Salin Artikel

Sosiolog Uncen: Perlu Pendekatan Dialog Selesaikan Konflik Bersenjata di Papua

JAYAPURA, KOMPAS.Com - Konflik bersenjata antara Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dengan aparat TNI-Polri di Papua masih terus terjadi.

Terbaru, dua prajurit marinir tewas dan delapan lainnya luka-luka usai menjadi korban penyerangan KKB di Pos Satgas Mupe di Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga pada Sabtu (26/3/2022).

Kemudian pada awal Maret penyerangan KKB juga menewaskan delapan pekerja yang sedang memperbaiki tower BTS 3 Telkomsel di Distrik Ilaga, Puncak, Papua. 

 

Tanggapan Sosiolog

 

Untuk menyelesaikan konflik bersenjata yang masih terus terjadi di Papua, Sosiolog Universitas Cenderawasih (Uncen) Ave Lefaan mengusulkan perlu dilakukan pendekatan melalui dialog yang mempertemukan kedua belah pihak yang bertikai.

“Perlu komunikasi melalui dialog. Di mana kedua belah pihak yang bertikai duduk bersama-sama yang difasilitasi melalui dialog, sehingga dapat menyelesaikan konflik bersenjata di Papua,” ungkap Lefaan saat dihubungi Kompas.com melalui telepon selulernya, Selasa (29/03/2022).

Lefaan mengatakan, tanpa sebuah dialog, maka kedua belah pihak yang kini berkonflik di Papua tidak akan memahami  arti perjuangan yang dilakukan.

Oleh karena itu, pendekatan dialog untuk menyelesaikan konflik di Papua merupakan salah satu jalan kedamaian yang harus dilakukan dengan melibatkan pihak eksternal.

“Selama ini kan kita lihat kedua belah pihak yang berkonflik di Papua melakukan komunikasi secara internal antara kedua kelompok. Hal inilah yang membuat konflik bersenjata di Papua tidak akan pernah berakhir," katanya.

"Oleh karena itu, perlu komunikasi eksternal yang melibatkan pihak ketiga untuk memfasilitasi dialog menyelesaikan masalah yang selama ini terjadi di Papua,” imbuhnya.

Lefaan mengungkapkan, dialog yang dilakukan antara kedua belah pihak yang berkonflik selama ini di Papua tentunya tidak untuk mencari-cari kesalahan, tetapi bagaimana mencari jalan keluar agar penyelesaikan konflik bersenjata yang selama ini di Papua bisa cepat selesai.

“Dialog yang saya maksud adalah bagaimana mencari jalan keluar dan jalan kedamaian, sehingga masalah Papua yang selama ini menimbulkan konflik bersenjata di berbagai daerah di Papua bisa dapat diselesaikan,” ucapnya.

Lefaan menilai, jika tidak ada dialog yang dilakukan, maka sampai kapan pun konflik bersenjata yang terjadi saat ini di Papua tidak akan pernah berakhir.

Pihak eksternal yang dilibatkan pun, menurutnya, harus benar-benar netral untuk menyelesaikan berbagai konflik bersenjata yang terjadi di Papua.

“Dialog merupakan solusi yang terbaik untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di Papua. Tanpa dialog persoalan di Papua tidak akan pernah selesai,” katanya.

Lefaan yakin dengan dialog yang digagas dengan baik, maka dapat menyelesaikan berbagai konflik bersenjata yang ada di Papua.

Jika tidak, maka akan menimbulkan konflik secara terus menerus di tanah Papua.

“Perlu pendekatan secara sosiologis dan antropologis dengan menyediakan forum dialog yang dapat diterima oleh kedua belah pihak yang berkonflik, sehingga permasalahan di Papua dapat segera diselesaikan dan tidak merugikan warga sipil,” ucapnya.

https://regional.kompas.com/read/2022/03/29/101957178/sosiolog-uncen-perlu-pendekatan-dialog-selesaikan-konflik-bersenjata-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke