imam hingga penyambutan tamu kehormatan.

Tarian ini juga sering dipentaskan saat peringatan HUT Kemerdekaan RI dan beberapa hari besar nasional lainnya.

Arti nama

Sementara itu, kata caci terdiri dari dua suku kata yaitu ca dan ci.
Kata ca artinya adalah satu dan ci berarti uji.

Bagi masyarakat setempat, tarian Caci tidak menonjolkan unsur kekerasan, tetapi merupakan simbol persaudaraan dan kesatuan masyarakat setempat.

Selain itu, tarian ini juga bisa dimaknai sebagai ajang menempa diri agar memiliki semangat sportivitas dan mengendalikan emosi.

Tarian caci biasanya dimainkan oleh orang dewasa atau di atas 21 tahun. Kedua penari hanya boleh memukul tubuh lawan mulai dari bagian pinggang ke atas.

Sedangkan bagian pinggang ke bawah yang ditandai sehelai kain yang menjuntai tidak boleh dipukul.

Selain itu, dalam permainan caci tidak diizinkan pemain antarsaudara kandung, saudara sepupu dekat, satu warga kampung, keluarga tetangga dan kenalan dekat (kae reba).

Hal ini dilakukan karena semua sudah dianggap saudara atau keluarga.

https://regional.kompas.com/read/2022/09/08/060000678/tari-caci-tarian-tradisional-simbol-persaudaran-masyarakat-ntt

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke