Salin Artikel

Mengintip Indahnya Sawah Jaring Laba-laba di Manggarai Barat

LABUAN BAJO, KOMPAS.com - Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), merupakan destinasi wisata super prioritas yang telah dikenal oleh wisatawan lokal dan mancanegara.

Selain keberadaan hewan purba komodo yang mendunia karena ditetapkan sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia oleh UNESCO, ternyata Manggarai Barat menyimpan aneka keindahan lainnya.

Salah satunya adalah persawahan yang membentuk lodok atau jaring laba-laba. Persawahan lodok ini terletak di Wae Nakeng, Desa Poco Rutang, Kecamatan Lembor.

Romo Lerry Jempau, Kepala Sekolah Menengah Atas Swasta Santa Familia Wae Nakeng Lembor, mengatakan, sawah lodok itu sudah ada sejak lama. Namun, tidak ada tempat khusus untuk menyaksikan dan berswafoto berlatar pemandangan sawah lodok tersebut.

"Pada tahun 2019, kami membersihkan Bukit Safana ini. Setelah dibersihkan, kami melihat ada potensi di tempat ini," kata Romo Lerry kepada Kompas.com di Bukit Safana, Selasa (22/8/2022) sore.

Setelah dibersihkan, ternyata di puncak Bukit Safana itu merupakan tempat terbaik untuk menyaksikan keindahan persawahan lodok atau jaring laba-laba.

"Tempat paling bagus untuk menikmati keindahan persawahan Lodok Lembor itu dari sini," ujarnya.

Ia mengungkapkan, di atas bukit itu juga ada goa alam yang sudah tertata rapih. Sehingga, selain untuk menikmati pemandangan sawah lodok, di Bukit Safana itu juga bisa berdoa bagi penganut Katolik.

"Masuk ke Bukit Safana ini tidak perlu bayar, gratis," ungkapnya.

Menurut Lerry, selama ini sudah banyak wisatawan, baik mancanegara maupun lokal yang singgah dan berfoto di puncak Bukit Safana dengan latar persawahan Lodok Lembor.

"Semua mereka terpesona dengan Sawah Lodok Lembor yang indah nan unik ini," ujarnya.

"Kita tengah gencar promosi tempat ini supaya makin dikenal wisatawan. Ini salah satu spot wisata yang bagus untuk dikembangkan," imbuhnya.

Untuk sampai ke tempat ini, wisatawan harus menempuh perjalanan dengan jarak kurang lebih 66,6 kilometer dengan waktu tempuh 1 jam 30 menit dari Labuan Bajo.

Representasi rumah adat Manggarai

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai Barat, Pius Baut menjelaskan, lodok adalah bentuk pembagian lahan Manggarai yang berbentuk seperti sarang laba-laba. Di tengah-tengah lahan itu disebut lodok, sedangkan pinggirnya disebut cicing.

"Mengapa dia berbentuk begitu. Ini berkorelasi dengan rumah adat orang Manggarai, mengerucut seperti itu bentuk lingkaran di pinggir luarnya," jelas Pius saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa Rabu sore.

Menurut Pius, orang Manggarai mempunyai filosofi gendang one lingko peang yang artinya rumah tinggal dan juga tempat membagi tanah. Di rumah gendang itu tanah dibagi melalui sebuah musyawarah satu kampung.

Kemudian, kebunnya itu berbentuk lodok. Keseluruhan lahan itu namanya lingko yang berbentuk mengerucut seperti jarang laba-laba.

Pius menyebut, bentuk itu sebagai simbol kesatuan masyarakat adat Manggarai. Membagi secara musyawarah, adil, dan merata.

Lodok yang terletak di Poco Rutang, Kecamatan Lembor, merupakan salah satu spot wisata yang dikembangkan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Manggarai Barat.

"Satu kesatuan dengan rumah adat di sebelahnya. Itu sudah dikembangkan oleh dinas. Kelompok masyarakat juga sudah diperkuat. Pokdarwis. Kemudian ada fasilitas yang dibangun pemerintah daerah seperti jalan setapak dan pembangunan rumah adatnya," imbuh Pius.

https://regional.kompas.com/read/2022/08/24/172912478/mengintip-indahnya-sawah-jaring-laba-laba-di-manggarai-barat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke