Salin Artikel

Tari Caci Asal NTT: Pertunjukan, Aturan, Fungsi, dan Kostum

KOMPAS.com - Tari Caci berasal Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Tari caci merupakan salah satu kekayaan budaya yang dimiliki oleh daerah Manggarai.

Tari caci merupakan tari perang yag dibalut dalam bentuk tarian. Tari caci juga menjadi simbol pertobatan dalam kehidupan manusia.

Nama caci berasal dari dua suku kata, yaitu "ca" yang berarti satu dan "ci" yang berarti uji.

Caci berarti ujian satu lawan satu yqng mengandung makna kepahlawanan dan keperkasaan.

Tari caci dimainkan saat tahun baru, syukuran musim panen (hang woja), tahun baru, pembukaan lahan, menyambut tamu besar, HUT Kemerdekaan RI maupun ritual adat besar lainnya.

Pertunjukan Tari Caci

Tari Caci dimainkan oleh sepasanng penari laki-laki yang berumur antara 25- 50 tahun bahkan  lebih.

Tari caci dimainkan oleh kelompok tuan rumah (ata one) dan kelompok pendatang yang berasal dari desa lain (ata pe'ang atau disebut meka landang artinya tamu pendatang).

Sebagai pembuka tari caci ditampilkan tari danding atau tandak Manggarai.

Para penari caci menari sambil menggunakan senjata, yaitu cambuk yang bertindak sebagai penyerang dan perisai untuk bertahan.

Sebelum beradu, setiap penari melakukan gerakan pemanasan otot. Masing-masing panari menggerakkan badan mirip dengan gerakan kuda-kuda.

Penari tidak hanya menari namun juga melucutkan cambuknya ke lawan sembari berpantun dan bernyanyi untuk menantang lawannya.

Setiap kelompok terdiri dari delapan orang pemuda yang akan bertarung menghadapi lawan.

Dengan destar atau ikat kepala serta sarung songket, para penari berjejer dan menari dengan lagu daerah yang dinyanyikan dengan lantang.

Penyerang dengan lincah dan ringan menghentakkan pecut ke tubuh lawan, sedangkan lawan menahan sabetan pecut dengan perisai.

Setiap penari memiliki resiko terkena sabetan yang membuat tubuh luka, namun tidak ada dendam di antara penari.

Di sela-sela permainan, para tetua adat baik laki-laki maupun perempuan menari (danding) dan bernyanyi (mbata) penuh suka cita sambil berjalan teratur membuat lingkaran.

Aturan Tari Caci

Tari Caci memiliki aturan bahwa pemainan hanya boleh memukul bagian-bagian tertentu dari tubuh lawan.

Pemain caci hanya boleh memukul tubuh lawan bagian pinggang ke atas. Sedangkan di bagian bawah ditandai dengan kain yang menjuntai, sebagai tanda tidak boleh dipukul.

Bagian kulit tubuh yang boleh dipukul adalah bagian punggung, dada, lengan termasuk mata menjadi sasaran cambuk pemain lawan.

Pemain dinyatakan kalah saat pecut yang di bagian ujungnya terpasang kulit tipis kerbau mengenai bagian mata.

Tarian yang berupa permainan ini dilakukan secara sportif. Kedua penari saling berganti peran dan seorang penari hanya melakukan sekali pukul.

Peraturan semakin seru dengan teriakan penonton. Namun tarian ini dibatasi waktu, meskipun ada yang terluka tidak meninggalkan rasa dendam bahkan meningkatkan persaudaraan, persatuan, dan persahabatan.

Luka yang dialami sebagai lambang keperkasaan dan kejantanan seorang pemain caci.

Dalam tari caci tidak diperkenankan pemain adalah saudara kandung, saudara sepupu dekat, keluarga tetangga (paang ngaung) satu warga kampung, kenalan dekat maupun (kae reba).

Syarat peserta itu karena mereka telah dianggap sebagai saudara atau keluarga.

Fungsi Tari Caci

Bagi masyarakat NTT, tari caci memiliki fungsi untuk kehidupan sehari-hari.

  • Fungsi Sosial

Pertunjukan tari caci menumbuhkan interaksi sosial. Interaksi dan komunikasi antar masyarakat semakin kuat.

Interaksi dimulai dari persiapan tari caci bahkan saat masak bersama.

  • Fungsi Estetika

Estetika tari caci ditunjukkan melalui pakaian yang dikenakan, musik yang dimainkan, hingga keindahan bahasa yang digunakan selama permainan.

  • Fungsi Ritual

Tari caci merupakan simbol komunikasi kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.

Hal tersebut terlihat dalam pembacaan mantra dan sesaji yang harus dipenuhi untuk keselamatan pemain dan penonton.

Kostum Tari Caci

Ada beberapa kostum yang dikenakan oleh penari caci, yaitu:

  • Panggal

Panggal terletak di bagian kepala, yang terbuat dari kulit kerbau dilapisi kain khas adat Manggarai dan dihiasi renda.

Bentuknya persegi empat dan pada bagian atas berbentuk seperti tanduk kerbau yang berhiaskan bulu ekor kambing.

  • Nggorong atau giring-giring

Bagian ini terbuat dari logam yang diikatkan pada pinggang pemain.

Fungsi nggorong untuk menambah kegagahan pemain, karena akan mengeluarkan bunyi saat pemain bergerak.

  • Tubi Rapa

Perhiasan manik-manik yang digunakan bersama Destar.

Pakaian ini dipakai dengan cara dililitkan di kepala dan fungsinya sebagai pelindung wajah.

  • Lipa Songke atau Kain Songke

Kain berwarna hitam bersulam emas khas Manggarai. Pada tari caci lipa songke digunakan hanya sebatas lutut.

  • Selendang

Selendang yang berupa tenun khas Manggarai diikatkan di pinggang.

  • Ndeki

Aksesoris yang terbuat dari bulu ekor kambing yang berfungsi sebagai pelindung punggung dan lambang kejantanan. (Editor: Ari Welianto)

Sumber:

https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id, https://www.kompas.com, https://www.tribunnewswiki.com, dan http://eprints.unm.ac.id

https://regional.kompas.com/read/2022/09/02/163116278/tari-caci-asal-ntt-pertunjukan-aturan-fungsi-dan-kostum

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke