Salin Artikel

5 Kisah Inspiratif Polisi, Jadi Dalang Wayang Kulit hingga Sekolahkan Pengamen Badut

KOMPAS.com - Polisi tidak hanya bertugas untuk pengamanan, namun ada banyak kisah inspiratif di balik tugas-tugasnya yang dijalani untuk mengayomi dan melindungi masyarakat.

Polisi juga dikenal dekat dengan masyarakat terutama mereka yang berada di desa-desa, karena masih pengabdiannya untuk masyarakat luas.

Berikut ini kisah inspiratif polisi yang dihimpun Kompas.com, hingga dapat dijadikan teladan dan pelajaran.

1. Aipda Dwi Cahyo menangis saat kakinya dibasuh siswa SD

Kisah Aipda Dwi Cahyo sempat viral karena sebuah video yang merekam dirinya menangis saat seorang siswa SD membasuh kakinya.

Hal ini bukan tanpa sebab, Babinkamtibmas Tegalpanggung, Danurejan, Kota Yogyakarta Aipda Dwi Cipto menjadi wali dari Akbar Eka Riyadi Santoso, siswa SD Widoro, Tegalpanggung yang membasuh kakinya.

Video yang merekam kebersamaan Aipda Dwi dan Akbar Eka terjadi saat momen wisuda siswa-siswi SD Widoro.

Aida Dwi datang sebagai wali dari Akbar Eka karena ibu bocah SD tersebut meninggal dunia dan sang ayah bekerja serabutan di luar kota.

Pria yang akrab dipanggi Pak Cip tersebut sudah menjadi anggota Bhabinkamtibmas Tegalpanggung sejak tahun 2017.

Saat bertemu dengan Pak Cip, Akbar Eka tidak mau sekolah karena sang ibu, Siti Sulasiah sakit parah. Sang ibu pun dirawat di RS karena sakit ginjal.

"Kalau ada anak-anak kami jarang masuk sekolah atau apa, saya komunikasikan. Akbar saat itu tidak mau sekolah karena ibunya saat itu sakit. Dirawat disalah satu RS negeri. Sakitnya ginjal," ungkap Dwi, Jumat (1/7/2022).

Karena keterbatasan ekonomi, ibunya dibawa pulang ke rumah dan menjalani perawatan di rumahnya terletak di Tegalpanggung, Kota Yogyakarta.

Selama di rumah, ibunya hanya berbaring di kamar sederhana. Fasilitas perawatan ibunya saat di rumah pun hanya mengandalkan pihak kalurahan dan Puskesmas setempat.

Tak sanggup menahan rasa sakit yang berkepanjangan, sang ibu dari bocah itu menghembuskan napas terakhirnya.

Setelah upaya membujuk Akbar sekolah kembali, hingga akhirnya wisuda purna SD Widoro, keduanya terjalin kedekatan seperti selayaknya anak dan orang tua.

"Entah dia spontan apa bagaimana, tiba-tiba Akbar datang ke saya. Dia membasuh kaki saya. Karena walinya gak ada. Ibunya meninggal, ayahnya serabutan di luar kota. Saya ikut menangis saat itu," terang dia.

2. Polisi beri keterampilan ecoprint untuk anak berkebutuhan khusus

Rumah seorang anggota polisi di Kabupaten Blora, Jawa Tengah mendadak ramai dikunjungi oleh sejumlah siswa berkebutuhan khusus yang didampingi oleh walinya, pada Minggu (19/6/2022).

Kedatangan para siswa tersebut ke rumah anggota polisi itu untuk melakukan kegiatan ekstrakurikuler membuat batik dengan teknik ecoprint pada tas ataupun kerudung dengan dasar warna polos.

Anggota polisi bernama lengkap Puguh Agung Dwi Pambuditomo itu memang sudah terlalu akrab dengan siswa-siswi berkebutuhan khusus tersebut.

Puguh, sapaan akrabnya, mengaku sudah bersentuhan langsung dengan para disabilitas itu sekitar 10 tahun belakangan ini.

Pada kegiatan ekstrakurikuler kali ini, empat siswa SLB (sekolah luar biasa) itu diajari cara membuat batik menggunakan motif daun jati yang memang mudah banget didapatkan di Kabupaten Blora.

"Anak-anak berkunjung ke sini, datang ke rumah untuk membuat ecoprint membuat tas sama kerudung seperti biasa," ucap Puguh saat ditemui di kediamannya, Kelurahan Jepon, Kecamatan Jepon.

3. Bripka Sutrisno jadi dalang wayang kulit

Bripka Sutrisno, Bhabinkamtibas Sumberejo, Polsek Wuryantoro-Polres Wonogiri memiliki cara unik untuk memberikan pesan kamtibmas di pelosok pedesaan Wonogiri, Jawa Tengah.

Pria kelahiran Klaten, 12 Januari 1981 ini menggunakan pendekatan seni dan budaya sebagai dalang wayang kulit agar masyarakat tertarik untuk mendengar pesan-pesan yang disampaikan.

Apalagi, pagelaran seni wayang kulit yang dibawakan seorang dalang menjadi salah satu tontonan favorit warga pedesaan di Wonogiri.

Meski durasi pagelaran dari malam hingga pagi hari, ribuan penonton tetap setia menonton hingga pertunjukkan itu usai.

Saat berada di pentas wayang kulit, Bripka Sutrisno tak lupa menyelipkan pesan-pesan kamtibmas yang hangat menjadi pembicaraan publik, seperti disiplin menerapkan protokol kesehatan di masa pandemi dan tidak memasang knalpot brong pada kendaraan.

Terakhir, suami Anggraini Wulansari ini gencar menyosialisasikan kewaspadaan masyarakat terhadap penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak.

“Saat pesan-pesan kamtibmas itu saya sampaikan selaku dalang pada pertunjukan wayang kulit, masyarakat mudah memahami dan mengingat. Untuk itu saat menjadi dalang, saya selalu menyelipkannya,” ujar Sutrisno kepada Kompas.com, Jumat (10/6/2022).

Aksi sosial yang dilakukan Brigadir Polisi Kepala (Bripka) Donni Malindo patut diacungi jempol.

Mulai dari peduli orang dalam gangguan jiwa (ODGJ), membantu warga kurang mampu hingga menyekolahkan seorang anak yang berprofesi sebagai badut.

Bripka Donni Malindo merupakan anggota BKO Unit Lalu Lintas Polsek Lirik, jajaran Polres Indragiri Hulu (Inhu) di Provinsi Riau. Berdinas di bidang lalu lintas sejak 2013 sampai sekarang.

Untuk mengedukasi masyarakat, Bripka Donny membuat konten-konten inspiratifnya melalui YouTube.

Donni mengungkapkan, konten yang dibuat semata-mata untuk mengedukasi dan memotivasi orang lain.

"Saya bikin konten edukasi lebih kurang satu tahun. Konten yang saya buat ini tujuannya untuk memanusiakan manusia," ujar Donni saat berbincang dengan Kompas.com melalui sambungan telepon, Minggu (23/1/2022) siang.

Ia menegaskan, aksi sosial yang dibikin konten bukan untuk pencitraan. Namun, untuk menebar kebaikan. Konten itu juga bertujuan menunjukkan, tidak semua polisi memiliki image buruk.

"Saya ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa polisi tidak seburuk yang masyarakat pikirkan. Masih banyak polisi-polisi yang baik," kata Donni.

5. Mata Aipda Andreas dioperasi usai diserang teroris

Seorang anggota Polri, Aipda Andreas Dwi Anggoro mendapatkan penghargaan dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Andreas mendapat kesempatan untuk melanjutkan pendidikan di Sekolah Inspektur Polisi (SIP).

Mulanya polisi berpangkat Aipda itu pesimis kariernya tidak akan berkembang karena keterbatasan penglihatan yang dialami.

"Sempat khawatir tidak bisa sekolah lagi, tapi Alhamdulillah saya bisa masuk dalam tes SIP yang ke-51 ini, saya ucapkan terima kasih banyak terima kasih kepada bapak Karo SDM Polda Jatim, Bapak Kapolda Jawa Timur, terlebih bapak Kapolri, yang telah memberikan saya kesempatan," kata Andreas di Mapolda Jatim, Jumat (25/2/2022).

Aipda Andreas adalah salah satu anggota Polri yang dianggap memiliki prestasi khusus karena berhasil menangkap pelaku perusakan pos polisi di Lamongan pada 2018 lalu.

Belakangan, pelaku diketahui memiliki afiliasi dengan kelompok teroris.

Mata sebelah kanan Aipda Andreas terpaksa dioperasi beberapa kali karena mengalami luka serius.

Pelaku perusakan pos polisi menyerangnya dengan ketapel berisi kelereng yang mengenai mata kanannya.

Sumber: Kompas.com (Penulis Kontributor Surabaya, Achmad Faizal, Kontributor Pekanbaru, Idon Tanjung, Kontributor Solo, Muhlis Al Alawi, Kontributor Blora, Aria Rusta Yuli Pradana | Editor Pythag Kurniati, Dheri Agriesta, Ardi Priyatno Utomo, Rachmawati)

https://regional.kompas.com/read/2022/07/03/105000378/5-kisah-inspiratif-polisi-jadi-dalang-wayang-kulit-hingga-sekolahkan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke