Salin Artikel

Tukudher, Tradisi Warga Kendal Menyambut Bulan Ramadhan

Tradisi untuk menyambut bulan puasa ini digelar di halaman parkir Masjid Al Muttaqin (masjid Abung) Kaliwungu.

Di tradisi tukudher itu, banyak pedagang yang berjualan makanan. Di antaranya telur Mimi (telur ikan Mimi sejenis ikan Pare).

Telur Mimi ini biasa dimakan dengan sambal kelapa. Lantaran hanya ada di saat menjelang puasa, telur Mimi ini dicari oleh masyarakat.

“Hanya ada dalam satu tahun sekali. Rasanya belum lengkap, kalau belum merasakan telur Mimi,” kata Ani, Jumat (1/04/2022).

Ani, warga Kaliwungu Selatan ini, mengaku selalu mencari telur Mimi sebelum Ramadhan tiba. Sama dengan Ani, Rikayanah, warga Sukomulyo, juga mengaku mencari telur Mimi.

Menurutnya, telur Mimi sangat enak jika dimakan campur sambal kelapa atau di botok. “Pedas, tapi enak,” ujar Rikayanah.

Salah satu pedagang telur Mimi, Maryati, mengatakan dirinya biasa menjual dagangannya dengan harga Rp 5.000 untuk satu plastik telur Mimi.

Sedangkan untuk satu pasang ikan mimi dijual dengan harga Rp 75.000. Maryati yang sudah bertahun-tahun mengais rezeki dari tradisi tukudher ini, mengaku senang setelah dua tahun vakum.

“Dua tahun tidak ada tradisi tukudher, dan tahun ini ikan Mimi mulai susah didapat. Sehingga pasokan yang dibawa sedikit,” ujar Maryati.

Selain telur Mimi, makanan tradisional lain yang dijual dalam tradisi tukudher adalah Sumpil., yang merupakan makanan dari beras dan dibungkus menggunakan daun bambu dan berbentuk segitiga.

Sumpil, yang biasa dimakan menggunakan sambal kelapa ini, juga ada saat bulan Maulud. Selain itu, ada juga pecel semangi dan sate keong, aneka bubur, dan ketan beraneka warna.

Budayawan asal Kaliwungu, Mujahirin Thohir, mengatakan tukudher adalah tradisi masyarakat Kaliwungu untuk menyambut bulan Ramadhan.

Guru besar Universitas Diponegoro Semarang tersebut menjelaskan dalam satu sisi, ada kebutuhan menyambut bulan Ramadhan sebagai bulan yang sangat dimuliakan, karena di dalamnya diyakini banyak limpahan pahala bagi yang berbuat kebajikan.

Sedang dalam sisi yang lain, selama bulan Ramadan, orang-orang yang berpuasa dilarang menikmati segala kesenangan duniawi seperti makan minum dan sejenisnya.

“Jadi sebagaimana praktiknya, tukuder bisa sebagai pertanda liminalitas, menikmati kebebasan, sebelum ada larangan,” jelas Mujahirin.

https://regional.kompas.com/read/2022/04/02/123819878/tukudher-tradisi-warga-kendal-menyambut-bulan-ramadhan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke