Salin Artikel

Profil Jayawijaya, Ibu Kota Provinsi Papua Pegunungan

KOMPAS.com - Jayawijaya adalah sebuah kabupaten yang ditetapkan sebagai ibu kota Provinsi Papua Pegunungan, Indonesia.

Jayawijaya dikenal masyarakat karena lokasinya yang berada di Lembah Baliem dan dikelilingi oleh Pegunungan Jayawijaya yang terkenal karena puncak-puncak salju abadinya.

Jika merujuk pada pembagian wilayah adatnya, maka Jayawijaya masuk dalam wilayah adat La Pago.

Sejarah Kabupaten Jayawijaya

Dilansir dari laman resmi Pemerintah Provinsi Papua, sejarah Kabupaten Jayawijaya berhubungan erat dengan sejarah perkembangan gereja di wilayah ini.

Berada di daerah landlock dan dikelilingi pegunungan yang tinggi membuat daerah ini sempat terisolasi dari dunia luar.

Richard Archbold, ketua tim ekspedisi yang disponsori oleh American Museum of Natural History pada tanggal 23 Juni 1938 tanpa sengaja menemukan lembah hijau luas dari kaca jendela pesawat pada tanggal 23 Juni 1938 yang menjadi awal dari terbukanya isolasi Lembah Baliem dari dunia luar.

Tim ekspedisi yang sama di bawah pimpinan Kapten Teerink dan Letnan Van Areken mendarat di Danau Habema, kemudian berjalan menuju arah Lembah Baliem melalui Lembah Ibele dan mereka mendirikan basecamp.

Baru pada tanggal 20 April 1954, sejumlah misionaris dari Amerika Serikat, termasuk di dalamnya Dr. Myron Bromley, tiba di Lembah Baliem.

Desa Minimo menjadi lokasi tugas utama mereka untuk memperkenalkan agama Nasrani ke suku Dani di Lembah Baliem.

Kemudian stasiun misionaris pertama pun didirikan di daerah Hitigima.

Mereka kemudian menemukan sebuah areal yang ideal untuk dijadikan landasan pendaratan pesawat terbang yang lokasinya berbatasan dengan daerah Suku Mukoko.

Di tempat inilah dibangun landasan terbang yang kemudian berkembang menjadi landasan terbang Wamena saat ini.

Pada tahun 1958 Pemerintah Belanda membangun wilayah kekuasaannya di Lembah Baliem, dengan mendirikan pos pemerintahannya di sekitar areal landasan terbang.

Hal ini tidak berlangsung lama karena setelah ditandatanganinya dokumen Pepera pada tahun 1969, Irian Barat justru kembali ke Pemerintah Republik Indonesia, sehingga Pemerintah Belanda segera meninggalkan wilayah tersebut.

Kabupaten Jayawijaya dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1969, tentang pembentukan Provinsi Otonom Irian Barat dan Kabupaten-Kabupaten Otonom di Provinsi Irian Barat.

Aspek geografi Kabupaten Jayawijaya

Dilansir dari Kabupaten Jayawijaya Dalam Angka 2022, letak geografis Jayawijaya ada di antara 3.45°-4.2° Lintang Selatan dan antara 138.3°−139.4° Bujur Timur.

Berdasarkan posisi geografisnya, Kabupaten Jayawijaya memiliki batas-batas sebagai berikut:

  • Sebelah Utara: Kabupaten Mamberamo Tengah, Kabupaten Yalimo dan Kabupaten Tolikara
  • Sebelah Selatan: Kabupaten Nduga dan Kabupaten Yahukimo
  • Sebelah Barat: Kabupaten Yahukimo dan Kabupaten Yalimo
  • Sebelah Timur: Kabupaten Nduga dan Kabupaten Lanny Jaya

Luas daerah Kabupaten Jayawijaya adalah sekitar 13.925,31 km², yang terbagi menjadi 40 distrik, 328 Kampung, dan 4 Kelurahan.

Keseluruhannya wilayahnya terletak di Lembah Baliem dan dikelilingi oleh Pegunungan Jayawijaya.

Distrik Trikora merupakan daerah dengan wilayah terluas (876.25 km²) sedangkan Distrik Wouma dengan luas wilayah terkecil (48.75 km²).

Kemudian distrik terjauh dari Ibu Kota Kabupaten Jayawijaya yaitu Distrik Bolakme, Wollo dan Yalengga.

Distrik adalah pemerintahan setingkat di bawah Kabupaten (setara kecamatan) yang
dipimpin oleh Kepala Distrik.

Aspek demografi Kabupaten Jayawijaya

Dilansir dari sumber yang sama, diketahui pada tahun 2021 jumlah penduduk
Kabupaten Jayawijaya sebanyak 269,553 jiwa.

Sementara kepadatan penduduk di Kabupaten Jayawijaya pada tahun 2021 hanya 19.4 jiwa per km².

Wilayah dengan kepadatan tertinggi ada di Distrik Wamena, yakni rata-rata 260.6 jiwa per km², sedangkan kepadatan terendah ada di Distrik Koragi, yakni hanyar 4.2 jiwa per km².

Aspek pariwisata Kabupaten Jayawijaya

Jayawijaya memiliki pesona panorama alam yang menakjubkan yang terkenal dengan satu-satunya wilayah pegunungan yang tertutup salju abadi di Indonesia.

Puncak-puncak di pegunungan Jayawijaya yang terkenal karena salju abadinya, antara lain Puncak Trikora (4.750 m), Puncak Mandala (4.700 m) dan Puncak Yamin (4.595 m)

Salah satu potensi wisata yang dimiliki wilayah ini adalah Lembah Baliem yang mampu mengangkat Jayawijaya ke tingkat nasional maupun internasional.

Adanya festival Lembah Baliem yang menyajikan budaya suku setempat menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan dan para peneliti budaya.

Selain itu ada juga fenomena Rumput Mei yang merupakan hamparan ilalang berwarna ungu yang muncul sekali setahun di bulan Mei pada beberapa tempat di Wamena.

Bagi pecinta wisata air, Air Terjun Walesi di Distrik Walesi juga menjadi salah satu destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi.

Sumber:
www.papua.go.id
penghubung.papua.go.id
jayawijayakab.bps.go.id
jayawijayakab.go.id

https://regional.kompas.com/read/2022/07/03/185701078/profil-jayawijaya-ibu-kota-provinsi-papua-pegunungan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke