Salin Artikel

Pemakaian Air Tanah Berlebih Disebut Walkot Semarang Jadi sebab Muka Tanah Turun Cepat

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menyebutkan, ada beberapa hal yang menyebabkan hal itu.

Namun, faktor yang paling dominan adalah penggunaan air tanah secara berlebihan.

"Sumbangan terbesar penurunan tanah adalah pemakaian air tanah," jelas Hendrar saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (30/5/2022).

Berdasarkan data yang diperolehnya, sampai saat ini masih banyak perusahaan di Kawasan Industri Tanjung Emas Semarang yang menggunakan air tanah.

Untuk mengatasi penurunan tanah di Kota Semarang, perlu adanya tim gabungan untuk menyosialisasikan kepada pelaku usaha.

"Kita memang perlu sosialisasikan agar ada perpindahan dari air tanah ke air PDAM," paparnya.

Hendi, sapaan Wali Kota Semarang, mengatakan bakal menggelar rapat kerja untuk menanggulangi penurunan muka tanah.

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga dilibatkan dalam rapat tersebut.

"Karena penindakan terkait pemakaian air tanah ada (kewenangannya) di provinsi," imbuhnya.

Selain pelaku industri, berdasarkan data yang dia peroleh masih banyak warga yang masih menggunakan air tanah untuk kebutuhan hidup sehari-hari.


Sebagai informasi, Lembaga Riset Kebencanaan Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA-ITB) bekerja sama dengan Laboratorium Geodesi ITB mengkaji banjir rob di Pantai Utara Jawa.

Hasilnya, banjir rob di Pantura pada 23 Mei 2022 sangat erat kaitannya dengan penurunan tanah atau land subsidence.

Kepala Lembaga Riset Kebencanaan IA-ITB Heri Andreas mengatakan, banjir rob diperparah oleh terjadinya gelombang tinggi dan jebolnya tanggul di beberapa tempat.

"Laju atau kecepatan penurunan tanah di Semarang, Pekalongan, dan Demak saat ini ada yang mencapai 10 hingga 20 sentimeter per tahun. Ini merupakan laju tercepat yang tercatat di dunia," ujar Heri kepada Kompas.com, Senin (30/5/2022).

Hanya saja, penurunan tanah ini terlihat masih diabaikan dalam analisis pengurangan risiko banjir rob di Pantura.

Dari catatan Pemerintah seperti melalui BMKG, BRIN, BNPB hingga catatan Walhi Jateng, tidak ada satu pun yang menyinggung penurunan tanah sebagai faktor terpenting yang harus diperhatikan.

Padahal jika penurunan tanah terus terjadi dengan laju yang mengkhawatirkan, maka banjir rob bukan tidak mungkin akan semakin parah ke depannya.

https://regional.kompas.com/read/2022/05/30/155230778/pemakaian-air-tanah-berlebih-disebut-walkot-semarang-jadi-sebab-muka-tanah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke