Salin Artikel

Keluh Wawali Solo yang Kewalahan Saat Sambut Jokowi karena Protokoler Istana

Teguh menggantikan posisi Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka yang sedang menjalani isolasi mandiri di rumah dinas Loji Gandrung karena positif Covid-19.

Pengalaman tidak menyenangkan itu dialami Teguh saat ketika menyambut kedatangan Jokowi pada acara Dies Natalis ke-46 Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo.

Sebagai kepala daerah sudah menjadi kewajiban menyambut Presiden Jokowi saat berkunjung ke Solo.

Apalagi, Teguh langsung diminta oleh Wali Kota Solo Gibran untuk menyambut kedatangan orang nomor satu di Indonesia tersebut.

"Artinya ada yang tidak terkomunikasikan dengan baik. Saya ditugaskan wali kota untuk menerima beliau (Presiden Jokowi). Jadi saya itu posisi kursinya itu sebagai wali kota. Wakilnya rakyat menerima presiden," kata Teguh di Solo, Jawa Tengah, Senin (14/3/2022).

Dari pihak Protokol Istana Negara menyampaikan kepada Teguh kalau dirinya sudah berada di dalam ruang senat tidak bisa keluar lagi.

Padahal, Teguh juga ingin menyambut kedatangan Jokowi di Solo Technopark (STP) setelah dari UNS.

"Waktu di UNS tugas saya apa tah? Bapak nanti kalau sudah masuk di ruang senat sudah tidak bisa keluar. Misalnya sudah dimulai acara terus aku kudu ngoyak nompo neng STP rak entok (misalnya sudah dimulai acara terus saya harus mengejar menerima di STP tidak boleh," sambung dia.


Teguh akhirnya berinisiatif untuk menyambut dari depan gedung.

Namun, ketika Jokowi mau masuk gedung dia dihampiri Paspampres diminta tidak mendekat karena sudah ada Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yang menyambut Jokowi sebagai tuan rumah.

"Pak Presiden mau lewat Paspampres datang, Pak Wakil ini sudah diwakili sama Pak Gubernur sebagai tuan rumah Pak Wakil langsung ke sana saja (STP). Saya lalu pindah," ucap Teguh menirukan Paspampres.

Teguh meninggalkan gedung Tower Ki Hadjar Dewantara UNS dan pindah ke STP yang merupakan lokasi kedua yang dikunjungi Jokowi setelah menghadiri Dies Natalis.

"Karena memang dari Protokol, kemudian dari Pak Rektor menyampaikan kepada saya mewakili menerima Pak Presiden di STP dengan Direkturnya STP. Saya pindah sama Mas Herwin," ungkap dia.

Lagi-lagi Teguh tidak bisa menyambut kedatangan Jokowi di STP karena harus tes PCR terlebih dahulu.

Padahal, dia sudah antigen. Teguh dari awal tidak diberitahu untuk melaksanakan PCR.

"Kurang 10 menit Paspampres sama Protokol mengikuti saya. Pak Wakil mohon izin tidak bisa mendekat karena harus PCR. Saya antigen, tapi saya tidak pernah dikasi tahu PCR. Saya datang sudah antigen di RS Dr Oen drive thru. Sampai di sana kurang 10 menit Presiden mau geser menyampaikan harus PCR," kata dia.

Teguh kemudian memilih untuk meninggalkan STP. Ketika dirinya hendak mencari mobil dinasnya mengaku dikejar dari Protokol Istana untuk diusakan bertemu Presiden. Namun, Teguh tetap memilih meninggalkan lokasi tersebut.

"Saya ini atas nama Wali Kota. Saya yang punya tempat ini. Pak mohon izin seandainya di sini tidak bisa mendekat. Lha ngapain saya di sini. Saya keluar. Saya cari mobil saya diparkirannya Taman Cerdas dikejar sama Protokol Istana. Pak Wakil mohon maaf nanti saya usahakan," terangnya.

"Saya bukan mau ingin dihargai, tidak. Tapi, saya ini jabatannya mewakili Wali Kota yang ditugaskan Wali Kota. Saya harus melaporkan hasil tugas saya. Saya punya etika, punya sopan santun, saya tahu. Kalau saya sakit tidak mungkin datang," lanjut dia.

https://regional.kompas.com/read/2022/03/15/051300178/keluh-wawali-solo-yang-kewalahan-saat-sambut-jokowi-karena-protokoler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke