Salin Artikel

Mengenal Pulau Rote: Sejarah Nama, Suku, Kondisi Geografis, dan Wisata

KOMPAS.com - Pulau Rote terletak di Kabupaten Rote Ndao, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Tepatnya, Pulau Rote terletak di Perairan Laut Sawu dan dikenal sebagai pulau paling selatan Indonesia.

Pulau Rote merupakan pulau-pulau terkecil terluar.

Sejarah Nama Pulau Rote

Pulau Rote memiliki banyak nama. Dalam arsip Hindia Belanda, Pulau Rote ditulis dengan Rotti atau Rottij yang kemudian menjadi Roti.

Masyarakat Rote yang memiliki sembilan dialek menyebut pulau ini dengan "Lote", khususnya untuk masyarakat yang tidak dapat menyebut huruf R.

Sementara, masyarakat Rote lainnya menyebut pulau ini dengan "Lolo Deo Do Tenu Hatu" artinya pulau yang gelap.

Ada juga masyarakat yang menyebut "Nes Do Male" yang berarti pulau yang Layu/kering. Sebutan lainnya adalah "Lino Do Nes" yang artinya pulau sunyi.

Dalam buku berbahasa Belanda yang berjudul Land Taal & Volkenkunde Van Nederlands Indie disebutkan bahwa setelah penduduk mendiami Pulau Rote, muncul kapal-kapal Portugis.

Mereka membuang jangkar dan turun ke daratan untuk mencari air tawar. Saat bertemu nelayan, orang Portugis itu menanyakan bentuk pulau tersebut.

Namun nelayan menyangka orang Portugis itu menanyakan nama pulau, kemudian dijawab Rote.

Sementara, nahkoda menyangka bahwa bentuk pulau itu Rote dan menamakan pulau itu Rote. Namun keterangan ini dapat diragukan karena tidak menyebut sumber acuan secara lengkap.

Dalam dokumen Portugis abad ke-16 dan ke-17 tercantum nama seperti "Rotes" serta "Enda".

Pada pertengahan abad ke-17, persatuan dagang Hindia Belanda dalam dokumen-dokumennya menggunakan nama Rotti, dalam tiga ejaan yang berbeda yaitu "Rotti", "Rotij", dan "Rotty".

Sebutan resmi ini terus digunakan hingga abad ke-20 dan diubah menjadi "Roti".

Dalam perjalanannya, nama Rote lebih banyak digunakan dalam bahasa sehari-hari.

Namun dalam pengucapan bahasa daerah menimbulkan persoalan antara huruf r dan l. Huruf tersebut kerap digunakan secara bergantian untuk mengucapkan Rote, yakni Rote dan Lote.

Dokumen resmi pemerintah yang berasal dari pulau ini menggunakan nama Rote, sedangkan dokumen pemerintah pusat sebagian besar menggunakan Roti. Nama ini yang digunakan dalam peta Indonesia pada umumnya maupun peta-peta dunia saat ini.

Namun umumnya, orang Rote maupun warga Nusa Tenggara Timur telah menggunakan nama Pulau Rote.

Nama tersebut yang lebih populer dan familiar bagi orang Nusa Tenggara Timur.

Kondisi Geografis Pulau Rote

Letak Pulau Rote di Kabupaten Rote Ndao antara 10 deraja 25' LS - 11 derajat 00' Lintang Selatan dan 121 derajat 49' - 123 derajat 26' Bujur Timur.

Secara geografis Kepulauan Rote Ndao berada di antara Benua Asia dan Benua Asutralia. Wilayahnya juga berada di antara Laut Sawu dan Samudera Hindia.

Luas wilayah Pulau Rote sekitar 1.222,8 Km2.

Pulau Rote berbatasan dengan sejumlah wilayah, yaitu

  • Batas sebelah barat : Laut Sawu dan Pulau Sabu
  • Batas sebelah utara : Pulau Timor dan Laut Sawu
  • Batas sebelah selatan : Samudera Hindia
  • Batas sebelah timur : Laut Timor

Suku Pulau Rote

Sebagian besar penduduk yang mendiami Pulau Rote/Kabupaten Rote adalah suku-suku kecil Rote Nes, Keo Nes, Bara Nes, Pilo Nes, dan Fole Nes.

Suku-suku tersebut mendiami wilayah kesatuan adat yang disebut Nusak.

Semua Nusak yang terdapat di Pulau Rote disatukan dalam wilayah kecamatan.

Masyarakat Rote Ndao mengenal yang menyebutkan bahwa awal mula orang Rote datang dari utara, yang konon kini disebut Ceylon. Mereka datang menggunakan perahu lete-lete.

Bahasa orang Rote termasuk dalam rumpun Austronesia, dari Melayu Polinesia yang terbagi dalam beberapa dialek.

Mata pencaharian orang Rote adalah berladang, menangkap ikan, beternak, menyadap nia, dan kerajinan lontar.

Wanita suku Rote mengerjakan kerajinan menenun kain tradisional, anyaman pandan, dan lain sebagainya.

Strata sosial paling atas yaitu mane leo (leo mane), dimana sosok ini menjadi pemimpin suatu klein yang didampingi leo fetor (wakil raja).

Fungsi mane leo adalah mencakup urusan yang bersifat spiritual, sedangkan fetor terkait dengan urusan duniawi.

Filosofi orang Rote adalah mao tua do lefe bafi, artinya kehidupan dapat bersumber dari mengiris tuak dan memelihara babi.

Secara tradisional, orang-orang Rote memulai perkampungan melalui pengelompokan keluarga dengan pekerjaan mengiris tuak.

Demikian saat ada kumpulan pohon lontar pada kawasan tertentu, tempat itu juga menjadi pusat pemukiman pertama orang Rote.

Secara tradisional menyadap nira merupakan pekerjaan laki-laki dewasa saat berada di atas pohon.

Saat nira sampai di bawah, maka seluruh pekerjaan dibebankan kepada wanita.

Laki-laki suku Rote bangun pada pukul 03.30, dalam bahasa Rote disebut 'Fua Fanu Tapa Deik Malelo afe take tuk" (bangun hampir siang, berdiri tegak, dan cepat duduk).

Kepercayaan orang Rote pada Sang Pencipta, yaitu Lamatuan atau Lamatuak. Sosok tersebut dipandang sebagai pencipta, pengatur, dan pemberi berkah yang dilambangkan dengan tiang bercabang tiga.

Saat ini, suku Rote banyak yang menganut agama Kristen Protestan, Kristen Katolik, maupun Islam.

Wisata Pulau Rote

Pulau Rote memiliki keindahan pesisir tropis dan pulau-pulau kecil yang sangat memukau.

Selain itu, ada pemandangan perbukitan yang berbatasan langsung dengan daerah pesisir khas pulau-pulau Nusa Tenggara Timur yang membuat Pulau Rote makin mempesona.

Pantai di Pulau Rote banyak yang menghasilkan rumput laut.

Pantai-pantai di sekitar Pulau Rote juga menjadi incaran para peselancar karena memiliki gulungan ombak besar, salah satunya Pantai Bo'a.

Sejumlah pantai di Pulau Rote yang dapat menjadi tujuan wisata, yaitu Pantai Oeseli, Telaga Nirwana, Pantai Nembrala, Pantai Bo'a, Labirin Pantai Mulut Seribu, Pantai Tolanamon, Pantai Tiang Bendera, dan Pantai Oesosole.

Selain pantai, ada bentang alam lain yang menjadi tempat wisata yaitu Bukit Mando'o dan Bukit Termanu.

Sumber:

https://rotendaokab.go.id/budaya-masyarakat/

https://rotendaokab.go.id/profil-daerah/sejarah/

https://kkp.go.id/djprl/p4k/artikel/32902-pulau-rote-penjaga-kedaulatan-di-gerbang-selatan-indonesia

https://regional.kompas.com/read/2022/09/03/172616878/mengenal-pulau-rote-sejarah-nama-suku-kondisi-geografis-dan-wisata

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke