Salin Artikel

Cerita di Balik Keluarga Tinggalkan dan Jual Rumah Lokasi Syuting "KKN di Desa Penari"

KOMPAS.com - Keluarga pemilik rumah lokasi syuting film KKN di Desa Penari, Kalurahan Ngleri, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), menjelaskan alasan menjual rumah milik Ngadiyo usai proses syuting film selesai.

Ngatemi, menantu Ngadiyo, mengatakan, alasan kepindahan mertuanya itu karena masalah kesehatan dan bukan karena merasa takut.

"Setelah dipakai syuting itu pindah ke sini. Bukan karena ketakutan, tidak lho. Sakit itu sebelum syuting sudah sakit," katanya, Jumat (20/5/2022).

Ngatemi menambahkan, melihat  kondisi kesehatan itu, dirinya meminta kedua mertuanya untuk tinggal bersama dengannya agar mudah untuk mengawasai.

Kedua mertuanya itu sudah tinggal bersamanya lebih kurang 2 tahun terakhir ini.

"Jadi sebelum syuting sudah sakit tetapi beraktivitas seperti biasa, apalagi rumahnya itu kan jauh dari tetangga dan sudah tua, kalau ada apa-apa kan kasihan. Jadi diajak ke sini. Bukan karena takut tinggal di rumah itu," kata Ngatemi.

Setelah itu, Ngatemi menjelaskan, keluarga akhirnya memutuskan untuk menjual dua limasan di rumah itu. 

"Dua limasan itu yang dijual, satu bangunan dapur tidak dijual karena untuk menaruh barang yang tidak terpakai," ucap Ngatemi.

"Tidak terpakai kan malah rusak to, jadi dijual saja. Ditawarkan Rp40 juta untuk dua limasan," tambah dia

Sebagai informasi, KKN di Desa Penari adalah film bergenre horor. Proses syutingnya sendiri memakan waktu 1,5 bulan pada tahun 2019.

Sementara itu, Syarkoni, M. Psi., psikolog klinis di RSUD. Siti Fatimah Palembang, Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), rasa takut dalam diri seseorang bisa diakibatkan karena sugesti.

Pemicu sugesti rasa takut itu bisa muncul dari banyak hal, salah satunya film horor.

"Sugesti rasa takut ini menimbulkan persepsi negatif terhadap lingkungan dan stimulasi yang ia Terima, baik terhadap suara mapun objek benda dan situasi yang mirip dengan yang ada dalam film horor tersebut," katanya kepada Kompas.com.

"Jadinya baper," tambahnya.

Untuk mengendalikan, seseorang harus mampu mengembalikan fungsi kognitif dan melihat sesuatu secara logis.

"Cara mengatasinya, rubah persepsi dalam diri anda bahwa sesuatu atau lingkungan yang anda jumpai adalah sesuatu yang tidak menakutkan tapi sesuatu atau situasi yang baik-baik saja," pungkasnya.

https://regional.kompas.com/read/2022/05/22/100329178/cerita-di-balik-keluarga-tinggalkan-dan-jual-rumah-lokasi-syuting-kkn-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke