Salin Artikel

5 Upacara Adat dari Maluku, dari Tradisi Sasi hingga Obor Pattimura

KOMPAS.com - Maluku merupakan salah satu provinsi di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Maluku memiliki upacara adat yang masih dilaksanakan hingga kini.

Upacara adat tersebut terus dilakukan untuk menjaga kelestarian budaya masyarakat Maluku.

Berikut ini sejumlah upacara adat di Maluku.

Upacara Adat dari Maluku

1. Makan Patita

Upacara adat makan patita merupakan upacara adat makan bersama yang dilakukan masyarakat Maluku. Sampai saat ini, tradisi ini masih dilakukan.

Biasanya upacara adat makan patita akan dilakukan pada saat perayaan-perayaan besar, seperti Hari Ulang Tahun Kota, Hari Kemerdekaan Indonesia, perayaan hari besar, atau HUT tempat ibadah.

Dalam tradisi ini, sejumlah menu makanan dihidangkan seperti ikan asar, patatas rebus, papeda, sayur-sayuran, dan sebagainya.

2. Adat Nyuci Negeri Soya

Upacara adat nyuci negeri Soya merupakan upacara adat membersihkan negeri. Selain itu, upacara ini juga bermakna untuk menyucikan diri dari perasaan dengki, perseteruan, maupun curiga mencurigai.

Upacara adat dilakukan pada minggu kedua bulan Desember yang dipimpin oleh Upulatu atau raja.

Ada sejumlah rangkaian dalam upacara adat nyuci negeri Soya ini, yaitu pembersihan negeri, naik ke Gunung Sirimau, upacara adat cuci negeri, cuci air (Wai Werhalouw dan Unuwei) dan masuk kain gandong.

Adat cuci negeri Soya juga telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda Indonesia pada tanggal 20 Oktober 2015 silam.

Penetapan dilakukan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Anies Baswedan, pada saat itu.

Adat cuci negeri Soya tidak hanya sebagai warisan turun temurun, melainkan juga adat dimaksudkan untuk memelihara kehidupan dan menghidupkan nilai-nilai positif yang agar selalu diingat oleh generasi mendatang.

3. Upacara Adat Sasi

Upacara adat sasi hampir dilakukan di seluruh daerah di Maluku dan Papua. Upacara ini dilakukan untuk menjaga keberlangsungan hidup.

Biasanya, upacara sasi dilakukan untuk keberlangsungan hidup di wilayah laut. Namun, upacara ini juga bisa dilakukan di darat.

Sasi merupakan kearifan lokal yang berupa larangan pengambilan hasil panen dalam jangka waktu tertentu. Cara ini dilakukan untuk menjaga ekosistem, salah satunya ekosistem laut.

4. Obor Pattimura

Upacara adat ini untuk mengenang Pattimura, pahlawan asal Maluku yang melakukan perlawanan terhadap penjajah.

Biasanya, upacara diperingati setiap tanggal 15 Mei dengan pawai obor. Dalam prosesi acara kerja sama antara masyarakat dan pemerintah setempat ini, ada kegiatan lari obor.

Lari obor dimulai dari Pulau Saparua ke Pulau Ambon, kemudian pelari akan diarak ke Kota Ambon.

5. Upacara Fangnea Kidabela

Upacara adat Fangnea Kidabela banyak ditemukan di Kepulauan Tanimbar, Maluku Tenggara. Upacara ini bertujuan untuk memperkokoh hubungan sosial di daerah itu.

Maluku Tenggara Barat memiliki budaya mengatur persaudaraan dengan bentuk daun Lolat dan Kidabela.

Daun Lolat berfungsi mengatur hubungan sosial masyarakat, yaitu antara dua desa atau lebih. Wujudnya dalam bentuk kidabela.

Upacara dilakukan supaya masyarakat tidak mudah terpecah belah dan mencegah konflik.

Sumber:

ambon.antaranews.com dan ambon.go.id

https://regional.kompas.com/read/2022/08/11/180227678/5-upacara-adat-dari-maluku-dari-tradisi-sasi-hingga-obor-pattimura

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke