Salin Artikel

Guru Ngaji yang Cabuli 7 Santri di Banjarnegara Punya Kelainan Seksual

Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto mengatakan, tersangka mengaku suka terhadap anak laki-laki yang berkulit putih, bersih, dan ganteng.

"Tersangka mempunyai kelainan seksual, di mana nafsu melihat anak yang kulitnya putih, bersih dan ganteng," ungkap Hendri melalui keterangan tertulis, Rabu (31/8/2022).

Hendri menjelaskan, modus tersangka yaitu dengan memanggil korban datang ke rumahnya. Di rumah tersebut tersangka melakukan perbuatan tidak senonoh kepada korban.

Hendri mengatakan, dari tujuh santri yang menjadi korban pencabulan, baru enam orang yang telah dimintai keterangan.

"Namun yang dilakukan interogasi baru enam anak. Ini bisa dikembangkan lagi nantinya pada saat pemeriksaan lanjutan," ujar Hendri.

Lebih lanjut Hendri mengatakan, pondok pesantren (ponpes) tempat tersangka mengajar baru berdiri tahun 2019. Saat ini jumlah santrinya sekitar 200 orang.

Ponpes tersebut berada di tiga tempat berbeda, yaitu di Kecamatan Banjarmangu, Punggelan, dan Wanadadi.

Untuk menghindari kejadian serupa, Hendri mengimbau kepada orangtua agar lebih selektif memilih ponpes untuk anaknya.

Diberitakan sebelumnya, seorang oknum guru ngaji di Banjarnegara, Jawa Tengah, berinisial SAW alias JS (32) ditangkap polisi akibat mencabuli tujuh santri laki-laki yang masih di bawah umur.

Peristiwa itu terbongkar setelah salah satu korban berinisial, AG (15) mengadu ke guru ngaji lainnya saat tersangka pulang ke Aceh untuk menemani istrinya melahirkan.

https://regional.kompas.com/read/2022/08/31/145228578/guru-ngaji-yang-cabuli-7-santri-di-banjarnegara-punya-kelainan-seksual

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke