Salin Artikel

Dinkes: Peningkatan Jumlah Kasus HIV/AIDS di Kota Bandung karena Kami Cari Juga

KOMPAS.com - Tingginya kasus infeksi HIV/AIDS di Kota Bandung sedang jadi sorotan masyarakat.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, dr. Ira Dewi Jani mengaku, pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk mencegah penularan HIV/AIDS di daerah berjuluk Kota Kembang itu.

"Mulai dari promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif, karena kita tahu pencegahan itu lebih efektif dibandingkan mengobati," kata Ira saat dihubungi Kompas.com, Kamis (25/8/2022).

Ira mengatakan, pihaknya telah melakukan penyuluhan kepada masyarakat, termasuk kepada siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) melalui program Hebat Sehat Bersama Sahabat.

"Jadi di situ ada materi-materi tentang HIV/AIDS, kesehatan reproduksi, penyalahgunaan napza yang dikenalkan sesuai umur anak-anak yang menjadi sasaran kita," ujar Ira.

Dia menjelaskan, saat ini pun pihaknya telah mewajibkan ibu hamil yang mengunjungi fasilitas kesehatan (faskes) untuk melakukan pemeriksaan HIV/AIDS.

"Kita tes dari awal. Jika positif, nanti diobati agar tidak menular ke bayinya saat melahirkan dan menyusui," ucap Ira.

"Ibu-ibu hamil memang harus diperiksa HIV, sifilis, Hepatitis B, itu pemeriksaan rutin untuk mengetahui status kesehatan kita, bukan hal yang harus ditabukan di tengah-tengah masyarakat," imbuhnya.

Selain itu, Ira menambahkan, puskesmas dan layanan kesehatan lainnya juga memiliki program mobile visity untuk melakukan konseling dan testing kepada komunitas-komunitas populasi kunci.

Oleh sebab itu, Ira menuturkan, peningkatan jumlah kasus HIV/AIDS di Kota Bandung berarti pihak layanan kesehatan aktif mencari pengidap penyakit tersebut yang selama ini tidak terdeteksi karena belum atau tidak mau melakukan tes kesehatan.

"Kalau angkanya meningkat kan karena kita cari juga. Seperti ibu hamil, atau pengidap penyakit kelamin, kita tes HIV supaya memutus rantai penularannya, agar tidak lebih banyak di kemudian hari," ungkapnya.

Sebelumnya, berdasarkan data Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Bandung hingga Desember 2021, Jumlah orang yang mengakses layanan kesehatan terkait HIV/AIDS di Kota Bandung sebanyak 12.358, dan 5.943 di antaranya adalah warga Kota Bandung.

Dari jumlah tersebut, 6,97 persen atau 414 orang masih berstatus mahasiswa saat dinyatakan positif mengidap HIV/AIDS.

Ketua Sekretariat KPA Kota Bandung, Sis Silvia Dewi, menyampaikan bahwa kasus HIV/AIDS di Kota Bandung, didominasi oleh masyarakat kelompok usia 20-29 tahun yakni sebanyak 44,84 persen.

Menanggapi hal tersebut, Ira mengatakan bahwa jumlah tersebut merupakan data akumulasi selama 30 tahun.

"Itu kan data yang kami kumpulkan mulai dari tahun 1991 sampai Desember 2021," kata Ira.

Ira menuturkan, data terkait jumlah kasus HIV/AIDS bersifat kumulatif, sebab pengidapnya akan terus tercatat hingga meninggal dunia.

"Kalau Covid, kita yang terdiagnosis kan 10-14 hari kemudian sembuh sudah tidak dicatat lagi," ucap Ira.

"Kalau untuk kasus HIV/AIDS, sekali terdiagnosis terus terdiagnosis sampai pasien meninggal, karena kalau HIV tidak bisa dibilang sembuh seperti Covid tapi tetap bisa ter-manage dengan baik," tandasnya.

https://regional.kompas.com/read/2022/08/25/200747678/dinkes-peningkatan-jumlah-kasus-hiv-aids-di-kota-bandung-karena-kami-cari

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke