Salin Artikel

Curhat Warga Solo Mengantre Minyak Goreng Curah di Pasar Gede, Rela Datang Usai Sahur

Antrean demi mendapatkan minyak goreng curah di Toko Sumber Jaya tersebut sudah terjadi dalam beberapa hari terakhir, setelah harga eceran tertinggi (HET) dicabut oleh pemerintah.

Warga antre sejak sesudah Sahur

Salah satu warga Suyatno mengatakan, dirinya rela datang sejak habis sahur untuk bisa membeli minyak goreng.

"Habis sahur terus ke sini bawa jeriken untuk antre minyak goreng," kata Yatno di sela-sela menunggu antrean minyak goreng curah, Sabtu.

Pria yang sehari-hari berjualan makanan ringan onde-onde ini memilih minyak goreng curah karena lebih murah dibandingkan minyak goreng kemasan.

Harga minyak goreng curah Rp 15.500 per kilogram. Sedangkan untuk minyak goreng kemasan harganya Rp 21.500 per liter.

Warga Jagalan, Jebres, Solo itu memilih membeli minyak goreng eceran untuk memenuhi kebutuhan usahanya sehari-hari, meski harus mengantre berjam-jam.

"Tadi dikasih nomor antrean pukul 08.00 WIB," ungkap dia.


Usaha terganggu

Yatno sudah melakoni usahanya membuat onde-onde sejak 10 tahun yang lalu.

Namun, sejak minyak goreng mengalami kelangkaan, produksi onde-onde Yatno terganggu.

Tidak setiap hari dirinya membuat onde-onde.

Yatno bahkan terpaksa mengambil libur dua hari sekali untuk mengantre membeli minyak goreng.

Sebab, untuk sekali produksi onde-onde, Yatno bisa menghabiskan dua jeriken minyak goreng ukuran 17 kilogram.

"Minyak goreng yang kemasan mahal. Sekarang yang curah lebih antre lagi, lebih susah lagi. Saya sehari dua jeriken habis," ungkap dia.

Warga lainnya, Mariyatun harus mengantre demi mendapatkan minyak goreng sejak malam hari. Mariyatun meninggalkan jerikennya di lokasi, kemudian dirinya baru kembali ke toko pukul 08.00 WIB.

"Tadi malam saya mengantrekan jeriken ke sini. Pukul 08.00 WIB kembali lagi ke sini ambil nomor antrean. Tadi dapat nomor antrean 10," kata warga Semanggi tersebut.

Dia mengaku baru sekali membeli minyak goreng sampai mengantre lama. Minyak goreng tersebut dipakai untuk menggoreng kerupuk karak.

"Saya ikut bantu paklik jualan kerupuk karak. Biasanya yang beli minyak paklik. Dari tadi pagi antre baru siang ini dapat minyak goreng," ungkap dia.

10 drum sehari

Pemilik Toko Sumber Jaya Pasar Gede Solo, Leni mengatakan, setiap hari menyetok 10 drum minyak goreng curah.

Saking banyaknya pembeli, 10 drum minyak goreng yang disiapkan tersebut langsung habis.

"Harganya Rp 15.500 per kilogram. Masih sesuai pemerintah," kata dia.

Menurut dia dalam sehari disediakan 100 nomor antrean dan khusus untuk warga Solo.

Setiap pembeli diberikan nomor antrean dan menyerahkan fotokopi identitas kartu tanda penduduk (KTP).

"Sementara KTP Solo. Sebagain ada yang sudah berlangganan dan ada yang baru," terang Leni.

https://regional.kompas.com/read/2022/04/02/151050778/curhat-warga-solo-mengantre-minyak-goreng-curah-di-pasar-gede-rela-datang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke