Salin Artikel

Alasan Banyak Terjadi Pemberontakan di Kerajaan Majapahit

KOMPAS.com - Sejumlah pemberontakan terjadi di Kerajaan Majapahit, kerajaan Hindu Buddha terakhir di Nusantara.

Pemberontakan ini banyak terjadi pada masa pemerintahan raja kedua Kerajaan Majapahit, yaitu Jayanegara. Ia memerintahkan pada tahun 1309-1328 Masehi.

Jayanegara adalah putra Raden Wijaya, pendiri dan raja pertama Kerajaan Majapahit.

Saat naik tahta, Jayanegara masih berusia 15 tahun dan bergelar Sri Sundarapandyadewadhiswara Wikramottungadewa.

Kisah hidupnya ditulis dalam sejumlah catatan, antara lain Kitab Negarakertagama dan Kitab Pararaton.

Dalam Kitab Pararaton diketahui bahwa Raja Jayanegara memiliki julukan 'Kala Gemet.'

Julukan itu diberikan karena raja memiliki kepribadian yang kurang baik serta merupakan penguasa yang lemah.

Dalam masa pemerintahan Raja Jayanegara, banyak terjadi pemberontakan di Kerajaan Majapahit.

Berikut ini alasan terjadi pemberontakan di Kerjaan Majapahit

Alasan terjadi pemberontakan di Kerajaan Majapahit

1. Usia Jayakarta masih mudah sehingga tidak cakap dalam memimpin kerajaan.

2. Adanya hasutan dari Ranggalawe, Lembu Sora, Nambi utuk menjadi patih dari Kerajaan Majapahit.

3. Kebencian rakyat karena Jayanegara bukan keturunan asli Nusantara, ibunya adalah seorang Melayu.

Pada masa pemerintahan Jayanegara juga merupakan awal kebangkitan Gajah Mada sebagai tokoh penting Majapahit.

Ia berhasil menumpas beberapa pemberontakan yang mengancam kerajaan.

Pemberontakan Kuti adalah pemberontakan yang hampir berhasil menjatuhkan Kerajaan Majapahit.

Pemberontakan yang dilakukan Ra Kuti, orang kepercayaan dan penasihat raja ini berhasil dipadamkan oleh Gajah Mada.

Jayanegara, raja yang dibenci

Salah satu tindakan buruk Raja Jayanegara adalah mengurung adik tirinya Tribhuwana Tunggadewi dan Rajadewi supaya tidak dinikahi orang lain.

Upaya itu dilakukan karena Raja Jayanegara ingin menikahi keduanya sehingga tidak akan khawatir kehilangan tahta.

Niat itu ditentang Gayatri, ibu Tribhuwana Tunggadewi dan Rajadewi.

Tindakan buruk lainnya yaitu Raja Jayanegara juga kerap merayu istri-istri para pejabat istana.

Faktor lainnya adalah banyak yang tidak menyukai Raja Jayanegara, karena ia bukan putra yang lahir dari permaisuri atau keturunan Raja Kertanegara.

Ibu dari Jayanegara adalah selir berdarah Melayu. Dengan melihat sifat Jayanegara, para pejabat istana menyakini bahwa tahta Kerajaan Majapahit jatuh pada orang yang salah.

Sumber:

intisari.grid.id dan www.smasumbangsih.sch.id

https://regional.kompas.com/read/2022/08/15/175813778/alasan-banyak-terjadi-pemberontakan-di-kerajaan-majapahit

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke